Agungnya Kalimat “Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakiil”
Khutbah Pertama :
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Rasulullah, amma ba’du:
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung,
mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang
kuat. Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan
karuniaNya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya, dan
cukup dengan karuniaNya, dengan anugerahNya Ia menghilangkan keburukan.
Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu
kepadaNya maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka
ia menetapkannya dan menjalankannya.
وَكَفَى
بِاللَّهِ حَسِيبًا
Dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan (QS Al-Ahzaab : 39)
Maknanya
adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang para hamba
mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara menghitung, adapun
Allah mengetahuinya tanpa menghitung.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 3)
Yaitu Allah
akan mencukupkan urusan agama dan
dunianya, Yang menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya, dan seluruh
kecukupan diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan
sebagian makhlukNya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan (sebab)
makhlukNya maka sesungguhnya diperoleh denganNya
وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Dan Allah
adalah Sebaik-baik Sandaran”. (QS Ali ‘Imron : 163)
Yaitu,
sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk
menolak kemudhorotan dan bencana.
Al-Wakiil
adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian
petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikanNya mengatur
segela urusan hambaNya, maka Ia tidak akan meninggalkan hambaNya, tidak
membiarkannya, tidak menyerahkan hambaNya kepada yang lain, dan diantaranya adalah
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ
أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Ya Robku,
hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku
kepada diriku meski hanya sekejap mata”
Yaitu
janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku kepada diriku,
karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka ia telah binasa.
“Hasbunallah
wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik
Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepadaNya, yang
berlindung kepadaNya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang
sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah
sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal
kepadaNya, meminta pertolonganNya, bertawakal kepadaNya, serta menyerahkan
segala urusannya kepadaNya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaanNya
dan naunganNya. Barangsiapa yang takut kepadaNya dan bertakwal kepadaNya maka Allah
akan menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta
Allah akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS
At-Tholaq : 2-3)
Maka
janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rizkiNya dan
kesembuhan dariNya, karena
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ
أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)
Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS At-Tholaq : 3), tidak akan
dipercepat dan tidak pula terlambat.
Allah
berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٦٤)
Hai Nabi,
cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang
mengikutimu. (QS Al-Anfaal : 64)
Yaitu Allah
akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ
عَبْدَهُ
Bukankah
Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. (QS Az-Zumar : 36)
Dan rahasia
datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan peribadatan, maka semakin
bertambah penghambaan (peribadatan) seorang hamba kepada Allah maka semakin
bertambah pula perlindungan Allah Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu
niscaya Allah Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu.
“Hasbullah
wa ni’mal wakiil” adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam
kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting. Perkataan ini
lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan ini
adalah tempat bertumpu seorang muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak
mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah
penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala
ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini
bahwasanya “Laa haula wa laa quwwat illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dengan Allah).
Maka jika
seorang hamba ditimpa kesulitan, diliputi oleh musibah lalu ia berkata
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah penolongku dan sebaik-baik
sandaran) maka hatinya akan terkosongkan dari segala sesuatu kecuali Allah
semata. Maka hal ini akan menjadikan seorang yang tertimpa musibah dan ujjian
akan merasa dalam relung hatinya adanya keyakinan bahwasanya segala perkara di
tangan Allah.
(Maha suci
Allah pemilik segala kekuasaan, maha suci Allah pemilik kesombongan, maha suci
Allah yang Maha hidup dan tidak akan mati). Maka akan ringan baginya kesedihan
bagaimanapun beratnya, akan ringan penderitaan bagaimanapun puncaknya,
karenanya penyeru dari keluarga Fir’aun berkata :
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Dan aku menyerahkan
urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”.
(QS Al-Mukmin : 44)
Nabi Ya’qub
‘alaihis salaam berkata :
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي
وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)
“Hasbunallahu
wani’mal wakiil” adalah doa permintaan, obat bagi segala yang menggelisahkan
seorang muslim baik perkara dunia maupun akhirat. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda :
من قال في كل يوم حين ي وحين
يمسي : حسبي الله لا إله إلا هو ؛ عليه توكلت ، وهو رب العرش العظيم ؛ سبع مرات ؛
كفاه الله ما أهمه من أمر الدنيا والآخرة
“Barangsiapa
yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan “Hasbiyallahu laa ilaaha
illah Huwa ‘alaihi tawkkaltu wa huwa Robbul ‘Arsyil ‘Adhiim” (artinya :
Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan kecuali Dia, kepadaNya-lah aku
bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa ‘Arsy yang agung) sebanyak 7 kali, maka
Allah akan memenuhi apa yang menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat”
“Hasbiyallahu
wa ni’mal wakiil” diucapkan oleh Ibrahim ‘alaihis salaam tatkala dilemparkan di
api, maka jadilah api tersebut dingin dan membawa keselamatan. Diucapkan pula
oleh Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mereka berkata
kepadanya :
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا
لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
“Sesungguhnya
orang-orang (yaitu kafir Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang
kamu, karena itu takutlah kepada mereka” (QS Ali Imron : 173)
Justru
semakin menambah keimanan mereka (Nabi dan para sahabat),
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ
مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ
وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
Maka mereka
kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak
mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai
karunia yang besar” (QS Ali Imron : 174)
Tatkala
mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan menyandarkan hati mereka
kepadaNya, maka Allah memberikan kepada mereka balasan berupa empat perkara,
(1) kenikmatan, (2) karunia, (3) dihindarkan dari keburukan, (4) dan mengikuti
keridhoan Allah, maka mereka ridho kepada Allah dan Allahpun ridho kepada
mereka.
Yang
dimaksud dengan menyerahkan urusan kepada Allah subhanahu yaitu setelah
berusaha dan berikhiyar, maka tidaklah mereka mencari kesembuhan kecuali
dariNya, tidaklah mereka mencari kecukupan kecuali dariNya, tidaklah mereka
kemuliaan kecuali darinya, maka seluruh perkara bergantung kepada Allah,
mengharap dariNya.
Dan inilah
doa yang dengan doa tersebut Allah menjaga kehormatan Aisyah –semoga Allah
meridoinya-, tatkala ia naik tunggangannya ia berkata, “Hasbiyallahu wa ni’mal
wakiil” (cukuplah Allah bagiku dan sebaik-baik Sandaran). Lalu turulah
ayat-ayat yang menjelaskan sucinya Aisyah dari tuduhan keji.
“Hasbunallahu
wani’mal wakiil” adalah doanya orang-orang yang kuat, dan bukan doanya
orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak
terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak
terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui
bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya dengan jaminan
penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan
janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan
pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan
menjadi ketenteraman.
“Hasbunallahu
wani’mal wakiil” adalah senjata seorang dai yang menyeru kepada jalan Allah.
Seorang mukmin yang benar tegar tidak tergoyahkan oleh goncangan-goncangan, ia
tetap melangkah, memurnikan tawakalnya, dan baginya ganjaran yang besar. Allah
berfirman :
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ
حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Jika mereka
berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada
Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang
memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS At-Taubah : 129)
Mereka yang
menyampaikan agama Allah, mereka mengetahui bahwasanya Allah adalah penolong
mereka, maka merekapun takut kepada Allah dan tidak peduli dengan orang-orang
yang menghalangi, mereka yakin bahwasanya mereka di atas kebenaran, bahwasanya
agama mereka benar, mereka menempuh jalannya para nabi dengan penuh kelembutan
dan hikmah.
“Hasbunallah
wani’mal wakiil” adalah doa rido terhadap taqdir Allah. Allah berfirman :
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ
فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا
إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (٥٨)وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ (٥٩)
Dan di
antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka
diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak
diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan
RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan
memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya,
Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah
yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS At-Taubah : 58-59)
Seandainya
seorang muslim menerima keputusan Allah, rido dengan hikmahNya maka lebih baik
dan agung baginya. Ini merupakan adab jiwa, adab lisan, dan adab iman. Ridho
dengan pembagian Allah, rido dengan sikap pasrah dan menerima, bukan ridho
terpaksa. Maka cukupkanlah diri dengan Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
untuk hambaNya. Dan mencukupkan diri dengan Allah merupakan sikap seorang
muslim tatkala miskin dan tatkala memberi, tatkala menolak dan tatkala
mengambil, dalam kondisi senang dan susah.
“Hasbiyallahu
wa ni’mal wakiil”, merupakan washiat Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi
wasallam kepada umatnya tatkala dalam kondisi berat, beliau bersabda :
كَيْفَ أُنْعَمُ وَصَاحِبُ
الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ
بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ
وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
“Bagaimana
aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel pada sangkakala dan
menanti izin kapan ia diperintahkan untuk meniup, maka diapun meniup”.
Maka hal
ini memberatkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi
berkata kepada mereka :”Ucapkanlah : “Hasbunallahu wani’mal wakiil, ‘alallahi
tawakalnaa” (cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik bersandar, hanya
kepadaNyalah kami menyerahkan urusan kami)
Barangsiapa
yang Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan dengan makar (rencana
jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak menggelisahkannya perkumpulan
orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak
juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang
menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah menenangkan
NabiNya dan menurunkan firmanNya kepada Nabi :
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ
يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ
Dan jika
mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi
pelindungmu). (QS Al-Anfaal : 62)
Yazid bin
Hakiim pernah berkata :
ماَ هِبْتُ أحداً قط
هَيْبَتِي رجلاً ظلمتُه وأنا أعلم أنه لا ناصر له إلا الله، ويقول : حسبي الله،
الله بيني وبينك
“Tidaklah
aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku
menzoliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah.
Ia berkata, “Hasbiyallahu” (cukuplah Allah penolongku), ia berkata :”Antara aku
dan engkau ada Allah”
“Hasbiyallahu
wa ni’mal wakiil” membuahkan kepercayaan kepada Allah subhaanahu, dan bersandar
kepadaNya, merasa Allah selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap
kondisi.
Jika
seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rizkinya, mata
pencahariannya, penjagaan dan perhatinan, pertolongan dan kejayaan, maka ia
hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah dari pertolongan selainNya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
وَمَنِ
اسْتَكْفَى كَفَاهُ اللهُ
“Barangsiapa
yang mencari kecukupan (dari Allah) maka Allah mencukupkannya”
“Hasbiyallahu
wani’mal wakiil” membuahkan penyerahan seorang hamba dirinya kepada Allah,
berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah tersifatkan dengan kekuatan
yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan
bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia
maupun akhirat. Allah berfirman :
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ
فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nisaa’ : 32)
Juga membuahkan
pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ
عَلَيْهِ
Maka
sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (QS Huud : 1230)
Allah
berfiman :
رَبُّ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا
(Dia-lah)
Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Maka ambillah Dia sebagai Pelindung. (QS Al-Muzammil : 9)
Allah juga
berfirman :
أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي
وَكِيلا
“Janganlah
kamu mengambil penolong selain Aku, (QS Al-Isroo’ : 2)
Khutbah
Kedua :
Dan
janganlah dipahami dari ini semua, seseorang lalu menyembunyikan kemalasannya
dan ketidakmampuannya dibalik “hasbunallahu wani’mal wakiil”. Karena ini
merupakan bentuk dari kelemahan dan kehinaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ
وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah
aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepadaMu
dari ketidakmampuan dan kemalasan, aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut
dan pelit, dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan penguasaan para
lelaki”
Maka
seorang muslim menghadapi semua peristiwa dan kondisi dengan “Hasbiyallahu wa
ni’mal wakiil” dengan menghadirkan akan agungnya makna kalimat ini, tingginya
nilai yang ditunjukkannya, disertai dengan amal yang sungguh-sungguh, dan
menempuh sebab-sebab dengan hikmah dan ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ
خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ واستعن بِاللَّه ولاتعجز
“Seorang
mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang
mukmin yang lemah, dan semuanya ada kebaikan. Semangatlah untuk meraih apa yang
bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah”
Oleh : Syaikh
Abdul Baari Ats-Tsubaiti hafizohulloh
0 komentar:
Posting Komentar