Keberkahan Waktu antara Maghrib dan Isya, Manfaatkanlah
Buat Ibadah
BincangSyariah.Com– Setiap waktu mempunyai rahasia dan
keberkahan tersendiri. Dan tak jarang ada amal atau wirid khusus yang
dianjurkan pada waktu tertentu. Waktu antara Maghrib dan Isya misalnya. Waktu
ini sangat pendek, mungkin kurang lebih satu jam. Tapi di dalamnya terdapat
keberkahan yang perlu kita jemput dengan amal.
“Ma bainal Isyaain“, begitulah kata kunci yang bisa kita
cari dalam beberapa kitab, uatamanya kitab-kitab nasihat yang membahas tentang
keutamaan waktu antara Maghrib dan Isya.
Salah satu kitab yang memuat tentang pembahasan ini
adalah Kitab Risalatul Muawanah karya Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad,
seorang waliyullah masyhur yang juga penyusun Ratib al-Haddad dan Wirdul Latif.
ومن
السنة إحياء ما بين العشائين، وقد ورد في فضله أخبار وآثار، وحسبك من ذلك أن أحمد
بن أبي الحواري شاور شيخه أبا سليمان رحمهما الله تعالى في أن يصوم النهار أو يحيي
ما بين العشائين فقال: اجمع بينهما. فقال: لا أستطيع لأني متى صمت أشتغل بالإفطار
في هذا الوقت. فقال له إذا لم تستطع أن تجمع بينهما فدع صيام النهار وأحي ما بين
العشائين
Sebagian
dari sunnah Rasulullah SAW adalah menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya.
Telah banyak hadis dan ucapan sahabat tentang keutamaan menghidupkan waktu ini.
Dalam hal
ini cukuplah cerita tentang Ahmad bin Abi Al-Hawariy yang bertanya pada
gurunya, Syaikh Abu Sulaiman rahimahullah
”Wahai
guru, mana yang lebih utama, puasa di siang hari atau menghidupkan waktu antara
Maghrib dan Isya dengan amal shaleh?”
“Kerjakan kedua-duanya,”
jawab gurunya.“Tetapi saya tidak mampu mengerjakan keduanya. Karena, jika saya
berpuasa, waktu antara Maghrib dan Isya adalah saat sibuk untuk berbuka.”
“Kalau
demikian tinggalkan puasa dan isilah waktu antara Maghrib dan Isya dengan amal
shaleh.”
Cerita
antara guru dan murid di atas cukup memberikan gambaran tentang anjuran jangan
sampai melewatkan waktu ini dengan amal shaleh.
Maka amal
shaleh apa saja yang bisa dilakukan pada waktu penuh berkah ini?
Setidaknya
ada empat amal yang dianjurkan pada waktu petang ini.
Pertama,
shalat
Amal
pertama yang dianjurkan adalah melakukan shalat sunnah. Shalat sunnah ini
menurut sebagian ulama disebut dengan shalat sunnah awwabin. Tapi menurut
pendapat yang lain, shalat sunnah awwabin adalah nama lain dari shalat dhuha.
Mengacu
pada yang berpendapat disunnahkan melakukan shalat sunnah awwabin pada waktu
ini, maka jumlah rakayatnya maksimal 20. Bisa juga dengan 6, 4 atau dua rakaat,
dan dilakukan tanpa berjamaah. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Zainudin Al-Malibari
dalam Fathul Mu’in
“Di antara
shalat yang tidak disunahkan dilakukan secara berjamaah adalah shalat Awwabin.
Ia berjumlah 20 rakaat dan dilakukan antara shalat Maghrib dan Isya.
Diriwayatkan bahwa ia berjumlah 6 rakaat, 4 rakaat dan 2 rakaat, dan 2 rakaat
ini adalah jumlah rakaat paling sedikit.”
Adapun tata
cara melakukan Shalat Sunnah Awwabin ini adalah sebagai berikut
Pertama,
niat melakukan Shalat Sunnah Awwabin dalam hati bersamasaan dengan takbiratul
ihram. Lafadz niatnya sebagai berikut
اُصَلِّى سُنَّةَ
الأَوَّابِينَ رَكَعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى
Saya niat
shalat sunah awwabin dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Kedua, pada
setiap rakaat setelah membaca surah Al-Fatihah disunahkan membaca surah
Al-Ikhlas sebanyak 6 kali, surah Al-Falaq sekali dan surah Al-Nas sekali.
Begitu juga pada rakaat kdua.
Ketiga,
setelah salam disunahkan untuk membaca doa berikut
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ
ﺃَﺳْﺘَﻮْﺩِﻋُﻚَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧِﻲْ ﻓِﻰْ ﺣَﻴَﺎﺗِﻲْ ﻭَﻋِﻨْﺪَ ﻣَﻤَﺎﺗِﻲْ ﻭَﺑَﻌْﺪَﻣَﻤَﺎﺗِﻲْ
ﻓَﺎﺣْﻔَﻈْﻪُ ﻋَﻠَﻲَّ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ شيْئٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ
Ya Allah,
aku titipkan imanku baik ketika aku masih hidup, pada saat meninggal dan
setelah meninggal. Jagalah iman tersebut untukku, sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Tentang
keutamaan shalat ini, banyak hadis yang menjelaskan. Saya kutipkan salah
satunya. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى بَعْدَ
الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَا يَتَكَلَّمُ بَيْنَهُنَّ بِسُوْءٍ عَدَلْنَ لَهُ
عِبَادَةَ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً
Barangsiapa
shalat (sunnah) enam rakaat setelah shalat Maghrib, tanpa diselingi dengan
pembicaraan kotor, maka salat tersebut mampu mengimbangi ibadah selama dua
belas tahun.(HR. Tirmudzi)
Kedua,
dzikir
Di dalam
kitabnya yang lain yang berjudul Nashaih al-Diniyyah wa al-Washaya al-Imaniyah,
Imam Al-Haddad menjelaskan bahwa amal yang bisa dilakukan pada waktu ini adalah
dzikir.
Di antara
amal-amal yang sangat disunnahkan ialah menghidup-hidupkan waktu antara salat
maghrib dan Isya dengan salat — dan ini yang paling utama –, dengan membaca
Quran dan zikir pada Allah – entah itu tasbih, tahlil dan semacamnya.”
Ketiga,
Baca Al-Qur’an
Tentang
anjuran membaca Al-Qur’an pada waktu ini, juga dijelaskan dalam Nashaihud
Diniyyah
Dianjurkan
pula untuk membaca Al-Quran, khususnya surah-surah Alif-lam-mim Sajadah,
Ad-Dukhan, Al-Waqi’ah, Tabarak, Al-A’la, Az-Zilzal, At-Takatsur, Al-Quraisy,
Al-Kafirun, An-Nashr, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
Keempat,
i’tikaf
Kemudian
amal terakhir yang bisa dilakukan dalam rangka mendapatkan keberkahan waktu
antara Maghrib dan Isya adalah dengan melakukan i’tikaf sambil menunggu
masuknya waktu Isya.
Penulis Urfatur
Rahmah
0 komentar:
Posting Komentar