Melepas Suami Pergi Mencari Nafkah
“Bun, pergi dulu yah…” teriak ayah di belakang motornya
yang sudah siap melaju.
“Iya, ati-ati…”, teriak bunda tak kalah keras sambil
terus melanjutkan cucian piringnya yang belum selesai.
Kok mirip dengan kejadian tiap pagi di rumahku yah?
Tapi itu masih lumayan dibanding yang berikut:
“Lho ayah kemana, kok sudah nggak ada?” tanya Bunda ke
kakak yang sedang asyik main boneka.
“Kayaknya sudah berangkat deh Bun, waktu Bunda lagi cuci
baju di belakang” jawab kakak.
Hmm… jadi penasaran, apa yang dilakukan Rasulullah ketika
pergi meninggalkan rumah?
‘Aisyah berkata : “Rasulullah menciumku, kemudian beliau
pergi ke mesjid untuk melakukan shalat tanpa memperbarui wudlunya” (HR
Abdurrazaq, Ibnu Majjah, Aththabrani, dan Daraqutni)
Sebelum meninggalkan rumah, tak lupa Rasulullah berdoa:
بِسْمِ
اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillaahi
Tawakkaltu ‘Alallaah Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah
“Dengan
nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan-Nya.”
Dilanjutkan
dengan doa ini:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ
بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ
أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
Allaahumma
Innii A’udzubika an Adhilla au Udhalla, au Azilla au Uzalla, au Azhlima Au
Uzhlama, au Ajhala au Yujhal ‘Alayya
“Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari
ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku
atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilkan orang lain.”
Subhanallah….
Ternyata
begitulah cara suami meninggalkan istrinya di rumah. Sungguh indah, penuh
kesan.
Mencium dan
mendoakan. Mudah dan sederhana, tapi dalam maknanya.
Kita tidak
pernah tahu kapan ajal menjemput. Sebagaimana kita tahu, melepas suami pergi
bekerja itu adalah sama dengan melepas suami pergi berjihad.
Apakah
kenangan saling berteriak itu yang ingin kita kenang dalam melepas kepergian
suami? Atau kenangan suami “hilang” begitu saja tanpa pamit? Tentu tidak.
Sepanjang sisa hari, sang istri akan teringat ciuman di kening yang romantis…
Ah… membayangkan saja sudah tersenyum.
Suami pun
pergi tenang dengan membawa kenangan wangi rambut istrinya. Plus bonus senyuman
terindah yang diberikan sang istri tercinta yang melepas kepergiannya di depan
pintu rumah.
Dalam doa
yang dipanjatkan, ada makna penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Menitipkan
anggota keluarga yang dicintai hanya kepada Allah. Memohon perlindungan bagi
fitnah dunia yang mungkin terjadi.
Jadi
bagaimana, berani terima tantangan ini?
Suami: Cium
kening dan doakan Istri tercinta…
Istri:
Antarlah suami hingga ke pintu depan. Lepas kepergiannya dengan mengamini
doanya dan berikan senyuman terindah…
Wa
shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad..
-S’moga
Esok Lebih Baik…-
Oleh Ustadz
Riky Abu Musa, Lc
0 komentar:
Posting Komentar