Keluarga Sakinah Mawaddah, Warahmah Menurut Islam
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.“ (QS : Ar-Ruum:21)
Dalam ayat diatas, Allah menyampaikan bahwa manusia
diciptakan berpasangan antara istri dan suaminya untuk mendapatkan keternangan,
keterntraman, dan kasih sayang. Hal tersebut merupakan tanda kuasa Allah dan
nikmat yang diberikan bagi mereka yang bisa mengambil pelajarannya.
Keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah istilah
sekaligus doa yang sering kali dipanjatkan dan diharapkan oleh para muslim yang
telah menikah dan membina keluarga. Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah
tentunya bukan hanya sekedar semboyan belaka dalam ajaran islam. Hal ini
menjadi tujuan dari pernikahan sekaligus nikmat yang Allah berikan bagi mereka
yang mampu membina keluarganya.
Seperti apakah keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah?
Dan apa karaktersitiknya keluarga tersebut menjadi keluarga yang pernuh cinta,
berkah dan rahmat-Nya?
Makna Keluarga yang Sakinah
Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah
ketenangan, ketentraman, aman atau damai. Lawan kata dari ketentraman atau
ketenangan adalah keguncangan, keresahan, kehancuran. Sebagaimana arti kata
tersebut, keluarga sakinah berarti keluarga yang didalamnya mengandung
ketenangan, ketentraman, keamanan, dan kedamaian antar anggota keluarganya.
Keluarga yang sakinah berlawanan dengan keluarga yang penuh keresahan,
kecurigaan, dan kehancuran.
Kita bisa melihat keluarga yang tidak sakinah contohnya
adalah keluarga yang didalamnya penuh perkelahian, kecurigaan antar pasangan,
bahkan berpotensi terhadap adanya konflik yang berujung perceraian.
Ketidakpercayaan adalah salah satu aspek yang membuat gagal keluarga sakinah
terwujud. Misalnya saja pasangan saling mencurigai, adanya pihak atau orang yang
mengguncang rumah tangga atau perlawanan istri terhadap suami. Hukum melawan
suami menurut islam tentunya menjadi hal yang harus diketahui pula oleh istri
untuk menjaga sakinah dalam keluarga.
Dengan adanya ketenangan, ketentraman, rasa aman,
kedamaian maka keguncangan di dalam keluarga tidak akan terjadi. Masing-masing
anggota keluarga dapat memikirkan pemecahan masalah secara jernih dan menyentuh
intinya. Tanpa ketenangan maka sulit masing-masing bisa berpikir dengan jernih,
dan mau bermusyawarah, yang ada justru perdebatan, dan perkelahian yang tidak
mampu menyelesaikan masalah. Konflik dalam keluarga akan mudah terjadi tanpa
adanya sakinah dalam keluarga.
Makna Keluarga yang Mawaddah
Mawaddah berasal pula dari bahasa Arab yang artinya
adalah perasaan kasih sayang, cinta yang membara, dan menggebu. Mawaddah ini
khususnya digunakan untuk istilah perasaan cinta yang menggebu pada
pasangannya. Dalam islam, mawaddah ini adalah fitrah yang pasti dimiliki oleh
manusia. Muncul perasan cinta yang menggebu ini karena hal-hal yang sebabnya
bisa dari aspek kecantikan atau ketampanan pasangannya, moralitas, kedudukan
dan hal-hal lain yang melekat pada pasangannya atau manusia ciptaan Allah.
Kriteria calon istri menurut islam dan kriteria calon suami menurut islam bisa
menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memunculkan cinta pada pasangan
nantinya.
Adanya perasaan mawaddah pastinya mampu membuat rumah
tangga penuh cinta dan sayang. Tanpa adanya cinta tentunya keluarga menjadi
hambar. Adanya cinta membuat pasangan suami istri serta anak-anak mau
berkorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya. Perasaan cinta
mampu memberikan perasaan saling memiliki dan saling menjaga.
Keluarga yang ada perasaan mawaddah tentunya memunculkan
nafsu yang positif (nafsu yang halal dalam aspek pernikahan). Kita bisa
melihat, keluarga yang tidak ada mawaddah tentunya tidak akan saling memberikan
dukungan, hambar, yang membuat rumah tangga pun seperti sepi. Perselingkuhan
dalam rumah tangga bisa saja terjadi jika mawaddah tidak ada dalam keluarga.
Masing-masing pasangan akan mencari cinta lain dari orang lain.
Keluarga yang penuh mawaddah bukan terbentuk hanya karena
jalan yang instan saja. Perasaan cinta dalam keluarga tumbuh dan berkembang
karena proses dipupuknya lewat cinta suami istri serta anak-anak. Keindahan
keluarga mawaddah tentunya sangat didambakan bagi setiap manusia, karena hal
tersebut fitrah dari setiap makhluk.
Makna Keluarga yang Rahmah
Kata Rahmah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah
ampunan, rahmat, rezeki, dan karunia. Rahmah terbesar tentu berasal dari Allah
SWT yang diberikan pada keluarga yang terjaga rasa cinta, kasih sayang, dan
juga kepercayaan. Keluarga yang rahmah tidak mungkin muncul hanya sekejap
melainkan muncul karena proses adanya saling membutuhkan, saling menutupi
kekurangan, saling memahami, dan memberikan pengertian.
Rahmah atau karunia dan rezeki dalam keluarga adalah
karena proses dan kesabaran suami istri dalam membina rumah tangganya, serta
melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa. Dengan prosesnya yang penuh kesabaran,
karunia itu pun juga akan diberikan oleh Allah sebagai bentuk cinta tertinggi
dalam keluarga.
Rahmah tidak terwujud jika suami dan istri saling
mendurhakai. Untuk itu perlu memahami pula mengenai ciri-ciri suami durhaka
terhadap istri dan ciri-ciri istri durhaka terhadap suami.
Karakteristik Keluarga
Sakinah, Mawaddah dan Warahmah
Setelah mengetahui makna keluarga yang sakinah, mawaddah
dan rahmah, pada intinya masing-masing dalam rumah tangga mampu mengetahui cara
menjaga keharmonisan dalam rumah tangga menurut islam, sehingga tidak terjadi
kekacuan. Berikut merupakan ciri-ciri atau karakterstik yang bisa menggambarkan
seperti apakah keluarga tersebut.
Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki
yang terjaga satu sama lain
Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan
konflik atau mengarah pada perceraian
Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan
masing-masing anggota keluarga, baik peran dari suami sebagai kepala rumah
tangga, istri sebagai ibu juga megelola amanah suami, serta anak anak yang
menjadi amanah dari Allah untuk diberikan pendidikan yang baik .
Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan
Nilai Agama, bukan hanya kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata
Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan
was-was antar pasangan
Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan
ibadah, bukan saling menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain
Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan
apalagi pengkhianatan sesama pasangan
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam keluarga mulai dari rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki
satu sama lain
Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk
sama-sama membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Allah SWT.
Tujuan dan Manfaat Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah
Keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah masyarakat.
Keluarga bukan hanya sekedar hubungan formal antara suami, istri, dan anak-anak
namun juga memiliki fungsi dan tugas tersendiri dalam masyarakat. Allah tidak
pernah memberikan sebuah aturan dan menciptakan sesuatu tanpa ada alasan dan
manfaat yang akan diperoleh. Semua aturan yang diberikan Allah senantiasa dikembalikan
kepada misi dan penciptaan manusia di muka bumi ini.
Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah
perintah Allah yang juga diberikan kepada keluarga untuk diwujudkan bersama.
Dengan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah hal ini akan mampu
membantu misi dan tujuan dalam keluarga yang islami bisa terwujud.
Menunjang Misi Kekhalifahan Manusia di Muka Bumi
”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali
hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS Adzariyat : 54)
Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi semata-mata
untuk beribadah kepada Allah. Dengan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah maka tujuan beribadah kepada Allah sebagai satu-satunya Illah mampu
dibentuk, dikondisikan, dan saling didukung dari keluarga. Keluarga sakinah
mawaddah dan rahmah anggotanya, baik suami, istri, dan anak-anak akan saling
mengarahkan untuk menjalankan misi ibadah kepada Allah. Keluarga sakinah
mawaddah rahmah bukan hanya cinta manusia belaka, namun lebih jauh cinta kepada
keillahiahan.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. . . . ” (QS
Al-Baqarah : 30)
Allah pun menciptakan manusia untuk menjadi khalifah fil
ard. Khalifah fil ard artinya adalah manusia melaksanakan pembangunan dan
memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk kemakmuran di muka bumi lewat jalan
apapun. Bisa menjadi ibu rumah tangga, profesi, memberdayakan ummat, dsb.
Dengan adanya keluarga sakinah yang penuh cinta dan
rahmah, maka misi kekhalifahan ini bisa dilakukan dengan penuh semangat,
dukungan dan juga saling membantu untuk menutupi kekurangan. Adanya profesi
atau karir dari masing-masing suami, istri justru bukan malah menjauh dan
saling tidak bertatap wajah. Adanya hal tersebut justru membuat mereka saling
mendukung agar masing-masing juga banyak berkarya untuk agama dan bangsa,
karena keluarga bagian dari pembangunan ummat.
Menjadi Ladang Ibadah dan Beramal Shalih
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS :
At Tahrim: 6)
Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga diri dan
keluarga dari api neraka. Artinya, untuk menjauhi api neraka manusia
diperintahkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan yang shaleh. Hal ini belum
tentu mudah jika dijalankan sendirian. Untuk itu, adanya keluarga yang baik dan
sesuai harapan Allah tentunya keluarga pun bisa menjadi ladang ibadah dan amal
shalih karena banyak yang bisa dilakukan dalam sebuah keluarga.
Seorang ayah yang bekerja mencari nafkah halal demi
menghidupi keluarga dan anak anaknya tentu menjadi pahala dan amal ibadah
sendiri dalam keluarga. Begitupun seorang ibu yang mengurus rumah tangga atau
membantu suami untuk menghidupi keluarga adalah ladang ibadah dan amal shalih
tersendiri. Kewajiban istri terhadap suami dalam islam bisa menjadi ladang
ibadah tersendiri. Begitupun Kewajiban suami terhadap istri adalah pahala
tersendiri bagi suami dalam keluarga. Mendidik anak dalam islam juga merupakan
bagian dari
Ladang ibadah dan amal shalih hanya akan bisa dilakukan
secara kondusif oleh keluarga yang terjaga rasa cinta, sayang, dan penuh dengan
ketulusan dalam menjalankannya. Untuk itu diperlukan keluarga dalam sakinah,
mawaddah, wa rahmah yang bisa menjalankan ibadah dan amal shalih dengan
semaksimalnya.
Tempat menuai cinta, kasih, sayang dan memenuhi kebutuhan
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan
cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka
beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?” (QS An-Nahl : 72)
Allah memberikan rezeki yang baik-baik salah satunya
memberikan nikmat keluarga dan keturunan. Hal tersebut tentunya hal yang mahal
dalam sebuah ikatan keluarga. Karena tidak semuanya dapat menikmati hal
tersebut. Padahal, keluarga dan perasaan kenyamanan cinta adalah fitrah yang
menjadi kebutuhan setiap manusia. Wanita shalehah idaman pria shaleh adalah
salah satu bentuk kebahagiaan tersendiri dalam keluarga.
Dengan adanya keluarga sakinah mawaddah wa rahman,
tentunya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan manusia bisa dipenuhi dalam
keluarga. Kebutuhan tersebut mulai dari rasa aman, tentram, rezeki berupa
harta, cinta, sexual dari pasangan, kehormatan, dan tentunya bentuk-bentuk
ibadah yang bisa dilakukan dalam amal salih berkeluarga.
Istri adalah amanah dari suami begitupun sebaliknya.
Membangun rumah tangga dalam islam buka hanya amanah suami dan istri, namun
lebih jauh dari itu adalah amanah dari Allah karena pernikahan dalam islam
dibentuk atas dasar nama Allah. Keluarga dan Rumah tangga bukanlah tanpa ada
kegoncangan dan ujian, namun atas dasar dan nilai-nilai agama semua itu mampu
diselesaikan hingga redamnya kegoncangan. Keluarga Sakinah, Mawaddah dan
warahmah bukan hanya tujuan, melainkan proses untuk menggapai kebahagiaan lebih
dari dunia, yaitu kebahagiaan di akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar