Rabu, 30 Desember 2020

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu

 

BincangSyariah.Com – Dalam kitab Al-Targhib wa Al-Tarhib, Ibn Abbas meriwayatkan: “Rasulullah telah ditanya oleh salah seorang sahabatnya perihal siapa teman duduk yang paling baik. Rasulullah menjawab, ‘Orang yang bila kamu lihat, dapat mengingatkanmu kepada Allah, menambahkan ilmumu dalam pembicaraannya, dan mengingatkanmu kepada akhirat dari amal-amalnya.’”

Hampir setiap kitab hadis menyebutkan tentang pentingnya duduk bersama ulama yang dimaksudkan di atas. Bahkan, Nabi menyebut keutamaan menghadiri majelis ilmu, tempat dimana ulama berkumpul dan duduk sebagai ‘taman-taman surga’. Dalam hadis yang diriwayatkan al-Thabrani, dalam kitab al Mu’jam al-Kabir, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda,

“Apabila melewati taman surga, hendaklah kamu duduk di situ; istirahatlah di situ.”

Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa taman surga itu?”

Nabi SAW menjawab, “Majelis-majelis ilmu.”

Rasulullah juga bersabda, “Barangsiapa yang duduk bersama ulama, maka dia duduk bersamaku. Dan barangsiapa yang duduk bersamaku, seakan-akan dia duduk bersama Allah.”

Dalam hadis yang diterima dari Abu Umamah, yang diriwayatkan oleh Al-Thabrani, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Lukman pernah menasehati anaknya: ‘Hai anaku, hendaklah engkau sering duduk bersama ulama dan mendengarkan pembicaraan para ahli hikmah. Karena, sesungguhnya Allah akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah; seperti Allah menghidupkan bumi yang mati dengan limpahan air hujan.’”

Ada beberapa keuntungan jika mendengarkan pengajian secara langsung di masjid. Pertama, tempat pengajian itu penuh berkah. Dalam sebuah hadis, pada kitab Sahih Bukhari, diceritakan bahwa para sahabat memperebutkan rambut Rasulullah untuk mengambil berkah. Al-Quran menyebutkannya: “Kami berkati tempat di sekitar Rasulullah itu” (Q.S. Al-Isra: 1). Mendengarkan pengajian hanya melalui pengeras suara dapat menghilangkan berkah dari taman surga. Mungkin ada yang berkata: “Buat apa datang ke pengajian bila hanya untuk tidur saja.” Tidur di masjid ketika mendengarkan pengajian lebih baik daripada tidur dan tidak mendengarkan pengajian. Sebab, menurut sebuah penelitian, otak manusia itu sebenarnya masih merekam suara di sekitarnya walaupun dalam keadaan tidur.

Keutamaan berikutnya, menghadiri majelis ilmu itu dapat menyambung tali kekeluargaan. Di era informasi, ketika setiap rumah sudah dilengkapi alat elektronik yang dapat menghubungkan kita dengan tetangga kita, dengan pasar atau kantor, orang akan jarang berhubungan dengan sesamannya. Mereka tidak perlu lagi datang ke kantor, dengan pakaian resmi. Mereka pun tidak perlu lagi datang ke pengajian, karena mereka dapat mendengarkannya lewat alat elektronik. Ada yang hilang dari hal seperti itu, yaitu hubungan silaturahmi antarmanusia.

Bersilaturahmi boleh jadi kita lakukan di tempat maksiat; seperti di hotel, bar, dan tempat-tempat lain. Bahkan ada sebuah hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berkata, “Ada seorang pendosa yang senang menyambungkan persaudaraan. Kemudian Allah menambahkan usia dan rezekinya.” Apalagi, bila perbuatan baik itu (silaturahim) dilakukan oleh orang yang bukan pendosa. Bar juga merupakan tempat silaturahmi yang mungkin lebih intim dari tempat lain. silaturahmi diberkati tetapi perbuatan maksiatnya tidak.

Sebenarnya banyak hadis yang menyuruh kita menghormati ulama. Hal ini bukan merupakan kultus individu. Ini memang aneh! Bila ada yang mengormati artis mereka tidak menyebutnya sebagai kultus individu; mereka menyebutnya ‘mengidolakan’. Marilah kita berusaha membiasakan duduk dan menghormati para ulama yang memiliki kriteria di atas. Ulama yang ketika kita melihatnya, ia dapat menginngatkan kita pada Allah. Ulama yang apabila kita mendengarkan pembicaraannya, dapat menambah ilmu kita. Ulama yang jika kita melihat amal-amalnya, akan mengingatkan kita pada hari akhirat. Hal itu dikarenakan ada hubungan antara tingkah laku kita dengan orang yang kita cintai; dan ulama yang kita hormati akan segera membentuk perilaku kita.

Ulama seperti itulah teman didik kita yang baik. Ulama seperti itu, selain mengingatkan kita kepada Allah jika kita melihatnya, juga akan menambah ilmu kita bila kita mendengar pembicaraannya. Mereka juga akan mengantar kita pada hari akhirat jika kita melihat amal-amalnya. Allahu A’lam.

Penulis Abdul Aziz

https://bincangsyariah.com

 


0 komentar:

Posting Komentar