Inilah Sedekah yang
Paling Besar Pahalanya
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Moch Hisyam
Suatu ketika ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW
seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar
pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil
(suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan, janganlah
kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu
baru berkata, 'Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian', padahal harta itu
sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (HR Bukhari dan Muslim).
Salah satu pelajaran yang terkandung dalam hadis yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah di atas adalah anjuran kepada kita untuk
bersegera bersedekah dan melakukan amal-amal baik lainnya. Tegasnya, berbuat
baik itu jangan ditunda-tunda, harus segera dilaksanakan. Hal ini selaras
dengan firman Allah SWT dalam al-Baqarah (2) ayat 148, “Maka berlomba-lombalah
kamu (dalam berbuat) kebaikan.”
Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda, “Perlahan-lahan
dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam perbuatan yang berkenaan dengan
akhirat.” (HR Abu Dawud, Baihaqi, dan Hakim). Bila kita menunda-nunda amal
kebaikan bisa menjadikan amal baik yang akan kita lakukan itu tidak terlaksana.
Itu karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput diri kita.
Boleh jadi karena menunda-nunda amal, ajal keburu
menjemput diri kita sehingga kita tidak sempat melakukan amal baik yang telah
kita niatkan. Selain itu, bila kita menunda-nunda amal baik bisa menyebabkan
niat kita menjadi berubah karena ketika kita menunda-nunda berbuat baik sama
dengan membuka kesempatan pada hawa nafsu dan setan untuk mengganggu dan
menggoda diri kita.
Karena, hawa nafsu dan setan senantiasa mengajak kepada
keburukan dan menghalangi kita berbuat
kebaikan. Allah berfirman, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf [12] : 53).
Dalam ayat lain disebutkan, “Dan, sesungguhnya
syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan
mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Az-Zukhruf [43] : 37).
Untuk itu, bila kita mempunyai niat berbuat kebaikan hendaknya bersegera
melakukannya agar kita segera memperoleh kebaikan dan sebagai upaya kita
menyempurnakan kebaikan yang kita lakukan.
Di dalam atsar Abdullah Ibnu Abbas, dikatakan, “Tidak
sempurna kebaikan kecuali dengan menyegerakannya karena jika disegerakan hal
itu akan lebih menyenangkan pihak yang berkepentingan.” Akhirnya, mari kita
renungi sebuah kisah sebagai ibrah dan mauizdah bagi kita untuk menyegerakan
setiap kebaikan yang telah kita niatkan.
Dikisahkan, “Seorang saleh yang sedang berada di kamar
mandi pernah memanggil budaknya dan menyuruhnya untuk memberikan sedekah kepada
seseorang. Maka, budak itu berkata kepadanya, 'Mengapa tuan tidak bersabar
dulu, hingga tuan keluar dari kamar mandi?' Dia menjawab, 'Saya mempunyai niat
untuk berbuat baik dan saya takut niat itu berubah. Oleh karena itu, begitu
mempunyai niat, saya segera mengikutinya dan melaksanakannya.'” Wallahu'alam.
0 komentar:
Posting Komentar