Empat Amalan Ahli
Surga
Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Allah SWT
berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya,
mereka tidak ingin berpindah dari padanya." (QS al-Kahfi: 107-108).
Rasulullah SAW menyebutkan beberapa peristiwa ringan yang mengantarkan
seseorang menjadi ahli surga, dengan amalan di satu hari.
Suatu hari Rasulullah SAW bertanya, "Siapa di antara
kamu yang berpuasa hari ini?". Abu Bakar RA menjawab: "Aku".
Rasulullah SAW bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang telah mengikuti
pemakaman hari ini?" Abu Bakar RA berkata: "Aku". Rasulullah SAW
berkata lagi, "Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari
ini?". Abu Bakar berkata lagi, "Aku". Rasulullah SAW bertanya
lagi, "Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit hari
ini?" Abu Bakar menjawab, "Aku".
Rasulullah SAW kemudian berkata, "Jika terkumpul
seluruh amalan pada seseorang (seperti ini), niscaya ia akan masuk surga".
Pada diri Abu Bakar RA di hari itu terkumpul seluruh kebaikan yang ringan, tapi
mengantarkan pada surga. Sehingga, dalam riwayat lain, Umar bin Khattab RA
sampai berkomentar, "oh…itu (amalan) ahli surga".
Memang, menggabungkan semua pekerjaan itu dalam satu hari
bukan hal mudah. Namun, dengan niat dan kesungguhan, kita bisa melakukannya.
Sebab, seperti dikatakan Ibnul Qayyim, "Kebahagiaan dunia dan akhirat
berpulang pada seberapa besar (perjuangan) melawan keletihan, tak ada (kenikmatan)
istirahat bagi yang tak merasakan letih; bahkan sebesar rasa letih itulah,
kenikmatan istirahat (dapat dirasakan)."
Berpuasa sunah Senin-Kamis adalah ibadah yang sangat
bermanfaat. Selain menyehatkan, ia merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah
SAW. Beliau SAW berkata, "Amal-amal kebajikan dilaporkan pada setiap hari
Senin dan Kamis, maka aku menyukai amalanku dilaporkan sedang aku dalam keadaan
berpuasa." (HR Tirmidzi). Selain itu, kata Rasulullah SAW juga, berpuasa
menjauhkan kalian dari sikap riya.
Menjenguk teman atau kerabat yang sakit adalah amalan
utama yang sangat bernilai. Walaupun kita datang tanpa membawa buah tangan apa
pun, kehadiran kita bagi yang sakit membangkitkan semangat baginya untuk
sembuh.
Dalam riwayat Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW berkata,
"Barang siapa yang mengunjungi orang sakit niscaya dia men dapat kan
rahmat. Maka, apabila dia duduk di sampingnya dia te tap berada di dalam
rahmat, dan apabila dia keluar dari orang yang sakit dia terus dinaungi rahmat
sampai dia kembali ke rumahnya". Di kitab "Al-Ikhtiarat
al-Fiqhiyah", Imam Ibn Taymiyah bahkan berfatwa hukum menjenguk orang
sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, jika tak ada seorang pun yang peduli pada
tetangga yang sakit, seluruh warga berdosa karenanya.
Demikian halnya bertakziah. Saat mengunjungi sanak famili
yang tengah dirundung musibah kematian, misalnya, adalah pekerjaan yang ringan.
Namun, efeknya sangat dahsyat bagi keluarga yang ditinggalkan. Sehingga, dalam
riwayat lain, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berkata, "Sesungguhnya
Allah-lah yang mengambil. (Sebab) Dia-lah yang memberi dan di sisi-Nya, segala
sesuatu memiki ajal tertentu".
Dengan ucapan itu, diharapkan dapat menenteramkan
seseorang dari kedukaannya. Sedemikian pentingnya amalan takziah ini, sehingga
Imam Syafi'i berfatwa, "tak ada batasan waktu mengucapkan kalimat
takziah". (Kitab al-Umm).
Memberi makan orang miskin adalah amal lainnya yang
terlihat ringan. Sepiring nasi yang kita berikan pada seseorang yang tengah
kelaparan sesungguhnya tidak sekadar mengenyangkan perutnya, tapi juga
menguatkan mata batin persaudaraan dengannya. Bahwa, dia akan merasa ada orang
lain yang peduli pada kesulitan hidup yang tengah dihadapinya.
Perjuangan orang-orang shalih yang memberi makan
fakirmiskin itu disinyalir Allah SWT dalam firman-Nya, (artinya)
"Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula
(ucapan) terima kasih" (QS al- Insan: 9). Semoga, amalan-amalan kebaikan yang
dicontohkan Abu Bakar RA itu dapat kita lakukan. Amin.
Agung Sasongko
Oleh: Inayatullah
Hasyim
0 komentar:
Posting Komentar