Meringankan Shalat Untuk Umat Begini Nih Perjuangan
Rasulullah (2-Habis)
“SELANJUTNYA, aku (Rasulullah SAW) naik ke langit ketiga,
lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit ketiga. Jibril kemudian ditanya,
‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang
bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah
diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini
sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit ketiga pun dibuka.
Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Yusuf. Jibril berkata, ‘Ini adalah
Yusuf. Berilah salam kepadanya.’ Maka aku memberi salam kepadanya. Yusuf
membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang
saleh’.”
“Aku kemudian dibawa naik ke langit keempat. Jibril
kemudian meminta dibukakan pintu langit keempat dan dia ditanya, ‘Siapa?’
Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’
Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril
menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya
kedatangan orang yang datang.’ Maka pintu langit keempat dibuka.
Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Idris. Jibril
berkata, ‘Ini adalah Idris, berilah dalam kepadanya.’ Aku pun memberi salam
kepadanya. Idris membalas salamku lalu berkata, ‘Selamat datang saudara yang
saleh dan nabi yang saleh’.”
“Aku kemudian dibawa ke langit kelima. Jibril lalu
meminta dibukakan pintu langit kelima dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab,
‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab,
‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’
Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang
yang datang.’ Pintu langit kelima pun dibuka. Setelah melewatinya, aku bertemu
dengan Harun. Jibril berkata, ‘Ini adalah Harun. Berilah salam kepadanya.’ Aku
lalu memberi salam kepadanya. Harun membalas salamku dan berkata, ‘Selamat
datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’”
“Aku kemudian dibawa naik ke langit keenam. Jibril
meminta dibukakan pintu langit keenam kemudian ditanya ‘Siapa?’ Jibril
menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril
menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril
menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya
kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit keenam pun dibuka. Setelah
melewatinya, aku mendapatkan Musa. Jibril berkata, ‘Ini adalah Musa. Berilah
salam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Musa membalas salamku lalu
berkata ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’ Ketika aku
sudah selesai, tiba-tiba Musa menangis. Ditanyakan kepadanya, ‘Kenapa kamu
menangis?’ Musa menjawab, ‘Aku menangis karena anak ini diutus setelahku, namun
orang yang masuk surga dari umatnya lebih banyak dari orang yang masuk surga
dari umatku’.”
“Aku kemudian dibawa naik ke langit ketujuh. Jibril
kemudian meminta dibukakan pintu langit ketujuh, kemudian ditanya, ‘Siapa?’
Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’
Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril
menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya
kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit ketujuh pun dibuka. Setelah
melewatinya, aku mendapatkan Ibrahim. Jibril berkata, ‘Ini adalah bapakmu,
Ibrahim. Berilah salam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Ibrahim
membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang anak saleh dan nabi yang saleh’.”
“Setelah itu ditampakkan kepadaku Sidratul Muntaha,
bentuknya seperti tempayan daerah milik Hajar dengan daunnya mirip
telinga-telinga gajah. Jibril berkata, ‘Ini adalah Sidratul Muntaha.’ Ternyata
di dasarnya ada empat sungai, dua sungai batin dan dua sungai zahir. Aku
bertanya, ‘Apakah ini wahai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Dua sungai batin adalah
dua sungai yang berada di surga, sedangkan dua sungai zahir adalah Nil dan
Eufrat.’ Aku kemudian diangkat ke Baitul Ma’mur dan diberi tiga gelas minuman.
Satu gelas berisi Khamr, satu gelas berisi susu, dan satu gelas lagi berisi
madu. Aku mengambil gelas berisi susu. Jibril berkata, ‘Ini merupakan fitrah
yang kamu dan umatmu berada di atasnya,’ kemudian diwajibkan bagiku shalat lima
puluh kali setiap hari.”
“Saat aku kembali dan lewat di hadapan Musa, dia
bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku
diperintahkan shalat lima puluh kali setiap hari.’ Musa berkata, ‘Umatmu tidak
akan sanggup melaksanakan shalat lima puluh kali dalam sehari. Demi Allah, aku
telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah
berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada
Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.’ Aku pun kembali dan Allah SWT
memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat. Aku kembali menemui
Musa. Musa pun mengatakan sebagaimana yang dikatakan sebelumnya. Aku pun
kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu
aku kembali menemui Musa. Musa kembali berkata sebagaimana yang dia katakan
sebelumnya. Aku pun kembali, dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi
sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Musa masih berkata sebagaimana
yang dia katakan sebelumnya. Aku pun kembali, dan aku diperintah dengan sepuluh
kali shalat setiap hari. Aku pun kembali dan Musa kembali berkata seperti
sebelumnya. Aku pun kembali kepada Allah. Akhirnya, aku diperintahkan dengan
lima kali shalat dalam sehari. Aku kembali kepada Musa dan dia berkata, ‘Apa
yang diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan dengan lima kali
shalat dalam sehari.’ Musa berkata, ‘Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup
melaksanakan shalat lima kali sehari. Aku telah mencoba menerapkannya kepada
manusia sebelum kamu, dan aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Israil
dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk
umatmu.’ Lalu aku berkata, ‘Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku
hingga aku malu, Aku telah ridha menerimanya’.”
“Ketika aku telah selesai, terdengar suara yang berseru,
‘Sungguh Aku telah memberikan keputusan kewajiban-Ku dan Aku telah
meringankannya untuk hamba-hamba-Ku’,” (HR. Al-Bukhari).
Pada peristiwa Mi’raj itu Rasulullah SAW telah
berkali-kali memohonkan keringan atas jumlah shalat kita dari lima puluh waktu
menjadi lima waktu. Lalu apa lagi yang menyebabkan kita harus mengeluh,
saudaraku?
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit:
Penerbit Almahira/2012
0 komentar:
Posting Komentar