Doa Minta Hujan
Berhenti Sesuai Tuntunan Hadist
Jakarta - Hujan deras yang turun selama beberapa hari
telah merendam sebagian wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Banjir dan hujan
deras kemungkinan masih akan turun selama beberapa hari mendatang sesuai perkiraan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Turunnya hujan deras ternyata sempat terjadi di zaman
Nabi Muhammad SAW. Umat yang putus asa karena air mengakibatkan stok makanan
busuk dan akses jalan terputus, akhirnya datang pada Rasulullah SAW. Nabi
kemudian memanjatkan doa pada Allah SWT untuk menolong umatnya,
اللَّهُمّ
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ
وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma
haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi,
wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari
Artinya:
"Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak
kami. Ya Allah, turukan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut
lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan." (HR Bukhari).
Hadist
shahih diceritakan Anas bin Malik dan dinarasikan Sharik bin 'Abdullah bin Abi
Namir. Dikutip dari situs sahih-bukhari, hadis tersebut menceritakan seorang
pria yang berbicara di depan Nabi Muhammad SAW yang sedang menyampaikan khotbah
Jumat.
Pria
tersebut masuk masjid dan meminta Nabi Muhammad SAW supaya berdoa pada Allah
SWT untuk menurunkan hujan. Nabi dikisahkan langsung mengangkat kedua tangannya
dan berdoa pada Allah SWT. Usai berdoa, awan mendung seketika turun dan menjadi
hujan selama seminggu.
Derasnya
hujan yang turun diceritakan mengakibatkan matahari sampai tidak terlihat.
Sekitar satu minggu kemudian pada hari Jumat, seorang pria kembali menemui Nabi
Muhammad yang sedang menyampaikan khotbah.
Pria
tersebut meminta hujan segera berhenti dan Nabi Muhammad SAW kemudian berdoa.
Sharik dikisahkan bertanya pada Anas apakah pria yang meminta hujan turun dan
berhenti adalah orang yang sama, namun Anas menjawab tidak tahu.
Menurunkan
dan memberhentikan hujan adalah kuasa Allah SWT, yang tiada keraguan di
dalamnya. Al-Qur'an telah menyebutkan hal ini salah satunya dalam Surat Hud
ayat 44. Atas izin Allah SWT hujan berhenti sehingga kaum yang ikut Nabi Nuh AS
selamat, sedangkan golongan kafir tewas tenggelam.
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي
مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ
عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Wa qīla
yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat
'alal-jụdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn
Artinya:
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan)
berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera
itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang
yang zalim." (row/erd)
0 komentar:
Posting Komentar