Sangat Merugi
Meninggalkan Shalat Jama’ah
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa
‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Sungguh prihatin melihat kondisi umat Islam saat ini.
Jika kita sedikit memalingkan pandangan ke masjid-masjid, kita akan menyaksikan
bahwa rumah Allah yang ada sangat sedikit sekali dihuni oleh jama’ah ketika
mu’adzin meneriakkan hayya ‘ala shalah. Berlatar belakang inilah, dalam risalah
yang ringkas ini kami berusaha mendorong setiap orang yang membaca tulisan ini
untuk melakukan shalat yang memiliki banyak keutamaan yaitu shalat berjama’ah.
Semoga Allah selalu memberi hidayah dan taufik kepada kita sekalian.
Pertama: Shalat Jama’ah Memiliki Pahala yang Berlipat daripada
Shalat Sendirian
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian
sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa’id Al Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat jama’ah itu senilai dengan 25 shalat. Jika
seseorang mengerjakan shalat ketika dia bersafar, lalu dia menyempurnakan ruku’
dan sujudnya, maka shalatnya tersebut bisa mencapai pahala 50 shalat.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Kadang keutamaan
shalat jama’ah disebutkan sebanyak 27 derajat, kadang pula disebut 25 kali
lipat, dan kadang juga disebut 25 bagian. Ini semua menunjukkan berlipatnya
pahala shalat jama’ah dibanding dengan shalat sendirian dengan kelipatan
sebagaimana yang disebutkan.” (Syarh Shohih Al Bukhari li Ibni Baththol, 2/271,
Maktabah Ar Rusyd)
Ke Dua: Dengan Shalat Jama’ah Akan Mendapat Pengampunan Dosa
Dari ‘Utsman bin ‘Affan, beliau berkata bahwa saya
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia
menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berjalan untuk menunaikan shalat wajib
yaitu dia melaksanakan shalat bersama manusia atau bersama jama’ah atau
melaksanakan shalat di masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR.
Muslim)
Ke Tiga: Setiap Langkah Menuju Masjid untuk Melaksanakan Shalat
Jama’ah akan Meninggikan Derajatnya dan Menghapuskan Dosa; juga Ketika Menunggu
Shalat, Malaikat Akan Senantiasa Mendo’akannya
Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat seseorang dalam jama’ah memiliki nilai lebih 20
sekian derajat daripada shalat seseorang di rumahnya, juga melebihi shalatnya
di pasar. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara mereka berwudhu, lalu
menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidaklah mendorong
melakukan hal ini selain untuk melaksanakan shalat; maka salah satu langkahnya
akan meninggikan derajatnya, sedangkan langkah lainnya akan menghapuskan kesalahannya.
Ganjaran ini semua diperoleh sampai dia memasuki masjid. Jika dia memasuki
masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu shalat. Malaikat pun akan mendo’akan salah seorang di
antara mereka selama dia berada di tempat dia shalat. Malaikat tersebut
nantinya akan mengatakan: Ya Allah, rahmatilah dia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya
Allah, terimalah taubatnya. Hal ini akan berlangsung selama dia tidak menyakiti
orang lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama dia dalam keadaan tidak
berhadats. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ke Empat: Melaksanakan Shalat Jama’ah Berarti Menjalankan Sunnah
Nabi, Meninggalkannya Berarti Meninggalkan Sunnahnya
Terdapat sebuah atsar dari dari ‘Abdullah bin Mas’ud,
beliau berkata,
“Barangsiapa yang ingin bergembira ketika berjumpa dengan
Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat ini (yakni shalat
jama’ah) ketika diseru untuk menghadirinya. Karena Allah telah mensyari’atkan
bagi nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam sunanul huda (petunjuk Nabi).
Dan shalat jama’ah termasuk sunanul huda (petunjuk Nabi). Seandainya kalian
shalat di rumah kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat
di rumahnya, maka ini berarti kalian telah meninggalkan sunnah (ajaran) Nabi
kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan
sesat.” (HR. Muslim)
Ibnu ‘Allan Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika
kalian melaksanakan shalat di rumah kalian yaitu melaksanakan shalat wajib
sendirian atau melaksanakan shalat jama’ah namun di rumah (bukan di masjid)
sehingga tidak nampaklah syi’ar Islam, sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang
yang betul-betul meremehkannya … , maka kalian berarti telah meninggalkan
ajaran Nabi kalian yang memerintahkan untuk menampakkan syi’ar shalat berjama’ah.
Jika kalian melakukan seperti ini, niscaya kalian akan sesat. Sesat adalah
lawan dari mendapat petunjuk.” (Dalil Al Falihin Li Thuruqi Riyadhis Sholihin,
6/402, Asy Syamilah)
Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat jama’ah ini
ditujukan bagi kaum pria, sedangkan wanita lebih utama shalat di rumahnya
berdasarkan kesepakatan kaum muslimin (baca: ijma’ kaum muslimin).
Semoga dengan risalah yang singkat ini, dapat mendorong
kita untuk melaksanakan shalat berjama’ah di masjid. Semoga masjid-masjid kaum
muslimin dapat terisi terus dengan banyaknya jama’ah.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Sumber:
rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar