Mari Bersama ke
Taman Surga!
UNTUK menikmati keindahan taman Surga, tak mesti menunggu
terlebih dahulu ke negeri akhirat. Oke memang taman Surga di akhirat adalah
bagian dari Surga haqiqi, namun menurut sabda nabi, di dunia ini ada yang
disebut taman Surga.
Suatu ketika, Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mendengar
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا
مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ
قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kamu
melewati taman-taman Surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat
bertanya,”Apakah taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah
(kelompok-kelompok) dzikir.” (HR. Tirmidzi)
Perhatikan
diksi yang dipakai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Halaqah-halaqah
(lingkaran-lingkaran majlis) zikir disebut beliau sebagai taman Surga. Bila
umatnya melihat forum-forum seperti itu, maka segeralah singgah dengan nyaman
di kelompok itu, karena sejatinya itu bagian dari taman Surga.
Kata
“farta’u” secara bahasa berarti seorang penggembala membiarkan gembalaannya
dengan nyaman di padang rumput untuk menikmatinya. Maka, majelis semacam ini
tentu saja mengandung hal-hal yang menyejukkan bagaikan taman Surga. Tidak ada
saling caci; saling kutuk; saling hina dengan mejelis lain –yang masih dalam
koridor Ahlus Sunnah– yang sebenarnya sama-sama memeluk Islam.
Ketika
mengemukakan hadits tersebut, Ibnu Qayyim dalam kitab “Miftaah Daar
al-Sa’aadah” (1/118) bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat khusus yang
berkeliling mencari halaqah-halaqah zikir. Ketika mereka sudah menjumpainya,
maka mereka segera berbaris dengan sangat rapi. Tentu saja, bukan hanya
berbaris yang dilakukan, tapi juga mendoakan dan memintakan rahmat Allah atas
mereka.
Ini sesuai
dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
إنَّ للهِ تَعَالَى
مَلائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أهْلَ الذِّكْرِ ، فِإِذَا
وَجَدُوا قَوْمَاً يَذْكُرُونَ اللهَ – عَزَّ وَجَلَّ ، تَنَادَوْا : هَلُمُّوا
إِلَى حَاجَتِكُمْ ، فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِم إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا
“Sesungguhnya
Allah memiliki malaikat yang berkeliling jalan-jalan mencari ahli dzikir. Jika
mereka menemukan satu kaum yang sedang mengingat Allah, mereka berseru,
‘Marilah kalian menuju kebutuhan kalian.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata, “Lalu para malaikat itu mengelilingi mereka dengan
sayap-sayapnya sampai langit dunia.” (HR. Bukhari, Muslim)
Lantas,
apakah yang dimaksud dengan halaqah tersebut adalah sebatas majelis zikir?
Menyitir pendapat Atha’, yang disebutkan oleh al-Khatib dalam kitab “al-Faqīh
wa al-Mutafaqqih” bahwa maksudnya adalah majelis –yang di dalamnya terkandung
masalah– halal-haram seperti urusan jual-beli, puasa, shalat, sedekah, nikah
talak, haji dan lain sebagainya.
Membaca
penjelasan dari Atha’, halaqah zikir yang disebut oleh nabi sebagai taman
Surga, tidak menutup kemungkinan juga menyangkut majelis ilmu. Buktinya, ada
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang terdapat dalam kitab “al-Mu’jam
al-Ausath” karya Thabrani Rahimahullah:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ
الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا ، قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللَّهِ ، وَمَا رِيَاضُ
الْجَنَّةِ ؟ قَالَ : مَجَالِسُ الْعِلْمِ . (الطبرانى)
“Apabila
kamu melewati taman-taman Surga, minumlah hingga puas. Para sahabat
bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Nabi ﷺ
menjawab,”majelis-majelis ta’lim.” (HR. Al-Thabrani)
Pada hadits
tersebut, yang dimaksud dengan taman Surga adalah juga majelis ilmu. Majelis
semacam ini tidak berlebihan jika disebut sebagai taman Surga. Karena di
dalamnya terkandung aktivitas yang subtansinya adalah mengingat Allah,
mempelajari syariat-syariatNya dan berbagai aktivitas baik yang berkaitan
dengannya.
Dalam suatu
hadits bahkan bukan hanya malaikat yang mendoakan mereka; penduduk langit,
penduduk bumi, semut dan ikan di lautan pun juga turut mendoakan mereka yang
berada dalam mejelis yang disebut nabi sebagai taman Surga. Sabda beliau:
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي
جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
“Sesungguhnya
Allah,para malaikat Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya
dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan
kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi)
Menurut
keterangan lain, yang masuk dalam kategori taman Surga adalah masjid Nabawi.
Sebagaimana sabda beliau:
مَا بَيْنَ بَيْتِي
وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي
“Diantara
rumahku dan mimbarku adalah taman-taman sorga, dan mimbarku diatas Telaga
Haudh.” (HR. Bukhari)
Tidak
menutuk kemungkinan juga masjid-masjid Allah secara umum sebagaimana sabdanya:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah,
membaca Al-Qur`an dan mempelajarinya bersama-sama kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi
oleh rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat, kemudian Allah akan menyebut-nyebut mereka di antara mereka yang
berada di sisi Allah.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Dari
beberapa hadits tersebut, sedikit banyak pembaca bisa mendapat pencerahan,
bahwa setiap kumpulan yang di dalamnya berisi kegiatan yang mengingat Allah,
saling belajar mengenai ayat-ayat Allah dan kegiatan baik lainnya adalah bagian
dari Taman Surga yang perlu disinggahi. Artinya didukung dan diikuti selama
tidak menyalahi petunjuk Allah dan nabi.
Namun,
sekali lagi, yang menjadi catatan penting, karena itu disebut taman Surga, maka
seyogianya kegiatan di dalamnya adalah kegiatan yang menyejukkan, mendamaikan,
membuat harmoni antara muslim yang satu dengan muslim yang lain karena pada
hakikatnya mereka adalah saudara. Karena, Surga bukan hak kelompok muslim
tertentu, semua muslim berhak mendapatkan Surga asal sesuai dengan koridor
syariat. Jadi, mari bersama ke taman Surga.*/Mahmud Budi Setiawan
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
0 komentar:
Posting Komentar