5 Amalan Bulan
Syawal yang Datangkan Pahala Berlimpah dan Berbalas Surga
Jakarta - Ada sejumlah amalan bulan Syawal yang dapat
dikerjakan setiap muslim. Amalan ini akan mendatangkan pahala berlimpah apabila
dikerjakan semata-mata karena Allah.
Syawal merupakan bulan kemenangan bagi umat Islam setelah
menjalani ibadah puasa Ramadan. Muhammad bin Allan Al Shiddiqi dalam Dalil Al
Falihin mengatakan, kata Syawal diambil dari kalimat Sya-lat al-ibil yang
artinya seekor unta yang mengangkat ekornya.
Pendapat ini senada dengan Ibnu Manzur dalam Lisanul
Arab. Hanya saja kata Syawal diambil dari Syalat an-naqah bin dzanabiha.
Pendapat lain mengatakan Syawal berasal dari kata syala
yang artinya meninggi. Di bulan ini umat Islam mendapatkan peningkatan derajat
di sisi Allah SWT atas ibadah bulan Ramadan yang telah dilalui.
Amalan-amalan di Bulan Syawal
Salah satu amalan yang dapat dikerjakan di bulan Syawal
adalah puasa. Disebutkan dalam Kitab Latha'if al-Ma'arif, Ibnu Rajab Al-Hambali
mengatakan bahwa berpuasa di bulan Syawal setelah Ramadan akan menyempurnakan
ganjaran berpuasa setahun penuh.
Berikut amalan bulan Syawal yang dapat dikerjakan
selengkapnya:
1. Puasa 6 Hari
Puasa enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan
seperti puasa sepanjang tahun. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang
berasal dari Abu Ayub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر
"Barang
siapa berpuasa Ramadan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan
Syawal, maka itu setara dengan puasa sepanjang tahun." (HR Muslim, Imam
Ahmad juga meriwayatkan dari hadits Jabir).
Tsauban
meriwayatkan dalam hadits yang berbunyi, "Puasa Ramadan pahalanya senilai
dengan puasa sepuluh bulan dan puasa enam hari pahalanya senilai dengan puasa
dua bulan. Jumlah semuanya satu tahun penuh." (Diriwayatkan Sa'id bin
Manshur dengan sanadnya dari Tsauban).
2. Puasa
Senin Kamis
Beberapa
riwayat mengatakan puasa Senin dan Kamis merupakan salah satu puasa sunnah yang
dianjurkan Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut ini,
Dari Aisyah
ra ia mengatakan: "Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh
dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. Tirmidzi, An-Nasai,
Ibnu Majah, Imam Ahmad).
Dikutip dari
buku Puasa Senin-Kamis oleh Mahmud Ahmad Mustafa, hari Senin dan Kamis
merupakan hari diperiksanya amal seseorang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Amal-amal
perbuatan itu diajukan (diaudit) pada hari Senin dan Kamis, oleh karena itu aku
ingin amal perbuatanku diajukan (diaudit) pada saat aku sedang puasa." (HR
Tirmidzi).
3. Puasa
Ayyamul Bidh
Amalan
sunnah di bulan Syawal lainnya adalah puasa Ayyamul Bidh. Puasa sunnah ini
dikerjakan setiap tangal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriah) setiap bulannya.
Dalam
riwayat Bukhari yang berasal dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash RA disebutkan,
salah satu keutamaan dari puasa Ayyamul Bidh adalah seperti berpuasa sepanjang
tahun. Keutamaan ini juga dijelaskan dalam riwayat Abu Daud.
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Artinya:
"Puasa tiga hari di setiap bulannya adalah seperti berpuasa sepanjang
tahun." (HR Bukhari).
Puasa
Ayyamul Bidh juga menjadi salah satu dari tiga hal yang tidak pernah
ditinggalkan oleh Nabi SAW. Sebagaimana tertulis dalam riwayat Bukhari dan
Muslim, Rasulullah SAW memberikan tiga wasiat kepada salah seorang sahabatnya,
Abu Darda.
أَوْصَانِى خَلِيلِى
بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Artinya:
"Rasulullah SAW berpesan kepadaku tiga hal yang aku tidak meninggalkannya
hingga aku mati, yaitu berpuasa setiap tiga hari pada setiap bulannya,
mengerjakan dua rakaat salat duha, serta salat witir sebelum tidur." (HR
Bukhari dan Muslim).
4.
Silaturahmi
Syawal
adalah bulan yang baik untuk menyambung tali silaturahmi. Dalam salah satu
riwayat, Rasulullah SAW menjelaskan apa yang dimaksud dengan silaturahmi,
لَيْسَ الْوَاصِلُ
بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
Artinya:
"Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Tetapi seorang yang
berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (relatif) merusak
hubungan persaudaraan dengan dirinya." (HR Bukhari).
Perintah
silaturahmi termaktub dalam hadits yang berasal dari Abu Ayub Al-Anshari, dia
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ
تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ
الرَّحِمَ، ذَرْهَ
Artinya:
"Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah
salat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang tua dan
saudara." (HR Bukhari).
5.
Bersedekah
Sedekah
merupakan salah satu bentuk ungkapan syukur atas nikmat Allah SWT. Amalan mulia
ini dapat dilakukan dengan berbagai hal, tidak semata-mata melalui harta.
Bahkan, berkata baik juga termasuk sedekah. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah
SAW bersabda:
"Setiap
ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari di saat terbitnya matahari:
berbuat adil terhadap dua orang (mendamaikan) adalah sedekah; menolong
seseorang naik kendaraannya, membimbingnya, dan mengangkat barang bawaannya
adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah; Berkata yang baik juga
termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan salat
adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah
sedekah." (HR Bukhari dan Muslim).
Kristina -
detikEdu
0 komentar:
Posting Komentar