Bacaan Kalimat
Hauqolah dan Keutamaannya
Umat Islam dianjurkan memperbanyak dzikir untuk mengingat
Allah SWT, salah satunya dengan melafalkan kalimat hauqolah. Bacaan hauqolah
yaitu Lā haula wa lā quwwata illā billāh. Artinya “Tiada daya dan upaya kecuali
dengan kekuatan Allah”.
Kalimat ini menyatakan kepasrahan hamba kepada Allah yang
menguasai seluruh alam. Semua kekuatan yang dimiliki manusia tidak lain berasal
dari pertolongan-Nya.
Meskipun singkat, kalimat hauqolah memiliki banyak
keutamaan. Salah satunya adalah memperoleh pertolongan ketika menghadapi
kesulitan. Dikisahkan pada suatu hari Auf bin Malik menghadap Rasulullah SAW
dan berkata,
“Anakku ditawan musuh, ibunya pun sangat sedih. Apa yang
harus aku lakukan wahai Rasulullah?”. Nabi Muhammad bersabda, “Hendaklah kamu
dan istrimu memperbanyak ucapan hauqalah, yaitu laa haula wa laa quwwata illa
billah.”
Istri Auf berkata, “Alangkah baiknya perintah dan saran
Rasulullah itu.” Kemudian mereka memperbanyak bacaan tersebut. Sehingga tanpa
disangka-sangka, suatu ketika musuh yang menawan anak mereka itu lengah. Si
anak pun berhasil melarikan diri dari tawanan musuh sambil membawa beberapa
ekor kambing milik sang musuh tadi" (HR. Ibnu Mardawaih).
Bacaan Kalimat Hauqolah dan Keutamaannya, Salah Satunya
Mengusir Kegalauan (1)
Dalam hadits lain, dijelaskan bahwa kalimat ini juga
dapat menghindarkan seseorang dari berbagai macam kemudharatan, termasuk
kesedihan dan kegalauan. Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah mengucapkan Lā haula wa lā quwwata illā
billāh, karena kalimat itu merupakan perbendaharaan surga. Dan kalimat itu
menolak (menutup) 99 pintu kemudharatan, yang paling rendah adalah kesedihan
dan kefakiran”.
Begitu dahsyatnya kalimat lā haula wa lā quwwata illā
billāh hingga Allah SWT akan mengampuni dosa orang-orang yang dengan khusyu
mengucapkannya. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang di muka bumi mengucapkan la ilaha
illallah, Allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah dan la haula wa la quwwata
illah billah; melainkan dosa-dosanya akan diampuni, walaupun lebih banyak
dibanding buih di lautan” (HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhu
dan dinilai sahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahaby).
0 komentar:
Posting Komentar