Amalan Lisan Berlimpah Berkah
Ucapkanlah, Laa haula wala quwwata illa billah ia adalah
sebagian dari harta karun Syurga
Amalan Lisan Berlimpah Berkah
DALAM banyak hadits khususnya yang berbicara tentang
keutamaan sebuah amal, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam banyak
memberikan motivasi kepada umatnya. Khususnya untuk melakukan amal kebaikan di
dunia.
Banyak sekali amalan-amalan yang sesungguhnya sangat
ringan jika dikerjakan seorang muslim. Namun, berlimpah berkah, berlimpah
balasan, berlimpah kebaikan di dalamnya. Inilah wujud kasih sayang Allah ta’ala
kepada hamba-Nya, serta kecintaan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam
kepada umatnya. Maka, bersyukurlah.
Kabar gembira tersebut, akan banyak dijumpai dalam
kitab-kitab bertemakan fadhail ‘amal. Sebagai contoh, Atsar min Alfi Thariq
ilaa al-Jannah karya Amin Al-Anshari, Alfu Hasanatin wa Hasanatin fil Yaumi wal
Lailati karya Majdi Fathi Ali Kahil, Fadhilah Amal karya Ubaid Al-Sindy dan
sebagainya. Di dalamnya akan ditemukan banyak amalan-amalan “kecil” namun besar
kebaikan yang didapat tatkala mengamalkannya. Di antara amalan tersebut adalah
dzikir lisan.
20 Fadhilah dan Keutamaan Dzikir (1)
Dzikir secara bahasa adalah mengingat. Secara istilah ada
yang mengatakan dzikir adalah segala sesuatu, baik fikiran, hati, ucapan dan
perbuatan yang semata terpaut (mengingat) kepada Allah ta’ala. Sehingga
kemudian ada yang menyebut dengan istilah, dzikir hati, dzikir lisan dan dzikir
perbuatan.
Berbicara tentang dzikir lisan, banyak keutamaan-keutamaan
di dalamnya. Antara lain dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
berkata, “Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melewati sebuah
gunung yang disebut dengan gunung Jamadan, kemudian beliau berkata, “Akan
melihat gunung ini ‘sabaqal mufradun’.”Kemudian mereka bertanya, “Apa yang
dimaksud dengan al-Mufradun, wahai Rasulullah?” Ia berkata, “Mereka adalah
orang-orang yang banyak dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim no. 2676).
قَالَ
رَسُوْلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ، إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي
نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي
مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ، بِشِبْرٍ، تَقَرَّبْتُ
إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ
بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي، أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً. (صحيح البخاري) وَقَالَ
أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى أَنَا مَعَ عَبْدِي حَيْثُمَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي
شَفَتَاهُ (صحيح البخاري)
Sabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Dia Allah berfirman: “Aku
bersama prasangka hambaKu, dan Aku Bersamanya ketika ia mengingatKu, jika ia
mengingat/menyebutku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam DzatKu,
jika ia mengingatKu, ditempat yang ramai, maka Aku mengingatnya ditempat yang
lebih ramai (para malaikat-malaikat suci).” (Shahih Bukhari)
***
Maka,
merugi jika lisan yang Allah ta’ala sudah anugerahkan kepada hamba-Nya kemudian
hanya menjadi hiasan, bahkan banyak mengeluarkan kesia-siaan tanpa keluar
darinya kebaikan-kebaikan. Untuk itu, di tengah hiruk-pikuk kehidupan ini,
serta kesibukan yang mewarnainya, jangan lupa isi waktu yang berharga ini dengan
kebaikan, salah satunya dzikir lisan.
Saat
berkendara, gunakan momen sepanjang perjalanan untuk melantunkan ayat-ayat suci
Al-Quran yang telah di hafal. Karena membaca ayat suci Al-Quran adalah bagian
dari dzikir lisan. Kemudian secara bergantian diselingi dengan kalimah-kalimah
thayyibah. Selain itu, tatkala dalam kesendirian dan tidak ada aktivitas yang
hendak diselesaikan, buka mushaf Al-Quran, lalu baca dengan menikmati setiap
huruf, kata, kalimat dan makna yang keluar dari lisan. Pautkan hati kepada-Nya
semata, ikat fikiran agar fokus menginat-Nya semata. Maka, ketenangan dan
kesejukan jiwa dalam limpahan berkah-Nya akan menutupi keluh-kesah yang ada.
Yakinlah.
20 Fadhilah
dan Keutamaan Dzikir (2)
Sekali
lagi, juga sejenak diselingi dengan lantunan kalimah-kalimah thayyibah, dengan
mengerahkan segenap jiwa, hati serta akal fikiran hanya untuk mengingat-Nya,
bukan yang lain. Basahi pipi-pipi ini, dengan tetesan bulir-bulir air mata,
karena dosa-dosa yang telah diperbuat. Tertunduk dalam kekhusyu’an memohon
kebaikan kepada-Nya, agar menjadi hamba yang layak dan pantas bersua dengan
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam di syurga kelak. Juga bersama
orang-orang yang dikasihi.
***
Laa ilaaha
illallah, Alhamdulillah
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seutama-utama dzikir adalah Laa ilaaha
illallah dan sebaik-baik doa adalah alhamdulllah.” (Shahihul Jami’ no. 1104)
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari
kiamat?” Kemudian Rasulullah menjawab, “Aku sudah menduga bahwa tidak ada
seorang pun yang paling awal bertanya tentang hal ini kecuali engkau, wahai Abu
Hurairah. Sebab aku tahu engkau adalah orang yang paling haus tentang hadits.
Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari Kiamat adalah dia yang
mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan sepenuh keikhlasan dari dalam hatinya
atau dalam jiwanya.” (HR. Bukhari no. 99)
Laa ilaaha
illallahu wahdahu laa syarika lahu, lahu al-mulku wa lahu al-hamdu wa huwa ‘ala
kulli syaiin qadiir
Dari Abu
Ayyub radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa mengucapkan tidak ada ilah yang haq selain Allah semata, tiada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan pujian, dan Dia maha kuasa atas
segala sesuatu sepuluh kali, maka dia seperti membebaskan empat budak dari
keturunan Ismail.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdoa
Selama 20 Tahun, Belum Dikabulkan tapi Tak Putus Asa
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa mengucapkan tidak ada ilah yang haq selain Allah semata,
tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan pujian, dan Dia maha kuasa
atas segala sesuatu dalam seratus kali, maka baginya setara dengan membebaskan
sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus
kejelakan, dan ia mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore.
Dan tidak ada seorang pun membawa yang lebih utama dari yang ia kerjakan,
kecuali orang yang mau beramal lebih dari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Subhanallah,
Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lahu,
lahu al-mulku wa lahu al-hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qadiir
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang bertasbih kepada Allah (setiap) setelah shalat 33
kali, memuji Allah 33 kali, mengagungkan Allah 33 kali. Maka jumlah tersebut
ada 99, dan beliau berkata, sempurnakan menjadi 100 kali (dengan membaca) tidak
ada ilah yang haq selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala
kerajaan dan pujian, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu, dihapuskan
kesalahan-kesalahannya meski sebanyak buih di lautan (ghufirat khatayahu wa in
kaanat mitslu zabadil bahri).” (HR. Muslim)
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ada orang-orang miskin datang
menghadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang yang
kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka
shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa.
Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad
serta bersedekah. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Maukah
kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan
mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang
yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada
kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti kalian lakukan.
Kalian bertasbih, bertahmid dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak 33
kali.” Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali,
bertakbir 34 kali. Aku pun kembali padanya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ucapkahlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tida
puluh kali.” (HR. Bukhari no. 843)
Subhanallah
wabihamdihi
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa mengucapkan mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya
dalam sehari seratus kali, dihapuskan kesalahan-kesalahannya meski sebanyak
buih di lautan (ghufirat khatayahu wa in kaanat mitslu zabadil bahri).” (HR.
Muslim no. 2691)
Dzikir Obat
Gila
Subhanallah
wabihamdihi, Subhanallahil ‘azhim
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda;
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ
عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى
الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua
kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan dan dicintai Ar-Rahman: maha
suci Allah dan segala puji bagi-Nya, maha suci Allah yang maha agung.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Subhanallah,
walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu akbar
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sungguh aku mengucapkan subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha
illallahu wallahu akbar lebih aku sukai dari segala yang matahari terbit di
atasnya (ahabbu ilayya mimmaa thala’at ‘alaihi asy-syams).” (HR. Muslim no. 26
95)
Subhanallah,
walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu akbar, wa laa haula walaa
quwwata illa billah
Dari
‘Abdullah bin ‘Amru radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Tidak ada di atas muka bumi seorang pun yang mengucapkan
subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu wallahu akbar, wa laa haula
walaa quwwata illa billah melainkan diampuni dosa-dosanya meski sebanyak buih
lautan (kaffarat ‘anhu khatayahu wa law kaanat mitslu zabadil bahri).” (HR.
At-Tirmidzi)
Biasakanlah
Dzikir, Karena Dzikir Itu adalah “Obat”
Laa haula
wala quwwata illa billah
Abu Musa
radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepadanya sebagai berikut, “Ucapkanlah, Laa haula wala quwwata illa
billah atau tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah. Karena ia adalah
sebagian dari harta karun Syurga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
***
Semoga kita
semua termasuk hamba-Nya yang beruntung, kelak dapat berjumpa dengan Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, serta berkumpul bersama dengan
orang-orang yang kita kasihi di syurga-Nya. Aamiin.*/Abu Sulthan. Twitter:
@lutfisarif
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
0 komentar:
Posting Komentar