Bolehkah Tidak Menghadiri Majelis Ilmu Karena Telah Tersedia Buku Agama dan Radio?
Pertanyaan:
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala atas berbagai kemudahan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada
kita dalam mempelajari agama dengan keberadaan majaah, buku terjemahan, vcd,
radio Ahlus Sunnah. Pertanyaannya, apakah cukup dengan media-media tersebut
sehingga tidak atau jarang menghadiri majelis ilmu?
Jawaban:
Tidak cukup, karena pada awalnya menuntuk ilmu itu harus
lewat ulama. Walaupun sarana-sarana yang Anda sebutkan bisa digunakan dan
dimanfaatkan sebagai sarana menuntut ilmu, namun terkadang seseorang salah
dalam memahami apa yang dia baca atau apa yang dia dengar. Kesalahan ini
biasanya disebabkan oleh keterbatasan ilmu atau pemahaman yang buruk. Dan jika
tidak memahami, dia tidak bisa langsung bertanya. Adapun menuntut ilmu lewat
ulama secara langsung, jika ada permasalahan yang belum bisa terpahami dengan
baik, dia bisa menanyakannya langsung. Kemudian jika apa yang dia pahami salah,
dia bisa segera meluruskan pemahamannya sebelum pemahaman itu melekat kuat. Dia
juga bisa belajar cara membela pendapat yang benar dan cara membantah pendapat
yang salah.
Alasan lain kenapa tidak cukup hanya dengan media-media
tersebut, karena dalam menuntut ilmu itu ada kaidah-kaidah yang seyogyanya
diperhatikan. Seperti memulai dengan mempelajari perkara-perkara yang paling
penting dan dibutuhkan, dengan menggunakan panduan buku-buku yang ringkas dan
lengkap, bukan buku-buku yang pembahasannya panjang lebar dan mendetail, serta
disertai perdebatan. Kemudian meningkat ke derajat berikutnya yang lebih
tinggi. Semua ini tentu harus dengan bimbingan guru yang ahli. Selain itu,
belajar di dalam majelis ilmu memiliki banyak keutamaan yang tidak ada pada
metode belajar lewat buku, kaset atau semacamnya. Majelis ilmu termasuk majelis
dzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ
يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah
sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali para
malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun
kepada mereka, dan Allah menyebut-menyebut mereka di hadapan (para malaikat)
yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2700).
‘Atha’
rahimahullah mengatakan, “Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis halal
dan haram; bagaimana seseorang membeli, menjual, berpuasa, shalat, bersedekah,
menikah, bercerai dan berhaji.” (Al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 132).
Syaikh
Salil al-Hilali hafizhahullah berkata, “Majelis-majelis dzikir yang dicintai
oleh Allah adalah majelis-majelis ilmu, mempelajari al-Qur’anul Karim dan as-Sunnah
al-muththaharrah (yang disucikan) secara bersama-sama dan mencari kepahaman
tentangnya. Dan bukanlah yang dimaksudkan (dengan majelis dzikir yaitu)
halaqah-halaqah tari dan perasaan model Shufi.” (Bahjatun Nazhirin, 2/519. Cet.
1, Th. 1415 H/1994 M).
Syaikh
Abdur Razaq bin Abdul Muhshin al-Badr hafizhahullah, salah seorang dosen di
Jami’ah Islamiyah (Universitas Islam, -ed.) di kota Madinah mengatakan, “Tidak
diragukan lagi bahwa menyibukkan diri dengan menuntut dan mencari ilmu,
mengetahui halal dan haram, mempelajari al-Qur’anul Karim dan merenungkannya,
mengetahui Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sirah (riwayat
hidup) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta berita-berita beliau
adalah dzikir terbaik dan paling utama. Majelis-majelisnya adalah
majelis-majelis paling baik, lebih baik daripada majelis-majelis dzikrullah
yang berisi tasbih, tahmid dan takbir. Karena pembicaraan dalam majelis-majelis
ilmu berkisar antara yang fardhu ‘ain atau fardhu kifayah, sedangkan dzikir semata-mata
(hukumnya) adalah tathawwu’ murni (disukai; sunnah; tidak wajib).” (Fiqhul
Ad’iyah wal Adzkar, 1/104, karya Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhshin al-Badr).
Seandainya
keutamaan majelis ilmu hanyalah yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam hadits ini, maka itu sudah cukup sebagai pendorong kaum Muslimin
untuk menghadiri majelis ilmu. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan
semangat kepada kita untuk rajin menghadiri majelis ilmu.
Sumber: Majalah As-Sunnah Edisi 06 Tahun XIV Dzulqa’dah
1431 H
1 komentar:
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802
Posting Komentar