Sholat Syuruq Bagi Wanita – Ketentuan dan Dalilnya
Shalat syuruq atau biasa disebut isyraq merupakan sholat
sunnah dua rakaat yang dilakukan sebelum shalat dhuha. Menurut bahasa, syuruq
memiliki arti terbitnya matahari. Shalat ini biasanya dilakukan oleh para
lelaki setelah menjalankan shalat subuh di masjid. Mereka duduk berdizikir
hingga terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat syuruq. Menurut hadist
nabi, shalat syuruq memiliki pahala yang besar disisi Allah Ta’ala. Bahkan
menyamai pahalanya orang yang menunaikan ibadah umrah dan haji.
Dari Anas bin Malik R.a berkata, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang shalat pagi hari
(subuh) secara berjamaah, kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah SWT hingga
terbitnya matahari, kemudian ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti
pahala mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sempurna,
sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi). Hadist ini dikatakan bersifat hasan
gharib.
Lalu, bagaimana sholat syuruf bagi wanita?Tanpa shalat
subuh berjamaah di masjid, bolehkah wanita melakukan shalat syuruq di rumah?
Dan apakah pahalanya tetap sama? Berikut ulasan lengkapnya!
Pelaksanaan Sholat Syuruq Bagi Wanita
Dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin, bahwasahnya sholat
syuruq (isyraq) merupakan sholat yang dilakukan setelah matahati mencapai tingi
satu tombak. Kira-kira sekitar 15 menit setelah matahari terbit. Adapun sholat
ini biasanya dilakukan dalam masjid. Umumnya para pria duduk-duduk dalam masjid
setelah sholat subuh. Mereka melakukan dzikir, wirid, dan membaca Al-Quran.
Atau juga bisa serambi mendengarkan ceramah atau kajian. Setelah matahari mulai
meninggi, di saat itulah mereka melakukan sholat syuruf sebanyak 2 rakaat.
Nah, apakah seorang wanita yang sholat di rumah diperbolehkan
mengerjakan ibadah ini? Jawabannya seorang wanita diperbolehkan melakukan
sholat syuruq. Namun untuk urusan pahala, terdapat perbedaan pendapat di
kalangan ulama.
Menurut Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Beliau adalah seorang mufti di kerajaan Saudia Arabia.
Menurutnya wanita yang melakukan sholat syuruq
akan memperoleh pahala yang sama dengan pria yang menjalankan sholat
tersebut di masjid, yakni pahala haji dan umrah. Beliau berkata:
“Jika wanita duduk di tempat shalatnya setelah shalat Shubuh
lalu berdzikir pada Allah, membaca Al-Qur’an, sampai matahari meninggi, lalu ia
melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia mendapatkan pahala yang dijanjikan
dalam shalat isyroq, yaitu akan dicatat mendapatkan pahala haji dan umrah yang
sempurna.”
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
Beliau berpendapat bahwa tidak mengapa wanita menjalankan
sholat syuruf di rumah. Namun pahalanya tidak setara dengan ibadah haji dan
umrah. Ia hanya memperoleh catatan pahala baik semata.
Menurut Fatwa Syaikh Bin Baz nomor 2622
“Seorang wanita di rumahnya dia duduk di tempat
shalatnya, sedang lelaki duduk di tempat shalatnya di masjid hingga terbit
matahari, kemudian shalat dua rakaat. Ini semuanya kebaikan yang agung,
menyibukkan diri dengan dzikir kepada Allah, dengan doa, dengan membaca
Al-Qur’an, alhamdulillah. Jika ia berbicara dengan saudaranya jika diperlukan
maka tidak mengapa, atau wanita tadi berbicara dengan suaminya, dengan ibunya
atau dengan yang lain selama dibutuhkan maka tidak mengapa.”
Perbedaan sholat Syuruq dengan sholat Dhuha
Terdapat beda pendapat diantara para ulama tentang sholat
syuruq dan dhuha. Beberapa ada yang menganggap bahwa sholat syuruq sama dengan
dhuha. Namun adapula yang menganggap itu berbeda.
Menurut Imam Al-Hakim dalam kitab Mustadrak no 6873 dan
tafsir imam ath-Thabary
Menurut beliau sholat dhuhah sama dengan sholat syuruf.
“Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu dulu tidak
mendirikan shalat Dhuha sampai kami masukkan beliau ke hadapan Ummu Hani, maka
aku (Abdullah bin al-Harits yang meriwayatkan hadits ini) berkata kepada Ummu
Hani’: ‘Beri tahukan kepada Ibnu ‘Abbas
apa yang telah engkau beri tahukan kepada kami. Lalu Ummu Hani pun berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah masuk ke rumahku dan kemudian
beliau shalat Dhuha sebanyak delapan rakaat. Maka setelah itu Ibnu Abbas pun
keluar dan beliau berkata : Aku telah membaca Ayat-Ayat yang ada di antara
papan ini (Al-Qur’an) dan aku tidak mengetahui adanya shalat al-Isyraq kecuali
sekarang ini. Kemudian beliau membaca Ayat ke-18 dalam surat as-Shad.
‘…Bertasbih (gunung-gunung itu) pada waktu sore dan waktu Isyraq [pagi]).
kemudian Ibnu Abbas berkata : “(delapan rakaat yang dikerjakan Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam tersebut) inilah shalat al-Isyraq.”
Syekh Ibnu Utsaimin
Dijelaskan dalam kitab Liqa Al-Bab Al Maftuh (141-24),
beliau berpendapat:
“Shalat sunah isyraq adalah shalat sunah dhuha. Jika
ditunaikan segera sejak matahari terbit dan meninggi seukuran tombak, maka dia
disebut shalat isyraq, jika dilakukan pada akhir waktu atau pertengahan waktu,
maka dia dinamakan shalat dhuha. Akan tetapi, secara keseluruhan dia adalah
shalat dhuha. Karena para ulama berkata bahwa waktu shalat dhuha adalah sejak
meningginya matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir.”
Menurut Beliau, sholat syuruq termasuk sholat dhuha.
Sebab kedua sholat sunnah ini sama-sama dikerjakan setelah matahari terbit.
Tepatnya 15-20 menit sesudah matahari terbit di ufuk timur langit.
Imam Al-Ghazali
Beliau berpendapat bahwa sholat syuruq berbeda dari
sholat dhuha. Kedua sholat ini memiliki waktu yang berbeda meski berdekatan.
Menurutnya, waktu shalat isyraq adalah sejak matahari terbit, yaitu sejak
terlewatnya waktu yang dilarang untuk waktu shalat.
Sebenarnya jika dikaji dari hadistnya, terdapat beberapa
pembeda antara sholat syuruq dan sholat dhuha. Sholat syuruq dikerjakan dengan
cara berurutan, setelah sholat shubuh melakukan dizikir-dzikir lalu saat
matahari terbit (kira-kira 15 menit setelahnya) maka segera berdiri menjalankan
sholat syuruq.
Sedangkan sholat dhuha boleh dikerjakan secara terpisah
dari sholat subuh. Dalam artian, setelah sholat subuh, kita diperbolehkan
beraktivitas dan melaksanakan berbagai
hal. Kemudian sholat dhuha lebih utama dilakukan ketika terik matahari
telah memanas, sekitar pukul 10 pagi.
Dari Zaid bin Arqam, beliau berkata:
“Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang ke
masjid Qubba’ atau masuk ke dalam masjid Qubba’ sesudah matahari terbit yang
pada saat itu mereka sedang mengerjakan shalat (Dhuha). Lalu beliau bersabda,
“Sesungguhnya shalatnya awwaabin (orang
yang banyak taan kepada Allah) yang mereka mengerjakannya apabila anak onta
sudah kepanasan.” (HR. Imam Ahmad-Muslim).
Tata Cara Sholat Syuruq
Tata cara sholat syuruq sebenarnya mirip dengan sholat
dhuha. Untuk masalah niatnya, terdapat perbedaan pendapat diantara ulama. Ada
yang mengatakan niat sholat syuruq sama dengan dhuha. Ada yang mengatakan
berbeda.
Untuk niat sholat syuruq yakni: “Ushalli sunnatal isyraqi
rak’ataini lillahi ta’ala”.
Artinya: Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena
Allah.
Setelah membaca niat, takbir dan menjalankan sholat
seperti pada umumnya sesuai rukun sholat. Sholat ini dikerjakan sebanyak 2
rakaat. Untuk bacaan surat pendek yang dibaca saat posisi berdiri sebenarnya
diperbolehkan bacaan apa saja. Namun menurut ulama, lebih diutamakan Ad-Dhuha
(di rakaat pertama) dan Asy-Syarh (di rakaat kedua).
Seusai sholat, membaca doa:
اَللَّهُمَّ
يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ
وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ
إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ
الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا
يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ
الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ
عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ
أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ
Artinya:
“Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan
wasilah Baitul Ma’mur, aku meminta
kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya,
yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan
tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah
berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku.
Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari,
dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari
ma’rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh
mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan
kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu
tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta’dzim Wahai
Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan
segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami,
kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik
yang masih hidup ataupun yang telah meninggal”.
Demikianlah
penjelasan tentang sholat syuruq bagi wanita serta tata car apengerjaannya.
Semoga bermanfaat.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Main dan Menangkan permainan bersama kami di ARENADOMINO 8 permainan poker online tanpa robot silahkan main dan buktikan sendiri jika kesulitan bisa
dibantu dalam pendaftaran silahkan langsung bergabung untuk info lebih jelas WA +855 96 4967353
Posting Komentar