Orang orang yang mendapatkan manisnya iman
Di dalam kehidupan yang di tempuh manusia di dunia ini,
ada orang yang beruntung dan ada juga yang merugi, ada yang senang dan ada yang susah, ada yang beriman kepada
Allah, dan di antara orang – orang yang beriman itu, ada yang hanya di
pengakuannya saja, tapi terhadap perintah Allah yang telah di wajibkan
kepadanya tidak pernah di kerjakan, dan banyak juga di antara kita beriman dan
beribadah, juga patuh dengan perintah Allah tapi tidak mendapatkan manisnya
beribadah dan manisnya iman itu, lalu” bagaimana kita bisa mendapatkan manisnya
iman itu, dan kelezatan beribadah kepada Allah? Di dalam kitab hadits hasyiyah
lbnu abi jamroh Rosulullah SAW bersabda:
عن أنس،
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان: أن يكون
الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله، وأن يكره أن
يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار).
Dari Anas rodhiallohu ‘anhu bahwa Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga hal yang apabila terdapat pada
diri seseorang maka ia mendapat manisnya iman yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih
dicintai olehnya daripada selain keduanya, dan mencintai seseorang tidaklah dia
mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali ke dalam
kekafiran sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam neraka.” (Shohih
Al-Bukhory no. 16, 21, 5694, 6542)
Dari hadits
Rosulullah di atas memberi pengertian kepada kita, bahwa kalau kita mau
mendapatkan manisnya iman dan lezatnya beribadah itu yang pertama: kita harus menancapkan
di hati sanobari kita yang paling dalam rasa cinta kepada Allah dan rosulnya
dari pada selain keduanya baik itu kedua orang tua kita,istri kita, anak –anak
kita, harta kita bahkan diri kita sendiri dan selainnya . orang yang sudah bisa
membuat seperti ini maka apapun,siapa pun, tidak ada yang di takutinya bahkan
dengan rasa cintanya kepada Allah dan Rosulnya akan membuat seseorang menjadi
kuat terhadap kesusahan dan kepedihan yang ada di dunia ini.sebagai mana telah
kita ketahui tentang seorang sahabat Rasulullah yang bernama bilal bin roba
yang tahan di siksa orang – orang kafir dengan berbagai siksaan yang pedih
mulai dari di cambukin kemudian dia di seret di padang pasir yang sangat panas
dan di timpakan kepadanya batu yang besar tapi beliau selalu mengatakan AHAD –
AHAD itu di akibatkan karna rasa cintanya kepada Allah dan Rosul-nya sehingga
bagai manapun siksaan yang di berikan
orang kafir tidak bisa membuat imannya luntur.
Dan pernah
juga dikisahkan tentang seorang sahabat yang bernama ali bin ali tholib, beliau
pernah kena anak panah di kakinya dan beliau merasakan sangat kesakitan, ketika
itu datang seorang sahat nabi yang lain kepada ali bin abi tholib untuk
menolong ali bin abi tholib mencabut anak panah yang tertancap di kaki beliau, tapi
ternyata ketika di cabut ali bin abi tholib tidak sanggup menahan sakitnya,
lalu beliau mengatakan kepada sahabat yang ingian menolongnya mencabut anak
panah itu : hahai saudaraku cabutlah
anak panah ini ketika aku sholat nanti, maka sholatlah beliau dan sahabat itu
mencabut anak panah tersebut dan ali bin abi tholib tidak merasakan sakit
sedikit pun, itu di karnakan beliau subah mendapatkan manisnya iman itu dan
lezatnya beribadah kepada Allah taala.
“Ya Allah
kami meminta kepadamu cintamu dan cuinta orang yangcinta kepadamu dan
jadikanlah kami orang – orang yangcinta kepadamu dan termasuk orang-orang yang
mendapatkan manisnya iman dan lezatnya beribadah kepadamu”.
Cara yang
kedua untuk mendapatkan manisnya iman itu yaitu kita mencintai seseorang di karnakan
Allah, baik itu kepada perempuan ataupun kepada laki-laki,atau kepada kedua
orang tua kita dan anak-anak kita semuanya harus kita kaitkan rasa cinta kita
kepada mereka karna Allah, sebagai mana yang telah di contohkan nabi kita, nabi
Muhammad saw ynag cinta kepada istrinya karna Allah,cinta kepada anak-anaknya
karna Allah, dan cinta kepada ummmat-ummatnya karna Allah.
Sesungguhnya
cinta dan benci karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala merupakan pintu yang sangat
agung di antara pintu-pintu kebaikan di akhirat. Dan merupakan sebab seseorang
mendapatkan kelezatan iman di dunia. Sebagian orang mengira bahwa cinta dan
benci merupakaan suasana hati yang tidak mampu manusia mengendalikannya.
Bagaimana ia bisa memaksakan diri untuk mencintai ini dan membenci itu!?
Sebagaimana
yang dimaklumi dalam Islam bahwa hati mengikuti aqidah dan iman yang ada di
dalamnya. Barangsiapa beriman bahwa Allah adalah Rabb, Islam sebagai agama dan
Muhammad sebagai Rasul, maka ia pasti mencintai orang-orang yang mencintai
Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Oleh karena itu cinta karena Allah dan benci juga
karena Allah merupakan kewajiban atas setiap Muslim.
Oleh karena
itu tidak ada larangan mencintai
seseorang kalau cinta itu terletak dan tumbuh di tempat yang baik dan
sebenarnya,Dan beruntunglah bagi orang yang bisa mencintai seseorang karna
Allah dan denci karna Allah, Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam
telah menuntun kita bagaimana cara mencintai dan membenci karena Allah. Apabila
kita melaksanakannya niscaya akan membawa kita kepada kelapangan dan keteduhan,
yakni keimanan dan keamanan.
An Namar
bin Taulab berkata :
أحبب حبيبـك حبا رويـدا، فليس
يعو لـك أن تصرما
وابغض بغيضك بغضا رويدا، إذا
أنت حـاولت أن تحكما
“Cintailah
kekasihmu dengan cinta sewajarnya niscaya tidak akan membebanimu, bila kamu
memutus cinta itu dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya, karena bila
engkau berusaha mencintainya, maka engkau akan bersikap bijak padanya.”
Umar bin
Khattab berkata : “Jika engkau mencintai janganlah berlebihan seperti seorang
anak kecil mencintai sesuatu. Dan, jika engkau membenci, janganlah berlebihan
hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasakannya.”
قال رسول الله ص. م.
احبب حبيبك هونا ما عسي ان
يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما
(رواه الترمذي)
Artinya :
Rosullah
Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat
nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias
saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).
قال رسول الله ص. م.
ان المتحابين لتري غرفهم في
الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في
الله عزوجل (رواه أحمد
Artinya:
Sesungguhnya
orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat
seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu
ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu adalah orang-orang yang
mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR. Ahmad).
“Ya Allah
jadikanlah kami termasuk orang-orang yang cinta kepadamu dan saling mencintai
di antara kami karnamu, dan mendapatkan pendamping hidup yang cinta kepadamu
dan berikanlah kepada kami anak-anak yang cinta kepadamu”.
Cara yang ketiga untuk mendapatkan
manisnya iman itu yaitu dia benci kembali kedalam kekafiran sebagaimana bahwa dia benci di
campakkan kedalam api neraka. Kebencian kita kepada kekufuran HARUS sebagaimana
kita membenci diri kita dilempar kedalam api. Dan ketahuilah, Allah Lebih Benci
terhadap kekufuran melebihi kebencian seseorang terhadap dirinya yang
menjatuhkan dirinya sendiri kedalam api!
Allah
berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
يُنَادَوْنَ لَمَقْتُ اللَّهِ أَكْبَرُ مِن مَّقْتِكُمْ أَنفُسَكُمْ إِذْ
تُدْعَوْنَ إِلَى الْإِيمَانِ فَتَكْفُرُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat):
“Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu
kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir”.
(Ghaafir:
10)
Maka dari
itu hendaknya kita berdoa, sebagaimana doanya nabi shallallahu ‘alayhi wa
sallam:
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا
الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا ، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ
وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ
Ya Allah
jadikanlah hati kami mencintai keimanan dan jadikanlah ia hiasan dalam hati
kami. dan tanamkanlah kebencian kepada kami terhadap kekufuran, kefasiqan dan
kedurhakaan. Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus.
0 komentar:
Posting Komentar