Cara Membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar Bada Shalat
Ada berbagai macam cara membaca Subhanallah,
Alhamdulillah, Allahu Akbar bada shalat wajib. Berikut keterangannya dalam
hadits kitab Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi.
Kitab Al-Adzkar, Bab Keutamaan Dzikir dan Dorongan untuk
Berdzikir
(Hadits no. 1420)
وَعَنْ
كَعْبٍ بْنِ عُجْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ :(( مُعَقِّباتٌ لاَ يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ –
أَوْ فَاعِلُهُنَّ – دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ: ثَلاثٌ وَثَلاثونَ
تَسْبِيحَةً. وَثَلاثٌ وثَلاَثونَ تَحْمِيدَةً ، وَأرْبَعٌ وَثَلاَثونَ
تَكْبِيرَةً )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Ka’ab
bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ada beberapa kalimat pengikut yang tidak akan merugikan orang yang
mengucapkannya—atau melakukannya—di akhir setiap shalat wajib (yaitu), tiga
puluh tiga kali tasbih, tiga puluh tiga kali tahmid, dan tiga puluh empat kali
takbir.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 597]
Penjelasan:
1- Bacaan
subhanallah, alhamdulillah, dan Allahu Akbar termasuk dalam al-baqiyaat
ash-shalihaat (amalan yang kekal) seperti yang dimaksud dalam surat Al-Kahfi
ayat 46. Allah Ta’ala berfirman,
الْمَالُ وَالْبَنُونَ
زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ
رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
“Harta dan
anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 46)
‘Atha’ bin
Abi Rabbah dan Sa’id bin Jubair mengatakan dari Ibnu ‘Abbas bahwa yang dimaksud
al-baqiyaat ash-shalihaat adalah bacaan:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ
للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَاللهُ أَكْبَرُ
“Subhanallah
wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.” (HR. Ath-Thabari, dengan
sanad hasan)
Namun yang
tepat al-baqiyaat ash-shalihaat,
كُلُّ عَمَلٍ صَالِحٍ مِنْ
قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ يَبْقَى لِلآخِرَةِ
“Al-baqiyat
ash-shalihat adalah setiap amal shalih dari perkataan dan perbuatan yang tetap
terus ada hingga akhirat.” (Lihat Al-Muktashar fi At-Tafsir, hlm. 299.)
2- Pelaku
kebaikan dan yang mengucapkan perkataan yang baik, tidak pernah disia-siakan
amalannya dan pahalanya di sisi Allah.
3- Dzikir
bada shalat seperti yang dibahas kali ini termasuk dalam ikhtilaf tanawwu’,
perbedaan yang beraneka ragam, semuanya bisa dipakai. Ini menunjukkan luasnya
rahmat Allah karena Allah menyariatkan suatu ajaran dengan berbagai cara yang
bebas dilakukan untuk meraih kebaikan.
4- Baiknya
untuk bentuk ikhtilaf tanawwu’ seperti ini, kadang memilih yang ini dan kadang
memilih bacaan yang itu sehingga didapat pahala kebaikan semuanya.
Referensi:
1-
Al-Muktashar fi At-Tafsir. Penerbit Muassasah Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Zaid bin
Ghanim Al-Khairiyyah.
2- Bahjah
An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, tahun 1430 H. Syaikh
Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:449-450.
3- Tafsir
Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar
Ibnul Jauzi.
Macam-Macam
Bentuk Bacaan Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar bada Shalat Wajib
Ada empat
versi bacaan untuk dzikir tersebut bada shalat:
1-
SUBHANALLAH sepuluh kali, ALHAMDULILLAH sepuluh kali, ALLAHU AKBAR sepuluh
kali.
2-
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALLAHU AKBAR sebanyak tiga puluh tiga kali lalu
digenapkan dengan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU
WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.
3-
SUBHANALLAH 33 kali, ALHAMDULILLAH 33 kali, ALLAHU AKBAR 34 kali.
4- SUBHANALLAH
WALHAMDULILLAH WA LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR sebanyak 25 kali, totalnya
berjumlah seratus karena ada empat kalimat di dalamnya.
Disebutkan
ringkasan ini oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam kitab beliau
Syarh Manzhumah Ushul Al-Fiqh wa Qawa’iduhu.
Dalil
rinciannya sebagai berikut.
1-
SUBHANALLAH sepuluh kali, ALHAMDULILLAH sepuluh kali, ALLAHU AKBAR sepuluh
kali.
Dari
Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, ia berkata,
خَصْلَتَانِ أَوْ خَلَّتَانِ
لاَ يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ هُمَا
يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ
عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ
بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُمِائَةٍ فِى الْمِيزَانِ وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا
وَثَلاَثِينَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَيَحْمَدُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ
وَيُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَذَلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِى
الْمِيزَانِ
“Ada dua
perangai jika seorang hamba yang muslim menjaganya niscaya dia akan masuk
surga. Dua perangai ini mudah namun sedikit yang mengamalkannya. Setiap bada
shalat hendaknya membaca SUBHANALLAH sebanyak sepuluh kali, ALHAMDULILLAH
sebanyak sepuluh kali, dan ALLAHU AKBAR sebanyak sepuluh kali. Maka jadilah
(total satu hari) sebanyak seratus lima puluh kali di lisan dan sebanyak seribu
lima ratus kali di timbangan (mizan). Jika dia mulai berbaring (untuk tidur)
dia bertakbir sebanyak tiga puluh empat kali, bertahmid sebanyak tiga puluh
tiga kali, dan bertasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, maka itu di lisan
sebanyak seratus kali, sedangkan di mizan sebanyak seribu kali.”
(Abdullah
bin Amr berkata) Dan sungguh aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menghitungnya dengan tangannya. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah bagaimana dua amalan ini mudah namun sedikit orang yang
mengamalkannya?”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِى أَحَدَكُمْ – يَعْنِى
الشَّيْطَانَ – فِى مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهُ وَيَأْتِيهِ
فِى صَلاَتِهِ فَيُذَكِّرُهُ حَاجَةً قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا
“Setan
mendatangi salah seorang dari kalian ketika mau tidur sehingga setan
menjadikannya tidur sebelum dia mengucapkannya. Dan setan mendatanginya di
shalatnya dan mengingat-ingatkan ia tentang hajatnya sebelum ia
mengucapkannya.” (HR. Abu Daud, no.
5065; Tirmidzi, no. 5065. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits
ini hasan.)
2-
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALLAHU AKBAR sebanyak tiga puluh tiga kali lalu digenapkan
dengan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA
HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَبَّحَ الله في دُبُرِ
كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاثاً وَثَلاثِينَ ، وحَمِدَ اللهَ ثَلاثاً وَثَلاَثِينَ ،
وَكَبَّرَ الله ثَلاثاً وَثَلاَثِينَ ، وقال تَمَامَ المِئَةِ : لاَ إلهَ إِلاَّ
اللهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ
“Barangsiapa
yang di akhir setiap shalat bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga
puluh tiga kali, dan bertakbir tiga puluh tiga kali, dan mengucapkan
penyempurna seratus, ‘LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU
WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR (artinya: Tiada Rabb yang
berhak disembah selain Allah yang Maha Esa; tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.), maka
diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya seperti buih di lautan.” (HR. Muslim,
no. 597)
Cara baca
di atas dipisah antara bacaan Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar.
Namun bisa juga bacaan tersebut disambung seperti jawaban sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya mengenai cara mengucapnya, lantas beliau
menjawab,
سُبْحَان اللهِ ، وَالحَمْدُ
للهِ واللهُ أكْبَرُ
SUBHANALLAH
WALHAMDULILLAH WALLAHU AKBAR, sampai semuanya berjumlah tiga puluh tiga kali.
(HR. Bukhari, no. 843 dan Muslim, no. 595). Hal ini sama seperti yang
disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam ringkasan di
atas.
3-
SUBHANALLAH 33 kali, ALHAMDULILLAH 33 kali, ALLAHU AKBAR 34 kali.
Hal ini
seperti dalam hadits Ka’ab bin ‘Ujrah yang kita bahas kali ini.
Dari Ka’ab
bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ada beberapa kalimat pengikut yang tidak akan merugikan orang yang
mengucapkannya—atau melakukannya—di akhir setiap shalat wajib (yaitu), tiga
puluh tiga kali tasbih, tiga puluh tiga kali tahmid, dan tiga puluh empat kali
takbir.” (HR. Muslim, no. 597)
Dalil
lainnya terdapat dalam hadits Zaid bin Tsabit seperti keterangan di bawah ini.
4-
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WA LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR sebanyak 25
kali, totalnya berjumlah seratus karena ada empat kalimat di dalamnya.
Dari Zaid
bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku diperintahkan sehabis shalat
membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali.”
Lalu didatangkan seseorang dari kalangan Anshar yang beranjak dari tidurnya
lalu mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada
kalian untuk berdzikir setelah selesai shalat dengan membaca Subhanallah 33
kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 34 kali, benarkah?” Zaid menjawab,
“ya betul.” Orang Anshar itu lantas mengatakan,
فَاجْعَلُوهَا خَمْسًا
وَعِشْرِينَ وَاجْعَلُوا فِيهَا التَّهْلِيلَ فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ اجْعَلُوهَا
كَذَلِكَ
“Sekarang
jadikanlah dua puluh lima dengan ditambahkan bacaa tahlil (LAA ILAHA ILLALLAH)
di dalamnya.” Pada Shubuh hari, Zaid mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam lantas menceritakan hal itu pada beliau, lantas beliau bersabda,
“Jadikan bacaan tersebut seperti itu.” (HR. An-Nasa’i, no. 1351 dan Tirmidzi,
no. 3413. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan.). Dari
disimpulkan boleh membaca bada shalat dengan bacaan SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH
WA LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR sebanyak 25 kali.
Semoga
bermanfaat dan bisa diamalkan.
—
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
1 komentar:
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^
Posting Komentar