Shalat Sunnah
Sebelum Maghrib
Disunnahkan melaksanakan shalat sunnah sebelum Maghrib
bagi siapa yang mau. Yang dikerjakan sebelum Maghrib tersebut adalah dua
raka’at.
Beberapa dalil yang jadi dukungan untuk masalah ini
adalah sebagai berikut.
Hadits ‘Abdullah bin Mughoffal Al Muzani, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ ». ثُمَّ قَالَ «
صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ لِمَنْ شَاءَ ». خَشْيَةَ أَنْ
يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً.
“Kerjakanlah
shalat sunnah sebelum Maghrib dua raka’at.” Kemudian beliau bersabda lagi,
“Kerjakanlah shalat sunnah sebelum Maghrib dua raka’at bagi siapa yang mau.”
Karena hal ini dikhawatirkan dijadikan sebagai sunnah. (HR. Abu Daud no. 1281.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dalam
Shahih Bukhari disebutkan,
صَلُّوا قَبْلَ صَلاَةِ
الْمَغْرِبِ – قَالَ فِى الثَّالِثَةِ – لِمَنْ شَاءَ كَرَاهِيَةَ أَنْ
يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً
“Shalat
sunnahlah sebelum Maghrib, beliau mengulangnya sampai tiga kali dan mengucapkan
pada ucapan ketiga, “Bagi siapa yang mau, karena dikhawatirkan hal ini
dijadikan sunnah.” (HR. Bukhari no. 1183).
Juga ada
cerita dari Mukhtar bersama Anas bin Malik sebagai berikut,
عَنْ مُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ
قَالَ سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنِ التَّطَوُّعِ بَعْدَ الْعَصْرِ فَقَالَ
كَانَ عُمَرُ يَضْرِبُ الأَيْدِى عَلَى صَلاَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ وَكُنَّا
نُصَلِّى عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
غُرُوبِ الشَّمْسِ قَبْلَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ. فَقُلْتُ لَهُ أَكَانَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَلاَّهُمَا قَالَ كَانَ يَرَانَا نُصَلِّيهِمَا.
فَلَمْ يَأْمُرْنَا وَلَمْ يَنْهَنَا.
Dari
Mukhtar bin Fulful, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Anas bin Malik
mengenai shalat sunnah setelah ‘Ashar, ia berkata bahwa ‘Umar dahulu pernah
memukul tangannya gara-gara mengerjakan shalat sunnah setelah ‘Ashar. Lalu Anas
berkata, “Dahulu kami melaksanakan shalat sunnah dua raka’at setelah
tenggelamnya matahari sebelum shalat Maghrib di masa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salllam.” Aku (Mukhtar) bertanya pada Anas, “Apakah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan dua raka’at tersebut?” Ia
berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kami melakukan dua raka’at
tersebut, lalu beliau tidak memerintahkan dan tidak pula melarangnya.” (HR.
Muslim no. 836).
Juga ada
hadits dari Anas bin Malik, ia berkata,
كُنَّا بِالْمَدِينَةِ
فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِىَ
فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ
لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ مِنْ كَثْرَةِ
مَنْ يُصَلِّيهِمَا
“Dahulu
ketika kami berada di Madinah, ketika muadzin mengumandangkan adzan Maghrib,
mereka langsung saling berlomba untuk melakukan shalat dua raka’at dan dua
raka’at. Sampai-sampai jika ada orang asing yang masuk dalam masjid, ia akan
menyangka bahwa shalat Maghrib sudah dilaksanakkan karena saking banyaknya
orang yang melakukan shalat dua raka’at tersebut.” (HR. Muslim no. 837).
Imam Nawawi
menjelaskan, “Riwayat-riwayat di atas menunjukkan akan dianjurkannya shalat
sunnah dua raka’at antara tenggelamnya matahari dan shalat maghrib
dilaksanakan. Namun mengenai anjuran shalat sunnah sebelum Maghrib ada dua
pendapat dalam madzhab Syafi’i, yang paling kuat dalam madzhab adalah tidak
disunnahkan. Namun berdasarkan pendapat para peneliti hadits, yang lebih kuat
adalah shalat sunnah sebelum Maghrib tetap disunnahkan, alasannya karena
dukungan hadits-hadits di atas.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 111).
Namun
shalat sunnah sebelum maghrib (qobliyah Maghrib) tidak masuk dalam shalat
sunnah yang ditekankan. Karena yang sangat dianjurkan adalah 12 raka’at yang
dijaga setiap hari sebagaimana disebutkan dalam hadits,
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ
عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
الْفَجْرِ
“Barangsiapa
merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan
membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah
empat raka’at sebelum zhuhur, dua
raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya,
dan dua raka’at sebelum shubuh.” (HR. Tirmidz no. 414, Ibnu Majah no. 1140, An
Nasai no. 1795, dari ‘Aisyah. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Baca pula
artikel Rumaysho.Com: (1) Merutinkan Shalat Sunnah Rawatib, (2) Hukum Shalat
Sunnah 6 Raka’at Sesudah Maghrib.
Semoga
Allah memberi taufik untuk beramal sholih.
—
By Muhammad Abduh
Tuasikal, MSc
0 komentar:
Posting Komentar