3 Bukti Keajaiban Dzikir Hasbunallah Wani’mal Wakil
LINGKAR MADIUN- Mungkin kita sering mendengar dzikir
‘Hasbunallah Wani’mal Wakil Ni’mal Maulaa Wa Ni’mannashiir’. Namun jarang
sekali kita mengetahui akan keutamaan dzikir tersebut.
Padahal jika kita mau mengkaji arti dari dzikir
‘Hasbunallah Wani’mal Wakil Ni’mal Maulaa Wa Ni’mannashiir’ sarat dengan makna
dan keutamaan yang sangat dahsyat apabila kita mengamalkannya.
Dzikir tersebut merupakan dzikir kepasrahan kita kepada
Allah untuk diberikan pertolongan agar terbebas dari segala macam perbuatan
jahat manusia, cobaan hidup yang amat sangat berat, juga dari fitnah keji yang
dilakukan oleh manusia.
Sahabat Abdullah bin Abbas ernah berkata bahwa:
“Hasbunallah Wani’mal Wakil Ni’mal Maulaa Wa
Ni’mannashiir adalah doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim AS ketika
beliau akan dilempar dalam api yang membara.”
Dalam sejarah mencatat dzikir Hasbunallah Wani’mal Wakil
Ni’mal Maulaa Wa Ni’mannashiir’ ini adalah salah satu bacaan yang kerap
diucapkan oleh para nabi maupun ulama. Baik dalam keadaan lapang maupun saat
menghadapi cobaan besar ataupun fitnah yang berat.
Kekuatan dzikir Hasbunallah ini bisa dikatakan melebihi
kekuatan apapun serta sebagai penegasan tauhid pada diri seorang mukmin, karena
orang yang orang-orang mukmin tahu hanya kepada Allah sajalah tempat untuk
berserah diri.
Untuk menunjukkan kedahsyatan bagi yang sering
mengamalkan dzikir Hasbunallah ini ada beberapa kisah nyata yang mungkin kita
bisa memetik hikmahnya dan bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup.
Kisah pertama adalah:
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa di saat Nabi Ibrahim
AS hendak dilemparkan di atas tungku api. Malaikat Jibril datang dan bertanya
kepada beliau: “Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku??”
Nabi Ibrahim menjawab: “Aku tidak memerlukan apa-apa
pertolongan darimu, aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah.”
Selepas itu Nabi Ibrahim terus melantunkan dzikir
Hasbunallah Wani’mal Wakil Ni’mal Maulaa Wa Ni’mannashiir’ dan menyerahkan sepenuh
jiwa raganya hanya kepada Allah.
Allah SWT berfirman:
“Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatan lah
bagi Ibrahim.”
Saat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api maka
beliau pun tidak terbakar bahkan yang dirasakan Nabi Ibrahim hanayalah rasa
dingin sehingga membuat keheranan dari banyak orang yang menyaksikannya.
Kisah kedua adalah:
Kedahsyatan dzikir Hasbunallah ini pernah dialami oleh
seorang pedagang di zaman Rasulullah yang hendak meminjam uang untuk modal
usaha kepada seorang mukmin.
Si mukmin bertanya: “Apa jaminan dari-Mu agar dapat
membayar pinjamanmu??”
Pedagang menjawab: “Allah SWT”
Lalu si mukmin berkata: “Jika itu jadi jaminanmu, maka
aku percaya.”
Lalu bersepakatlah keduanya perihal hari yang ditentukan
untuk melunasi hutang. Si pedagang pun menggunakan uang itu untuk berdagang.
Ketika waktu sudah jatuh tempo pelunasan, si pedagang
membawa hasil keuntungan dagangannya untuk menepati janji kepada si mukmin.
Namun, sesampainya di seberang lautan tak ada satupun
perahu yang dapat membawa si pedagang ke tempat tujuan, karena khawatir akan
lewat jatuh tempo dari kesepakatan telah dibuat dengan si mukmin lalu si
pedagang mengambil sebuah kayu dan melubangi kayu tersebut, dimasukkan sejumlah
uang beserta sebuah surat ke dalam kayu tersebut.
Keesokan harinya si pedagang akhirnya dapat menyeberang
dengan membawa uang pengganti yang lain. Kemudian ia datang menyerahkan uang
tersebut kepada si mukmin.
Lalu si mukmin menjawab dengan tersenyum: “Uang
pinjamanmu sudah aku terima kemarin, ketika aku menunggumu aku menemukan sebuah
kayu lalu kubawa pulang untukku jadikan kayu bakar, pada saat aku membelahnya
aku melihat ada uang beserta surat darimu.”
Si pedagang pun tersenyum dan bersyukur kepada Allah SWT.
Kisah ketiga adalah:
Mungkin kita masih ingat tentang cerita dari seorang TKW
Indonesia yang diduga membunuh bayi majikannya di tahun 2007 silam di Hongkong.
TKW tersebut mengaku sangat lelah setelah kerja beberapa
hari tanpa diberikan kesempatan untuk istirahat yang cukup.
Saat menggendong bayi tiba-tiba bayi dalam gendongannya
terjatuh dan meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Lalu TKW tersebut ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara
dengan dakwaan pembunuhan sambil menunggu proses pengadilan.
Dalam sidang di pengadilan yang berlangsung beberapa kali
dengan didampingi pembela dan KJRI, ia dituntut penjara 7 tahun.
Pada malam menjelang persidangan esok harinya perempuan
berusia kurang lebih 20 tahun dan baru masuk Islam tersebut pamit untuk
menjalani hukuman dan tetap meminta doa selamat dari rekan juga kerabatnya.
Karena baru saja masuk Islam dan belum begitu lancar
membaca dzikir Hasbunallah yang pernah ia dapat dari seorang syekh, lalu
sepanjang malam ia lantunkan dzikir tersebut sambil menangis.
Esok harinya sebuah keajaiban terjadi. Dalam sidang
putusan terakhir ia dibebaskan dari segala tuduhan dengan syarat dalam waktu 48
jam ia harus meninggalkan Hongkong.
https://lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com
Ika Sholekhah
Putri
0 komentar:
Posting Komentar