Kamis, 03 Mei 2018

Orang orang yang mendapatkan manisnya iman


Orang orang yang mendapatkan manisnya iman


Di dalam kehidupan yang di tempuh manusia di dunia ini, ada orang yang beruntung dan ada juga yang merugi, ada yang senang dan  ada yang susah, ada yang beriman kepada Allah, dan di antara orang – orang yang beriman itu, ada yang hanya di pengakuannya saja, tapi terhadap perintah Allah yang telah di wajibkan kepadanya tidak pernah di kerjakan, dan banyak juga di antara kita beriman dan beribadah, juga patuh dengan perintah Allah tapi tidak mendapatkan manisnya beribadah dan manisnya iman itu, lalu” bagaimana kita bisa mendapatkan manisnya iman itu, dan kelezatan beribadah kepada Allah? Di dalam kitab hadits hasyiyah lbnu abi jamroh Rosulullah SAW bersabda:

عن أنس، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله، وأن يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار).

 Dari Anas rodhiallohu ‘anhu bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga hal yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia mendapat manisnya iman yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya, dan mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali ke dalam kekafiran sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam neraka.” (Shohih Al-Bukhory no. 16, 21,  5694, 6542)

Dari hadits Rosulullah di atas memberi pengertian kepada kita, bahwa kalau kita mau mendapatkan manisnya iman dan lezatnya beribadah itu yang pertama: kita harus menancapkan di hati sanobari kita yang paling dalam rasa cinta kepada Allah dan rosulnya dari pada selain keduanya baik itu kedua orang tua kita,istri kita, anak –anak kita, harta kita bahkan diri kita sendiri dan selainnya . orang yang sudah bisa membuat seperti ini maka apapun,siapa pun, tidak ada yang di takutinya bahkan dengan rasa cintanya kepada Allah dan Rosulnya akan membuat seseorang menjadi kuat terhadap kesusahan dan kepedihan yang ada di dunia ini.sebagai mana telah kita ketahui tentang seorang sahabat Rasulullah yang bernama bilal bin roba yang tahan di siksa orang – orang kafir dengan berbagai siksaan yang pedih mulai dari di cambukin kemudian dia di seret di padang pasir yang sangat panas dan di timpakan kepadanya batu yang besar tapi beliau selalu mengatakan AHAD – AHAD itu di akibatkan karna rasa cintanya kepada Allah dan Rosul-nya sehingga bagai manapun siksaan yang di  berikan orang kafir tidak bisa membuat imannya luntur.

Dan pernah juga dikisahkan tentang seorang sahabat yang bernama ali bin ali tholib, beliau pernah kena anak panah di kakinya dan beliau merasakan sangat kesakitan, ketika itu datang seorang sahat nabi yang lain kepada ali bin abi tholib untuk menolong ali bin abi tholib mencabut anak panah yang tertancap di kaki beliau, tapi ternyata ketika di cabut ali bin abi tholib tidak sanggup menahan sakitnya, lalu beliau mengatakan kepada sahabat yang ingian menolongnya mencabut anak panah  itu : hahai saudaraku cabutlah anak panah ini ketika aku sholat nanti, maka sholatlah beliau dan sahabat itu mencabut anak panah tersebut dan ali bin abi tholib tidak merasakan sakit sedikit pun, itu di karnakan beliau subah mendapatkan manisnya iman itu dan lezatnya beribadah kepada Allah taala.

“Ya Allah kami meminta kepadamu cintamu dan cuinta orang yangcinta kepadamu dan jadikanlah kami orang – orang yangcinta kepadamu dan termasuk orang-orang yang mendapatkan manisnya iman dan lezatnya beribadah kepadamu”.

Cara yang kedua untuk mendapatkan manisnya iman itu yaitu kita mencintai seseorang di karnakan Allah, baik itu kepada perempuan ataupun kepada laki-laki,atau kepada kedua orang tua kita dan anak-anak kita semuanya harus kita kaitkan rasa cinta kita kepada mereka karna Allah, sebagai mana yang telah di contohkan nabi kita, nabi Muhammad saw ynag cinta kepada istrinya karna Allah,cinta kepada anak-anaknya karna Allah, dan cinta kepada ummmat-ummatnya karna Allah.

Sesungguhnya cinta dan benci karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala merupakan pintu yang sangat agung di antara pintu-pintu kebaikan di akhirat. Dan merupakan sebab seseorang mendapatkan kelezatan iman di dunia. Sebagian orang mengira bahwa cinta dan benci merupakaan suasana hati yang tidak mampu manusia mengendalikannya. Bagaimana ia bisa memaksakan diri untuk mencintai ini dan membenci itu!?

Sebagaimana yang dimaklumi dalam Islam bahwa hati mengikuti aqidah dan iman yang ada di dalamnya. Barangsiapa beriman bahwa Allah adalah Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul, maka ia pasti mencintai orang-orang yang mencintai Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Oleh karena itu cinta karena Allah dan benci juga karena Allah merupakan kewajiban atas setiap Muslim.

Oleh karena itu  tidak ada larangan mencintai seseorang kalau cinta itu terletak dan tumbuh di tempat yang baik dan sebenarnya,Dan beruntunglah bagi orang yang bisa mencintai seseorang karna Allah dan denci karna Allah, Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam telah menuntun kita bagaimana cara mencintai dan membenci karena Allah. Apabila kita melaksanakannya niscaya akan membawa kita kepada kelapangan dan keteduhan, yakni keimanan dan keamanan.

An Namar bin Taulab berkata :
أحبب حبيبـك حبا رويـدا، فليس يعو لـك أن تصرما
وابغض بغيضك بغضا رويدا، إذا أنت حـاولت أن تحكما

“Cintailah kekasihmu dengan cinta sewajarnya niscaya tidak akan membebanimu, bila kamu memutus cinta itu dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya, karena bila engkau berusaha mencintainya, maka engkau akan bersikap bijak padanya.”

Umar bin Khattab berkata : “Jika engkau mencintai janganlah berlebihan seperti seorang anak kecil mencintai sesuatu. Dan, jika engkau membenci, janganlah berlebihan hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasakannya.”

قال رسول الله ص. م.
احبب حبيبك هونا ما عسي ان يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما
(رواه الترمذي)
Artinya :
Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).

قال رسول الله ص. م.
ان المتحابين لتري غرفهم في الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في الله عزوجل (رواه أحمد

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR. Ahmad).

“Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang cinta kepadamu dan saling mencintai di antara kami karnamu, dan mendapatkan pendamping hidup yang cinta kepadamu dan berikanlah kepada kami anak-anak yang cinta kepadamu”.

            Cara yang ketiga untuk mendapatkan manisnya iman itu yaitu dia benci kembali kedalam  kekafiran sebagaimana bahwa dia benci di campakkan kedalam api neraka. Kebencian kita kepada kekufuran HARUS sebagaimana kita membenci diri kita dilempar kedalam api. Dan ketahuilah, Allah Lebih Benci terhadap kekufuran melebihi kebencian seseorang terhadap dirinya yang menjatuhkan dirinya sendiri kedalam api!
Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنَادَوْنَ لَمَقْتُ اللَّهِ أَكْبَرُ مِن مَّقْتِكُمْ أَنفُسَكُمْ إِذْ تُدْعَوْنَ إِلَى الْإِيمَانِ فَتَكْفُرُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): “Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir”.

(Ghaafir: 10)
Maka dari itu hendaknya kita berdoa, sebagaimana doanya nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا ، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ

Ya Allah jadikanlah hati kami mencintai keimanan dan jadikanlah ia hiasan dalam hati kami. dan tanamkanlah kebencian kepada kami terhadap kekufuran, kefasiqan dan kedurhakaan. Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.



0 komentar:

Posting Komentar