Dzikir dan Amalan yang Memperlancar Rezeki
MADANINEWS.ID, JAKARTA — Sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
selalu penting untuk kita mengingat dan berpasrah kepada sang pencipta, tak
hanya saat susah dan gundah gulana, melainkan juga saat berbahagia. Salah satu perwujudan
dari mengingat Tuhan adalah melalui ibadah. Sebuah ritual yang ditujukan untuk
mengingat kebesaran Tuhan dan bersyukur atas segala karunia yang telah diberi
oleh-Nya. Meski begitu, Tuhan nyatanya tak meminta kita untuk terus-menerus
bersimpuh di hadap-Nya hingga kita abai urusan dunia.
Melalui Qs. Al Jum’ah ayat 10, Tuhan memerintahkan kita
untuk mengolah dan menikmati pula ciptaan dan rezeki yang telah disediakan-Nya.
“Apabila telah selesai beribadah, maka bergegaslah
menyebar ke (penjuru) bumi. Carilah rezeki Tuhan dan ingatlah Tuhan sesering
mungkin agar kamu menjadi orang-orang yang sukses,” demikian bunyi Surat
tersebut.
Tuhan tak mau kita jadikan ibadah sebagai satu-satunya
kesibukan diri; ada banyak hal seru lain yang perlu juga dinikmati. Jelajah dan
nikmatilah, sebab hal itu bisa pula menjadi bagian dari ibadah. Syaratnya,
selalu mengingat Tuhan di manapun kita berada. Sebab, sebagaimana direkam oleh
Alquran,
”Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya, dan
kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs. al-Mulk ayat 15).
Karenanya sangat penting saat hendak mencari rezeki, kita
meniatkannya karena Allah.
Agar mempermudah dibukakannya pintu rezeki, Rasulullah
SAW menganjurkan para sahabat untuk melazimkan suatu amal. Sementara Rasulullah
SAW sendiri menyebutkan buah dari amal tersebut atau tidak menyebutkannya sama
sekali.
Berikut ini merupakan amalan yang dianjurkan Rasul SAW
kepada sejumlah sahabatnya dengan faidah melonggarkan saluran-saluran rezeki.
Demikian disebutkan Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya
Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.
وردت عن
النبي صلى الله عليه وسلم في أحاديث صحيحة كثيرة، أمر بها بعض أصحابه لتوسعة الرزق،
وقال بعض العارفين: وهي مجربة لبسط الرزق الظاهر والباطن، وهي هذه: لا إله إلا
الله الملك الحق المبين، كل يوم مئة مرة. سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم،
أستغفر الله، كل يوم مئة مرة. واستحسن كثير من الأشياخ أن تكون بين سنة الصبح
والفريضة، فإن فاتت في ذلك فبعد صلاة الصبح وقبل طلوع الشمس، وإن فاتت في ذلك فعند
الزوال. فلا ينبغي للعبد أن يخلي يومه عنها.
Tersebut
dalam banyak hadits sahih sebuah riwayat di mana Nabi Muhammad SAW
memerintahkan sejumlah sahabatnya untuk mengamalkan bacaan ini demi memperlapang
rezeki. Sebagian ‘arifin mengatakan, amalan ini teruji dalam melapangkan rezeki
lahir maupun batin. Bacaan yang dimaksud ialah “La ilaha illallah. Almalikul
haqqul mubin” setiap hari 100 kali. “Subhanallahi wa bihamdih,
subhanallahil adzim, astaghfirullahal adzim” setiap hari 100 kali. Banyak
guru besar menganggap baik melazimkan bacaan ini saat di antara sembahyang
sunah Subuh dan sembahyang Subuh. Kalau kesempatan itu luput, maka bacalah
setelah Subuh hingga sebelum fajar menyingsing.
Bila di
waktu itu luput juga, maka bacalah setelah matahari gelincir (penanda Zhuhur).
Singkatnya, kalau bisa jangan sampai setiap orang mengarungi hari-harinya tanpa
bacaan ini.
Rezeki yang
dimaksud di atas mencakup rezeki lahir maupun batin. Artinya, tidak ada
salahnya kalau bacaan ini diamalkan oleh para murid yang cenderung bebal
menerima pelajaran atau mereka yang sulit mengubah kebiasaan buruk menjadi
baik. Yang jelas, amalan ini menambah pahala yang bersangkutan.
“La
ilaha illallah. Almalikul haqqul mubin. Muhammadur Rasulullah Ash-shadiqul
Wa‘dil Amin” merupakan kalimat yang tertera di pintu Ka‘bah. Siapa
membacanya, akan mendapat pahala yang besar. Demikian keterangan Mufti Jakarta
Habib Utsman bin Yahya dalam karyanya “Kitab Sifat Dua Puluh” dengan bahasa
Arab Melayu.
Abi Abdul Jabbar
0 komentar:
Posting Komentar