3 Manfaat luar biasa dari terbiasa berucap kalimat Allah
Saat ini seseorang yang selalu berucap kalimat Allah
dalam segala keadaan, menjadi jarang terdengar.
Misalnya saat seseorang yang selalu membaca Basmallah saat memulai pekerjaan,
membaca Hamdalah saat mendapat sesuatu, mengucapkan Innalillahi saat tertimpa musibah, mohon
ampun / istighfar saat bersalah atau tekaget,
mengucapkan Hauqalah saat diri tiada daya dan sering sering mengucapkan
kalimat thoyibah La Ilaha Illalah dan Muhamadararasulullah, mulai terlihat
memudar berganti dengan ucapan lain yang lebih keren dan mengikuti zaman.
Kalaupun ditanya mengapa tidak menyebutkan itu,
kebanyakan berkata lupa. Ada juga seseorang, ucapannya hanya sampai dan
berhenti dihati, sangat halus sehingga nyaris tak terdengar, karena ada
perasaan malu karena tidak mengikuti zaman itu tadi. Namun demikian hal itu
tetaplah baik, daripada sama sekali
tidak berucap atau terlintaspun tidak akan hal itu.
Terbiasa akan
ucapan Kalimat Allah diperoleh melalui proses
Membiasakan dalam mengucapkan kalimat Allah membutuhkan
proses tidak terjadi begitu saja. Harus dibiasakan sejak kecil, sedikit demi
sedikit sehingga menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam hati dan ucapan
seiring dengan ibadah yang dilakukan.
Kalimat Allah terkait dengan yang dzat Allah yang maha
suci, mudah atau tidaknya melekat dan
diamalkan sangat bergantung kepada kadar kesucian seseorang. Karena
kalimat Allah itu dekat dengan hal yang suci, maka yang dapat bertemu yang suci
adalah yang suci pula.
Namun demikian banyak juga kenyataan kalimat Allah
diucapkan orang sembarangan bahkan dengan sangat fasih, namun demikian karena
sebatas ucapan, maka bobot dan nuansanya akan berbeda, terutama saat
mendengarnya. Padahal kalimat Allah yang terbiasa untuk diucapkan itu tidaklah
boleh buat main-main, namun merupakan
investasi diri yang paling berharga.
Terbiasa
mengucapkan kalimat Allah adalah investasi diri
Dimana investasinya?
Hidup ini adalah daya tahan (endurance), iman seseorang
dapat turun dapat naik dan siapa yang konsisten (istiqomah) tetap dijalan Allah
di akhir hayatnya tetap bersamaNya maka itulah akhir yang baik (Khusnul
Khotimah).
Meninggal Khusnul Khotimah ditandai bila dirinya dapat
mengucapkan “La Ilaha Illalah” dan Allah mengharamkan seseorang masuk neraka
bila di kerongkongannya masih tertinggal ucapan La Ilaha Ilallah pada saat ajal
seorang menjelang. (1)
Hadis ini yang menjadi dasar mengapa dianjurkan untuk
menengok orang yang sakit dan sekarat dalam Islam (talkin), bukan saja untuk
mendapatkan pelajaran bagi diri namun juga berkesempatan menolong saudaranya
sesama Muslim bila kemungkinan kesulitan berucap kalimat Allah ini. Nabi saw
menganjurkan agar sesama muslim dapat
menuntun / menalkin orang itu dengan ucapan La Ilaha Ilallah (2)
Teorinya kelihatannya gampang pasti diri bisa
mengucapkannya, tetapi kenyataannya tidak semudah itu, banyak orang dikala
sakit atau diberi cobaan berat kemudian berucap selain itu tanpa disadarinya.
Saya menyaksikan sendiri orang yang saya yakini kuat
ibadahnya dikala sakit yang amat sangat ternyata harus dipandu untuk
mengucapkan kalimat Allah kepadanya. Bisa dibayangkan akan bagaimana jadinya
atau lupanya akan kalimat Allah bila seseorang mendapatkan sakit sakaratul maut
yang menurut Nabi Idris As.sakitnya setara 1000 kali.
Kebiasaan berucap
kalimat Allah membawa ketenangan diri
Mengucapkan kalimat Allah juga akan memberi ketenangan
dan ketentraman, dan bila diucapkan berulangkali dalam setiap peristiwa itu,
secara tidak disadari, maka itu sama halnya dengan berzikir, semakin banyak
kalimat Allah terucap akan semakin baik. Dalam hadis Nabi saw disebutkan bahwa
sebaik-baik zikir adalah La Ilaha Ilallah dan membaca hamdalah. (3)
Nabi saw juga mengajarkan Kalimat Allah yang ringan
diucapkan namun berat timbangannya yaitu ucapan Subhanallah wa bihamdihi
Subhanallah al Adziem. (4). Dan firman Allah yang mendasari bahwa dengan
mengingat Allah hati menjadi tenang ada
pada surat Ar Ra’du ayat 28. (5)
Ada mafaat lain dari kalimat Allah dan ini sangat praktis
dan saya sudah mengamalkannya yaitu tips
untuk memilih teman termasuk jodoh agar mendapatkan orang yang baik atau shaleh
dan shalehah melalui kebiasaan berucap
dengan kalimat Allah ini dengan cara mengagetkan orang itu misalnya.
Bila dikagetkan orang itu berucap kalimat Allah misalnya “innalillahi” atau
“astaghfirullah” ini tanda orang yang baik, jika sebaliknya orang itu berucap
yang lain maka pertimbangkanlah lagi
untuk dijadikan teman apalagi jodoh. sederhana bukan?.
Wallahu ‘alam bisshowab
Dari Mu`adz bin Jabal Ra, Rasulullah Saw bersabda :
“Barang siapa ucapan terakhirnya : La ilaha illallah, maka dia masuk surga” (HR
Abu Daud dan Hakim)
Dari Abi Sa`id Al-Hudri Ra, Rasulullah Saw bersabda :
“Bimbinglah orang mati kalian untuk mengucapkan La ilaha illallah” (HR Muslim).
Sabda nabi Saw : “Sebaik-baiknya dzikir adalah La ilaha
illallah dan sebaik-baiknya doa adalah Alhamdulillah” (HR Attirmidzi dan Ibnu
Majjah)
Sabda Nabi Saw : 2 kalimat yang ringan diucapkan lisan,
tetapi berat di timbangan bahkan keduanya digemari Allah yang pemurah yaitu
Suhanallah wa bihamdihi Subhanallah al
adziem (maha suci Allah dengan segala pujinya dan maha suci Allah yang agung)
(HR Bukhari)
Firman Allah : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’du 28)
0 komentar:
Posting Komentar