Keutamaan Sholawat
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Yang Sesuai Sunnah
KAJIAN TENTANG KEUTAMAAN SHOLAWAT NABI SHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM YANG SESUAI SUNNAH – USTADZ AHMAD ZAINUDDIN, LC.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lanjutan
dari apa yang sudah kita bahas. Yaitu Indahnya Bersholawat Sesuai Sunnah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tema ini diangkat untuk membuktikan dan
memaparkan kepada khalayak ramai bahwa dakwah salaf tidak anti sholawat. Tetapi
bersholawat yang diatas sunnah. Bukan sholawat yang mengada-ada. Bukan sholawat
yang mendatangkan keutamaan-keutamaan apabila dibaca sekian kali, maka seperti
ini. Oleh karena itu, kita ingin memaparkan keutamaan sholawat dengan
hadits-hadits yang shaih. Bukan sembarangan hadits.
1.
Pada kesempatan kali ini dibahas tiga poin. Yaitu:
2.
Keutamaan bersholawat atas Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
3.
Peringatan keras agar tidak bersholawat kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sholawat-sholawat yang bid’ah.
Bacaan sholawat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
paling utama.
KEUTAMAAN SHOLAWAT NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA
SALLAM
Adapun keutamaan sholawat Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah:
Pertama, Mengerjakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala
Apabila ada orang yang bersholawat atas Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti dia mengerjakan perintah Allah subhanahu
wa ta’ala. Allah berfirman:
…ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا ﴿٥٦﴾
“…Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab[33]: 56)
Kedua, mengikuti bersholawatnya Allah atas
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun seperti yang telah kita
pelajari, berbeda sholawat Allah dengan sholawat manusia. Sholawat Allah kepada
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam artinya Allah memuji Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa salam dihadapan para malaikatNya. Adapun sholawat
manusia adalah mendo’akan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar
senantiasa mendapatkan berkah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketiga, menyepakati sholawatnya para
malaikat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keempat, mendapatkan sepuluh pujian dari
Allah subhanahu wa ta’ala tatkala bersholawat sekali atas Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً
وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa
yang mengucapkan sholawat kepadaku satu kali, maka Allah mengucapkan sholawat
kepadanya 10 kali.” (HR. Muslim no. 408)
Maksud dari
Allah bersholawat atas seorang hamba tersebut adalah bahwa Allah akan memuji
hamba tersebut dihadapan para malaikatNya sebanyak sepuluh kali pujian.
Kelima, diangkat sepuluh derajat, ditulis
untuknya sepuluh kebaikan, dihapuskan darinya sepuluh dosa bagi siapa yang
bersholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Anas
bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً
وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ
خَطَيَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa
yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat,
dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” (HR.
an-Nasa’i).
Hadits ini
umum dan tidak ada pembatasan waktu, tempat, keadaan, tatacara, maka biarkan
dia pada keumumannya. Karena pembatasan
harus dengan dalil. Dan siapa yang membatasi tanpa dalil, maka itu berarti
mengadakan perbuatan bid’ah (mengada-ada).
Keenam, sholawat lebih cepat mengabulkan
do’a.
كُلُّ دُعَاءٍ يُدْعَى
اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ بِهِ مَحْجُوبٌ عَنِ السَّمَاءِ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى
مُحَمَّدٍ
“Semua doa itu
terhalang, sampai dibacakan sholawat untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam”
Ketujuh, sholawat penyebab datangnya
syafa’at, apabila dibarengi dengan meminta wasilah untuk Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa salam.
Dari Abu
Ad-Darda radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ
يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa
yang bersholawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka
dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. at-Tabrani).
Kedelapan, sholawat adalah penyebab
dikembalikannya ruh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjawab
sholawat yang bersholawat atas beliau.
Kesembilan, sholawat penyebab bau wanginya
sebuah majelis yang tidak akan menjadi kerugiaan bagi orang yang bermajelis
nanti pada hari kiamat.
Kesepuluh, bersholawat menghilangkan sifat
bakhil pada seorang hamba. Yang apabila disebutkan nama Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia bersholawat atas Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَخِيلُ الَّذِى مَنْ
ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ
“Orang yang
disebut pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya lalu ia tidak
bershalawat untukku.” (HR. Tirmidzi)
Kenapa
disebut bakhil? Karena menggerakkan lisan tidaklah letih, tidak mengeluarkan
tenaga, begitu mudah dikerjakan dan merupakan kesempatan emas, tetapi dia tidak
mau bersholawat.
Kesebelas, bersholawat menyelamatkan seseorang dari kerugian di
dunia dan di akhirat.
Termasuk
dalam keutamaan sholawat yang disebutkan dalam hadits Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah hadits riwayat Imam Tirmidzi. Yaitu hadits dari Ubay bin Ka’ab
radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ
إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا
اللَّهَ اذْكُرُوا اللهَ جَاءَتِ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ
المَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ المَوْتُ بِمَا فِيهِ، قَالَ أُبَيٌّ: قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلاَةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ
صَلاَتِي؟ فَقَالَ: مَا شِئْتَ. قَالَ: قُلْتُ: الرُّبُعَ، قَالَ: مَا شِئْتَ
فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ، قُلْتُ: النِّصْفَ، قَالَ: مَا شِئْتَ، فَإِنْ
زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ، قَالَ: قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ، قَالَ: مَا شِئْتَ،
فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ، قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا
قَالَ: إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah berlalu dua per tiga malam bangun
dan berkata: “Hai manusia, berdzikirlah kalian kepada Allah, berdzikirlah
kalian kepada Allah. Pasti datang tiupan pertama yang menghancurkan alam. Lalu
mengikutinya tiupan kedua yang membangkitkan. Kematian dan semua yang ada padanya
pasti datang. Kematian dan semua yang ada padanya pasti datang.” Ubay bertanya:
“Wahai Rasulullah, saya ingin memperbanyak shalawat untukmu, berapa banyak aku
harus bershalawat untukmu dari do’aku?” Beliau menjawab: “Terserah kamu.” Ubay
bertanya: “seperempat?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, itu
baik untukmu.” Ubay bertanya: “Kalau setengah?” Beliau menjawab: “Terserah
kamu. Jika kamu tambah, itu baik untukmu.” Ubay bertanya lagi: “Kalau dua per
tiga?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, itu baik untukmu.”
Ubay bertanya: “Kalau begitu aku jadikan do’aku semuanya untuk (bershalawat
atas)-mu.” Beliau menjawab: “Jika demikian, pasti dicukupkan kebutuhanmu dan
diampuni dosamu.” (HR. at-Tirmidzi).
Al-Hafidz
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu ta’ala mengatakan bahwa dari hadits di
atas terdapat keutamaan bersholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.
Juga terdapat perintah untuk bersholawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Juga diambilkan dalil dari hadits di atas bahwa para sahabat Nabi
radhiyallahu ‘anhum sangat perhatian terhadap amaliyah sholawat. Dan telah
terdapat dengan jelas hadits-hadits yang kuat yang menunjukkan keutamaan
bersholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
0 komentar:
Posting Komentar