Tiga Pesan Nabi SAW
Nabi SAW bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana
dan kapan saja engkau berada. Susullah keburukan dengan amal kebaikan sebab itu
bisa menghapusnya. Tunjukkan akhlak yang baik kepada manusia!" (HR
at-Tirmidzi).
Pesan Nabi SAW di atas adalah pesan yang sangat berharga.
Pesan tersebut berlaku bagi semua umatnya hingga hari kemudian. Mengamalkannya
merupakan jaminan kesuksesan dunia dan akhirat.
Pertama adalah pesan untuk bertakwa di mana dan kapan saja
berada. Takwa adalah tujuan dari segala tujuan hidup manusia. Secara bahasa
takwa berarti melindungi dari dari mara bahaya. Hakikat takwa adalah
melaksanakan perintah dan menjauhi larangan; bersyukur dan tidak kufur; ingat
kepada-Nya dan tidak lupa; serta taat dan tidak bermaksiat.
Orang yang berhasil menata hidupnya dalam ketakwaan, akan
mendapatkan banyak kebaikan. Ia bisa mencapai derajat kewalian (lihat QS Yunus:
62-63). Ia layak menjadi orang yang mulia di sisi Allah (lihat QS al-
Hujurat:13). Ia akan dibimbing untuk bisa membedakan antara hak dan batil
(lihat QS al-Anfal: 29). Ia akan mendapatkan solusi dan jalan keluar dari
segala persoalan (QS ath-Thalaq: 3-4). Serta ia juga akan mendapat pengampunan
dosa sekaligus limpahan pahala (lihat QS QS ath-Thalaq: 5). Karena itu, Nabi SAW
selalu memberikan pesan untuk bertakwa dalam setiap kesempatan. Itulah bekal
terbaik manusia dalam menjalani kehidupan.
Kedua, pesan untuk senantiasa menyusul keburukan dengan amal
kebaikan. Pasalnya, sehebat apa pun usaha untuk menata ketakwaan, kita tetaplah
manusia yang tidak lepas dari dosa dan salah. Manusia bukan malaikat dan bukan
pula bidadari surga. Manusia tempatnya lupa dan alfa. Ada saat ia jatuh dan
tergelincir pada kesalahan.
Namun demikian, Nabi SAW tidak ingin umatnya berputus asa
dan patah semangat untuk menjadi orang baik. Beliau memberikan jalan keluar.
Yaitu pada saat seseorang tergelincir dalam kesalahan, ia tidak boleh diam dan
terus membiarkan diri di dalamnya. Apalagi bangga dan memamerkan kesalahan yang
ada. Sebab, dosa dan kesalahan yang dibiarkan bisa membesar dan menjadi petaka.
Hati bisa menjadi rusak dan berkarat sebagaimana firman Allah dalam surah
al-Muthaffifin ayat 14. Tempat dilakukannya dosa dan maksiat juga bisa menjadi
saksi di akhirat.
Karena itu, Nabi SAW menyuruh segera menyusul keburukan
dengan amal kebaikan. Hal itu agar hati segera menjadi bersih kembali tidak
sampai berkarat. Juga agar semua tempat kita berpijak dan beraktivitas tidak
menjadi saksi keburukan. Akan tetapi, sebaliknya, menjadi saksi kebaikan.
Ketiga, pesan untuk berakhlak baik kepada manusia. Pasalnya,
ketakwaan kepada Allah dan usaha menjaganya bisa hancur berantakan lantaran
akhlak buruk kita. Ahli ibadah bisa bangkrut dan celaka lantaran akhlak
buruknya. Orang yang tekun salat dan rajin puasa bisa binasa lantaran perbuatan
keji yang dilakukannya.
Atas dasar itulah, ketakwaan harus dirawat dan dijaga
dengan cara menunjukkan akhlak mulia. Iman baru bernilai bila disertai akhlak
yang mulia. Ibadah baru diterima bila berhias akhlak mulia. Ilmu juga baru
bermanfaat bila melahirkan akhlak mulia. Itulah sebabnya Nabi SAW bersabda,
"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR Ahmad).
Oleh: Fauzi
Bahreisy
Red: Agung
Sasongko
0 komentar:
Posting Komentar