Kalimat yang Jadi Simpanan di Surga
Mau tahu kalimat yang jadi simpanan di surga?
Hadits #1443
وَعَنْ
أَبِي مُوْسَى – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( أَلاَ أدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ
الجَنَّةِ ؟ )) فَقُلْتُ : بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : (( لاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu
Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menunjukkan kepadaku, “Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu dari simpanan
surga?” Aku menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Laa hawla wa
laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan
Allah).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6409 dan Muslim, no. 2704]
Faedah
Hadits
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi pengajar untuk umatnya. Tidak ada
kebaikan melainkan beliau ajarkan pada umatnya.
Laa hawla
wa laa quwwata illa billah merupakan simpanan surga.
Dorongan
untuk berdzikir sehingga mendapatkan pahala yang besar sebagai simpanan di
surga kelak.
Makna Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billah
Ada ulama
yang menafsirkan kalimat tersebut, “Tidak ada kuasa bagi hamba untuk menolak
kejelekan dan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan selain dengan kuasa
Allah.”
Ulama lain
menafsirkan, “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak
Allah.”
Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu berkata,
لاَ حَوْلَ عَنْ مَعْصِيَةِ
اللهِ إِلاَّ بِعِصْمَتِهِ، وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَتِهِ إِلاَّ بِمَعُوْنَتِهِ
“Tidak ada
daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari
Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan
Allah.”
Imam Nawawi
menyebutkan berbagai tafsiran di atas dalam Syarh Shahih Muslim (17:26-27) dan
beliau katakan, “Semua tafsiran tersebut hampir sama maknanya.”
Dalam
penjelasan Safinah An-Najah, Imam Nawawi Al-Bantani rahimahullah menyebutkan
arti kalimat tersebut,
لاَ يَحُوْلُ عَنْ مَعْصِيَةِ
اللهِ إِلاَّ بِاللهِ وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَةِ اللهِ إِلاَّ بِعَوْنِ اللهِ
“Tidak ada
yang menghalangi dari maksiat pada Allah melainkan dengan pertolongan Allah.
Tidak ada pula kekuatan untuk melakukan ketaatan pada Allah selain dengan
pertolongan Allah.” (Lihat Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najah, hlm. 33)
Abu Ayyub
Al-Anshari menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ،
فَقَالَ : مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ ؟ قَالَ : هَذَا مُحَمَّدٌ ، فَقَالَ لَهُ
إِبْرَاهِيمُ : مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ ، فَإِنَّ
تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ ، وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ قَالَ : وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ
؟ قَالَ : لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.
“Ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat ke langit pada Malam Isra’
Mi’raj, beliau melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Ibrahim lantas bertanya,
“Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ia Muhammad.” Ibrahim
lantas mengatakan padanya, “Perintahkanlah pada umatmu untuk memperbanyak bacaan
yang akan menjadi tanaman di surga, debunya itu bersih dan tanamannya pun
luas.” Ibrahim ditanya, “Lalu apa bacaan yang disebut girasul jannah tadi?”
Ibrahim menjawab, “Kalimat ‘laa hawla wa quwwata illa billah’.” (HR. Ahmad,
5:418. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if).
Referensi:
(1) Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan
pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibni Hazm;
(2) Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan
pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul
Jauzi. 2:463-464;
(3) Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najah. Cetakan
pertama, Tahun 1432 H. Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani At-Tanari
Asy-Syafi’i. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
—
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
0 komentar:
Posting Komentar