Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Puasa di bulan Ramadan bisa menjadi latihan untuk
melakukan puasa intermitten atau diet puasa yang terbukti bermanfaat bagi
kesehatan.
tirto.id - Puasa selalu dianggap baik untuk tubuh karena
membantu detoksifikasi dan menjadi momen yang tepat untuk memulai pola hidup
sehat. Ada juga yang bertujuan untuk menurunkan berat badan saat puasa. Namun,
menahan lapar seharian membuat kecenderungan untuk makan banyak saat berbuka
meningkat. Sehingga, berat badan malah naik setelah puasa.
Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa kecenderungan untuk
makan banyak saat berbuka hanya masalah mental. Ketika melihat menu berbuka,
pikiran menciptakan rasa lapar sehingga kecenderungan untuk makan banyak
meningkat. Padahal sebenarnya saat berbuka tubuh hanya membutuhkan makanan
secukupnya, sesuai porsi.
Selain melatih kesehatan mental dan pikiran, berpuasa di
bulan suci bermanfaat untuk melatih diri melakukan puasa intermitten atau diet
puasa di hari-hari biasa. Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil dari
menjalankan puasa intermitten atau diet puasa, seperti dikutip dari Gulf News.
1. Membakar lemak jahat di dalam tubuh
Saat puasa, kalori yang terbakar akan lebih banyak dari
kalori yang dikonsumsi, apalagi jika selagi berpuasa aktivitas tetap dilakukan
seperti biasa. Setidaknya dalam delapan jam sehari, gula dan karbohidrat yang
dikonsumsi pada hari itu terbakar habis, setelah itu tubuh memanfaatkan lemak
untuk mendapatkan energi. Namun, penting untuk diingat bahwa makanan yang
dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus mengandung campuran protein, lemak dan
karbohidrat secukupnya.
2. Meningkatkan hormon pertumbuhan manusia
Penelitian dari American College of Cardiology di New
Orleans, menunjukkan bahwa puasa intermitten memicu kenaikan hormon pertumbuhan
manusia (HGH), 1300 persen pada wanita, dan kenaikan 2000 persen pada pria.
Mengapa ini penting? HGH membantu menurunkan berat badan tanpa kehilangan otot.
Hormon ini juga membuat panjang umur dan mengatur metabolisme.
3. Meningkatkan fungsi otak
Puasa intermitten bisa memicu peningkatan produksi
protein yang diproduksi otak atau BDNF. Protein ini membantu peremajaan dan
regenerasi sel induk otak dan meningkatkan fungsi memori dan motor. Menurut
Mark Mattson, seorang peneliti ilmu syaraf di National Institute of Aging
(Amerika Serikat), puasa intermitten bahkan dapat menunda timbulnya penyakit
Parkinson dan Alzheimer.
4. Trigliserida, kolesterol dan resistensi insulin
Puasa intermitten telah terbukti mengurangi tekanan darah,
mengatur trigliserida dan kolesterol jahat, dan mengatasi resistensi insulin.
Ini adalah faktor risiko penyakit jantung, yang merupakan salah satu penyebab
kematian dini pada manusia. Resistensi insulin meningkatkan risiko diabetes dan
puasa yang sehat membantu mengatur kadar gula dan kadar insulin di dalam tubuh.
5. Mengurangi risiko penuaan dan penyakit berbahaya
Stres oksidatif akibat jumlah radikal bebas yang terlalu
banyak di dalam tubuh bisa menyebabkan proses oksidasi sel-sel normal menjadi
semakin tinggi sehingga akan menimbulkan kerusakan. Kondisi ini memicu penyakit
kronis seperti kanker, diabetes, stroke, Alzheimer, dan Parkinson. Puasa
intermitten dapat membantu mengurangi risiko terserang penyakit berbahaya
sampai batas tertentu dengan mendetoksifikasi tubuh dan memproduksi senyawa
anti-inflamasi, tanpa risiko kekurangan gizi.
Lebih lanjut, puasa di bulan Ramadan bisa menjadi ajang
latihan untuk melakukan puasa intermitten yang terbukti bermanfaat bagi
kesehatan. Namun, disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter atau ahli
gizi sebelum memulai puasa intermitten. Selama masa puasa di bulan suci ini,
jangan lupa untuk selalu berolahraga ringan untuk membakar lemak jahat di dalam
tubuh serta mendetoksifikasi tubuh dan pikiran. Selamat menjalankan ibadah
puasa!
Reporter:
Dipna Videlia Putsanra
Penulis:
Dipna Videlia Putsanra
Editor:
Dipna Videlia Putsanra
0 komentar:
Posting Komentar