Mengenal jam tubuh
Anda
Mengenali jam
biologis tubuh atau ritme sirkadian itu penting.
Pemilihan waktu adalah hal penting dalam banyak hal,
termasuk kesehatan. Waktu memengaruhi hampir segala aspek dalam hal kesehatan
dan kesejahteraan manusia.
Profesor Russel Foster, dari Oxford University adalah
salah satu pakar yang banyak meneliti hal ini. Temuannya seputar pengaturan jam
biologis yang efektif dimuat dalam buku Rhythms of Life: The Biological Clocks
that Control the Daily Lives of Every Living Thing.
"Seluruh kehidupan di bumi telah berevolusi di bawah
siklus terang dan gelap yang berubah secara berirama, dan organisme dari
bakteri bersel tunggal sampai manusia punya representasi internal tentang
waktu," kata Foster dikutip Daily Mail.
Jika dulu Anda percaya hanya punya satu jam biologis yang
mengatur segalanya. Para ilmuwan kini yakin manusia punya lebih dari satu,
bahkan banyak jam biologis.
"Faktanya, seluruh bagian tubuh memiliki jam
biologisnya sendiri. Beberapa dapat memengaruhi jam biologis pusat yang ada di
otak," kata Profesor Michael Hastings dari Cambridge University.
Jadi bayangkanlah tubuh Anda layaknya orkestra. Jam
biologis utama di otak adalah kondekturnya. Ia mengatur ritme jam biologis di
bagian tubuh lain agar bisa berirama dengan baik.
Dengan mengenali apa yang biasa terjadi dalam tubuh pada
waktu tertentu, Anda dapat memanfaatkannya untuk mencari waktu terbaik.
Kelak, dalam banyak hal, Anda akan mendapat hasil
maksimal. Alhasil, lebih sehat.
Pukul 6 pagi
Menurut Foster, kemungkinan serangan jantung antara pukul
6 pagi hingga siang 49 persen lebih tinggi dari jam jam lain sepanjang hari.
Ini karena darah Anda lebih kental cenderung mudah menggumpal.
Tekanan darah naik dengan cepat selagi Anda bangun tidur,
sementara di pagi hari, pembuluh darah juga dalam kondisi paling tidak
fleksibel.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya angin duduk atau
angina antara pukul 6 hingga 8 pagi, dan meningkatnya risiko serangan jantung
maupun stroke antara pukul 8 dan 10 pagi.
Pukul 7 pagi
Demam, migrain dan peradangan sendi cenderung menyerang
di waktu ini. Anda bisa mengatasinya dengan menyimpan obat --jika ada-- dan
segelas air di meja sisi tempat tidur.
Jangan lupa memasang alarm satu jam sebelum waktu bangun
biasanya. Jika tiba saatnya, bangun, minumlah obat dan kembali tidur.
Jika Anda harus makan sebelum mengonsumsi obat tersebut,
sediakan juga beberapa keping biskuit rendah kalori.
Pukul 8 pagi
Jika Anda belum lama bangun tidur, dan dalam keluarga ada
keturunan penyakit jantung, maka berolahraga di sekitar jam ini tidak
disarankan. Sebab, menurut Foster, sistem tubuh belum siap untuk beban ekstra.
Lebih baik tunda sesi olahraga.
Aktivitas yang disarankan justru seks. Pada sekitar pukul
8 pagi, produksi sperma pria mencapai puncaknya. Jadi jika Anda dan pasangan
ingin mencoba punya anak, silakan pasang alarm.
Pukul 9 pagi
Seumpama kondisi kesehatan mewajibkan Anda menjalani
operasi, maka pukul 9 pagi adalah saat tepat. Menurut penelitian berdasarkan 90
ribu operasi, risiko terendah adalah jika operasi berlangsung antara pukul 9
hingga 12 siang.
Sementara risiko tertinggi ada di pukul 3 hingga 5 sore.
Faktor penyebab tingginya risiko adalah staf yang lelah dan pasien stres akibat
menunggu terlalu lama.
Pukul 10 pagi
Inilah saat tepat untuk presentasi bisnis penting atau
ujian perbaikan. Pada waktu ini kewaspadaan Anda dalam tingkat tinggi, namun
otak dalam mode rihat, ini membuat otak siap mencerna dan mengingat informasi.
Pukul 11 pagi
Saat tepat untuk mengerjakan tugas kompleks. Penalaran
logis, konsentrasi dan memori jangka pendek ada dalam kondisi paling prima saat
menjelang siang hingga tengah hari.
Pukul 12 siang
Rasa sakit dan kaku pada persendian akibat Osteoarthritis
biasanya memuncak menjelang sore dan malam. Jadi siang hari adalah saat tepat untuk
minum obat agar efeknya tepat waktu.
Pukul 1 siang
Jika berencana olahraga di sore hari, makan siang lah
pada pukul 1. Sistem pencernaan telah bekerja mencerna semua asupan dengan
baik, jadi tinggal fokus pada memompa darah beroksigen ke otot untuk menunjang
gerak tubuh.
Pukul 2 siang
Biasanya Anda cenderung mengantuk setelah makan siang.
Riset bahkan menunjukkan waktu persisnya pukul 2.16 Jika Anda merasakannya,
coba lakukan gerakan peregangan atau sekadar berjalan di sekitar kantor.
Pukul 4 sore
Ini adalah waktu tepat untuk olahraga seperti aerobik.
Menurut riset Dr Boris Medarov, nafas Anda dalam kondisi prima antara pukul 4
hingga 5 sore.
Pukul 5 sore
Jika Anda selesai berolahraga pada jam ini, kembalikan
kadar gula darah normal dengan mengudap makanan berprotein tinggi agar otot
dapat memperbaiki jaringannya.
Pukul 6 sore
Olahraga seperti angkat besi, atau jenis lain yang sama
beratnya cocok dilakukan pukul 6 hingga 8 malam. Ini karena kekuatan otot,
genggaman, efisiensi kardiovaskular dan fleksibilitas berada pada puncaknya.
Pukul 7 malam
Anda tak hanya perlu menghindari asupan karbohidrat di
malam hari. Periset di Brigham Young University menyebutkan, dengan setop makan
antara pukul 7 malam hingga pukul 6 pagi adalah kunci menurunkan berat badan
yang simpel dan efektif.
Pukul 8 malam
Ini adalah batas waktu minum kopi yang disarankan. Efek
kafein yang bisa bertahan antara tiga hingga lima jam dapat mengganggu tidur.
Pukul 10 malam
Jika Anda menderita asma, pukul 10 malam adalah saat
tepat untuk menggunakan inhaler pencegah. Asma di malam hari adalah hal umum,
penelitian telah menunjukkan serangan asma biasanya terjadi antara pukul 2
hingga 4 dini hari.
Jadi gunakan inhaler pencegah dua kali sehari. Satu di
siang hari, dan semalam mungkin sebelum tidur.
Pukul 11 malam
Gangguan pencernaan dapat mengganggu tidur. Jika mau Anda
bisa minum obat maag atau Antasida sebelum tidur. Asam lambung dalam kadar
tertinggi antara pukul 8 malam hingga 2 pagi.
Namun gejalanya bisa memburuk saat Anda pergi tidur. Ini
karena asam lambung lebih mudah masuk ke oesophagus saat Anda berbaring.
Anda bisa mengatasinya dengan menambah tinggi bagian
kepala di tempat tidur dengan tumpukan buku, atau batu bata di bawah kaki.
Hindari penggunaan bantal ekstra karena bisa meningkatkan tekanan pada abdomen.
Anindhita
Maharrani
0 komentar:
Posting Komentar