Taman Surga di Dunia
PAGI itu, matahari mulai merangkak mencumbui bumi. Ayam
berokok riang menggairahkan. Rabu nan cerah, saya dan adik kelas saya bergegas
melangkahkan kaki untuk menghadiri sebuah kajian di Al-Multazam. Tema kajian
saat itu adalah tentang “Keutamaan Majelis Ilmu”.
Saat sang moderator mempersilahkan al-ustadz Hary Badar
bin Marwan, al-ustadz cekatan memanjatkan puji syukur pada Allah dan shalawat
pada baginda Nabi Saw. Sesaat setelah itu, al-ustadz melontarkan sebuah
pertanyaan kepada para mustami’.
“Tahu kah kalian apakah taman surga itu?” Seketika
ruangan senyap tanpa suara, seluruh mustami’ termenung.
Taman syurga. Apa yang terlintas dalam pikiranmu saat
mendengar kata taman syurga. Pertama kali saya mendengar kata ini, jujur refleks
pikiran membayangkan wujud taman hijau nan rindang, berbuah banyak nan segar
dan di bawahnya terdapat dipan-dipan dari permata dan berlian.
Begitulah yang saya tahu sebab pernah membaca terjemah
Alqur’an yang menyampaikan hal tersebut. Tentunya, orang-orang yang duduk di
atas dipan-dipan itu tiada lain adalah orang-orang yang beriman, orang-orang
pilihan yang diridhai Allah untuk masuk ke syurga-Nya. “Oh, duhai indahnya..
ingin rasanya saya termasuk orang yang duduk disana, di taman nan indah, penuh
kenikmatan nan berkah tiada tara”, gumam saya dalam hati.
Beberapa menit kemudian, al-ustadz menyampaikan bahwa
taman syurga itu adalaha halaqah dzikir atau bisa disebut majelis ilmu.
Ternyata oh ternyata, taman syurga yang dimaksud bukanlah taman syurga yang ada
di akhirat. Tetapi taman syurga yang berada di dunia, yaitu halaqah dzikir.
“Apabila kalian berjalan melewati taman-taman surga, perbanyaklah berdzikir”.
Para sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman
surga itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah zikir (majelis ilmu
agama).” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).
Taman syurga adalah halaqah dzikir. Halaqah dzikir disini
bukan berarti perkumpulan yang biasa membaca dzikir sebanyak ratusan kali,
misalnya membaca tahlil seratus kali, tahmid seratus kali. Tapi majelis dzikir
disini ialah majelis atau suatu tempat dimana di sana diterangkan tentang ilmu
agama, tentang yang halal dan yang haram dalam agama. Majelis dimana Allah dan
Rasul-Nya banyak disebut dan orang-orang yang hadir disana adalah mereka ahli
ilmi, orang-orang yang berkeinginan untuk belajar ilmu agama.
Kita telah tahu bahwa Islam begitu tinggi menjunjung
seorang penuntut ilmu (ahli ilmi). Seorang penuntut ilmu akan diangkat
derajatnya oleh Allah, seorang penuntut ilmu akan dipermudah menuju jalan ke
syurga. Keutamaan lainnya adalah seorang penuntut ilmu akan dicari malaikat dan
dipuji Allah.
Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat سيّارة (yang berjalan-jalan) mencari majelis
dzikir/ majelis ilmu. Apabila mereka mendapati majelis dzikir, malaikat duduk
bersama mereka dan membentangkan sayap-sayap mereka sehingga memenuhi langit
dunia. Apabila orang-orang yang berdzikir tadi selesai, mereka berpencar dan
naik ke langit. Saat itu Allah bertanya kepada malaikat- padahal Dia Lebih
Mengetahui:
Allah:
“Dari mana kalian datang?”
Malaikat:
“Kami datang dari hamba-hamba-Mu yang ada di bumi”
KAMU
MUNGKIN SUKAMgid
Detik-detik
menjelang Ajal
Anda wajib
minum ini! Agar tensi 120/80 dan pembuluh darah bersih
Miskin
Karena Taat?
Allah: “Apa
yang mereka lakukan?”
Malaikat:
“mereka selalu bertasbih, bertakbir, bertahlil, dan bertahmid kepada-Mu”.
Allah: “Apa
yang mereka minta pada-Ku?”
Malaikat:
“Mereka meminta syurga-Mu”
Allah:
“Apakah mereka telah melihat syurga?”
Malaikat:
“Belum”
Allah:
“Bagaimana kalau mereka melihat syurga?”
Malaikat:
“Kalau mereka melihat syurga, maka mereka akan bersemangat sekali meminta
sehingga terlihat dan sangat bercita-cita dan mereka meminta perlindungan kepada-Mu”
Allah:
“Dari apa mereka meminta perlindungan kepada-Ku?”
Malaikat:
“Dari neraka-Mu”.
Allah:
“Sudah kah mereka melihat neraka?”
Malaikat:
“Belum”
Allah:
“Bagaimana jika mereka melihat neraka?”
Malaikat:
“Maka mereka akan lebih lari dari neraka, lebih takut dari neraka dan mereka
akan beristighfar kepada-Mu”
Allah:
“Sungguh aku akan mengampuni, memberi yang mereka minta dan melindungi mereka”
Malaikat:
“Diantara mereka ada seseorang yang penuh dengan dosa dan kesalahan, ia tidak
sengaja lewat dan duduk dengan mereka?”
Allah:
“Bagi dia, aku pun mengampuni. Mereka adalah kaum yang tidak akan mencelakakan
mereka (ahli ilmu)”.
Subhanallah,
betapa indahnya keutamaan para penuntut ilmu di majelis sampai-sampai mereka
dibicarakan Allah dan para malaikat. Mereka pun dicari-cari malaikat, sehingga
saat di majelis, malaikat membentangkan sayap-sayapnya sebagai tanda
penghormatan dan perlindungan (menurut beberapa ahli).
Subhanallah,
subhanallah.. betapa indahnya keutamaan tersebut, bahkan secara tidak langsung
dapat disimpulkan bahwa jika kita hadir dalam majelis berarti kita tengah
meminta syurga-Nya, meminta dijauhkan dari neraka-Nya dan meminta diampuni dari
segala dosa. Padahal belum tentu bagi kita yang biasa menghadiri kajian di
majelis memiliki niat berlian seperti itu. Kadang kala kita hanya memiliki
kesadaran demi untuk menambah ilmu dan keimanan, dan tak lebih dari itu. wahai
Allah, betapa sombongnya kita jika hanya berniat hadir di majelis demi menambah
keimanan tanpa merindukan syurga, melupakan neraka dan dosa-dosa.
Belum lagi
di era digital seperti sekarang ini, kita seolah bangga sebab semua serba
mudah. Informasi, komunikasi juga ilmu begitu mudah diakses. Tempo dulu para
ulama menempuh jarak bermil-mil demi mendapatkan ilmu. Kini kita hanya cukup
duduk santai dan menggerakan jari-jemari tuk membuka layar di handphone kita.
Namun disadari atau tidak, di balik kemajuan IT ini kadang kita terjerembab
dalam lingkar kemalasan sehingga muncul virus “kemageraan”, sehingga berat
untuk melakukan aktivitas terlebih menjadi enggan melangkah dan meraih
keutamaan di majlis ilmu. Naudzubillah min dzalik, semoga kita diberikan
kekuatan oleh Allah untuk kembali memperjuangkan mimpi kita yakni meraih
syurga. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. []
Oleh: Fika Fitria
Syahroni
0 komentar:
Posting Komentar