Menjaga Diri dan
Keluarga Bersama Al-Quran
Imam Asy-Syaukani melanjutkan, bahwa menjaga keluarga
adalah dengan menyuruh mereka (keluarga) untuk taat kepada Allah ta’ala dan
melarang mereka dari maksiat kepada Allah ta’ala
Masalah yang ada pada diri kita, bukanlah semata karena
unsur di luar dari kita.Namun, juga berasal dari diri kita sendiri.Masalah yang
ada dalam keluarga misalnya, bukanlah semata dikarenakan adanya penyebab dari
luar, namun bisa jadi sebenarnya disebabkan dari dalam diri keluarga tersebut.
Sehingga, pesan pentingnya adalah bahwa diri dan keluarga kita tidak lain
adalah tanggung jawab dari kita sendiri. Tanggung jawab agar menjadi pribadi
dan keluarga yang baik.
“Pada suatu hari di tahun 1957 dalam suatu pertemuan di
Banjarmasin yang diprakarsai oleh Kepolisian setempat, saya diminta
berceramah.Setelah selesai ceramah, tampillah seorang di antara hadirin
menyampaikan suatu pertanyaan, “Apakah tidak sebaiknya dibentuk semacam Panita
Negara untuk mengatasi krisis akhlak yang telah sangat bersimaharajalela
sekarang ini?”
Lalu saya jawab bahwa saya setuju dengan ide demikian.
Saya lanjutkan persetujuan saya itu dengan usul lebih konkret, yaitu bahwa
seluruh warga negara Indonesia menjadi anggota dari Panitia tersebut sekaligus
setiap anggota diwajibkan mengurus, tidak usah banyak orang, cukup tiap orang
yang mengurus satu orang saja, yaitu dirinya sendiri.” (Prof. Dr. Hamka,
Ghirah; Cemburu Karena Allah)
Menjaga Diri
Bagi setiap Muslim, apa yang dia lakukan di dunia apakah
berupa perbuatan baik ataupun buruk. Maka, dia pula yang akan mendapatkan
balasannya dari Allah ta’ala. Perbuatan seseorang tidak dibebankan kepada orang
lain, maksudnya adalah setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya.
Orang lain tidak mendapatkan pahala atau dosa karena perbuatan orang lain,
kecuali apa yang sudah disebutkan dalam hadits shahih seperti doa anak shalih,
amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat.
Yuk! Menjadi Keluarga Al-Quran [1]
Dalam hal ini, Allah ta’ala berfirman dalam banyak ayat
di Al-Quran diantaranya:
وَلاَ
تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلاَّ عَلَيْهَا
“………… Dan
seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain………:” (QS. Al-An’am:
164)
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ
رَهِينَةٌ
“Tiap-tiap
diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”(QS. Al-Muddatstsir:
38)
Oleh karena
itu, bentuk penjagaan pada diri sendiri adalah dengan kita perhatikan betul apa
yang dilakukan. Bersebab, apa yang ditanam dengan pebuatan kita, akan dipanen
dengan balasan yang adil dari Allah ta’ala. Jangan sampai setiap detik yang
dilalui dalam hidup adalah perbuatan penuh dosa. Dan cara agar kita bisa
mengetahui perbuatan mana yang Allah ta’ala ridhai sehingga akan berbalas
pahala, dan perbuatan mana yang Allah ta’ala murkai sehingga akan berbalas dosa
adalah dengan kita terus belajar, khususnya ilmu Islam.Jangan pernah bosan
belajar, karena ilmu Islam sangatlah banyak.Kemudian amalkan, amalkan dan
amalkan.
Menjaga
Keluarga
Dalam
urusan keluarga , Allah ta’ala menyampaikan dalam firman-NYA bahwa ada tanggung
jawab seseorang kepada keluarganya. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim: 6)
Yuk!
Menjadi Keluarga Al-Quran [2]
Dalam
tafsir Jalalain dikatakan bahwa menjaga diri dan keluarga adalah dengan beramal
mentaati Allah ta’ala (bil ‘amali ‘alaa thaa’atiLLah). Lebih rinci lagi, Imam
Asy-Syaukani menjelaskan dalam Fathul Qadir, bahwa menjaga diri adalah dengan
melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang (bi fi’li
maa amarakum bih, wa tarki maa nahaakum ‘anhu).
Imam
Asy-Syaukani melanjutkan, bahwa menjaga keluarga adalah dengan menyuruh mereka
(keluarga) untuk taat kepada Allah ta’ala dan melarang mereka dari maksiat
kepada Allah ta’ala (bi amrihim bi thaa’atiLLah, wa nahyihim ‘alaa
ma’aashiyyahi).
Nabi
Muhammad shalallahu’alaihi wa sallama juga menyampaikan tentang wajib dan
pentingnya perhatian seseorang kepada keluarganya, khususnya anak-anaknya. Nabi
Muhammad shalallahu’alaihi wa sallamabersabda:
“Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan Yahudi, Nashrani atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga
Bersama Al-Quran
Tidak
dipungkiri, bahwa sekarang kita hidup di tengah era-globalisasi dan kemajuan
teknologi.Dimana tidak hanya dampak positif yang didapat, namun justru banyak
sisi negatif yang menjangkiti lingkungan masyarakat kita.Anak kecil umur balita
lebih dekat dengan gadget daripada orangtuanya bahkan.Anak-anak seumuran TK dan
SD ketagihan dengan smartphone.Anak-anak remaja dan dewasa justru memiliki
masalah yang lebih kompleks lagi.
Faktanya
kita masih merasakan banyaknya masalah di lingkungan masyarakat, dan terkadang
mempengaruhi lingkungan keluarga kita.
Meski masih
banyak masalah mendera, bukan berarti tidak ada solusi dan antisipasi.Paling
tidak, satu solusi dan antisipasi dari sekian banyak solusi dan antisipasi yang
ada adalah dengan jadilah pribadi dan keluarga Qurani. Inilah salah satu cara
yang sangat sederhana selain penidikan aqidah, akhlak dan lainnya di rumah
kita.
Keluarga
Al-Qur’an
Tidak
dipungkiri, bahwa salah satu fakta sekarang, anak-anak, ayah dan bunda lebih
berlama-lama berinteraksi dengan gadget daripada Al-Quran.Jangankan
menghafalnya, untuk membaca Al-Quran rutin setiap hari mungkin sudah jarang
kita temukan di keluarga-keluarga umat Islam saat ini.
Sehingga,
tidak ada kata terlambat untuk kita memulainya.Sedari awal, mulai dari sekarang
buka mushaf Al-Quran yang lama menjadi “pajangan-pajangan”di rumah.Mulailah
untuk berinteraksi dengan Al-Quran, membaca, menghafalkan, mentadabburi,
mengamalkan dan mendakwahkannya.
Didik
anak-anak kita membaca Al-Quran dengan benar dan baik.Dan sangatlah
memungkinkan untuk menjadikan generasi muda kita, menjadi penghafal (penjaga)
Al-Quran.Sehingga ketika meraka meneruskan pendidikan tinggi, mereka mempunyai
bekal Al-Quran. Dan ketika mereka berkarir nanti, mereka adalah seorang dokter
yang hafal Al-Quran, seorang profesor yang hafal Al-Quran, seorang pengusaha
hafal Al-Quran, seorang pejabat hafal Al-Quran dan lain
sebagainya.Alhamdulillah, in Syaa Allah semakin hari, akan semakin banyak
pribadi dan keluarga yang menjadi generasi Qurani.*/Abu Sulthan, twitter:
@lutfisarif
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
0 komentar:
Posting Komentar