Keutamaan Dzikir Usai Sholat Subuh hingga Waktu Syuruq
REPUBLIKA.CO.ID, — Mungkin banyak orang mengabaikan
dzikir usai sholat Subuh serta keutamaannya yang sangat besar.
Tapi ketahuilah Rasulullah ﷺ menyeru
umatnya untuk meraih keutamaan berdzikir setelah sholat Subuh hingga terbitnya
matahari yang keutamaannya berlipat ganda.
Sebab sholat Subuh itu adalah salah satu sholat yang doa
setelah pelaksanaan sholat itu mustajab atau akan dikabulkan Allah SWT.
Selain ini adalah waktu yang sangat berkah yang tak boleh
terlewatkan orang berakal, dan
sebagaimana disebutkan dalam hadits nabi. Bahwa Nabi Muhammad ﷺ banyak berdzikir usai sholat Subuh hingga matahari terbit.
Telah diriwayatkan dalam sejumlah hadits nabi bahwa dari
keutamaan berdoa atau berdzikir setelah sholat Subuh adalah dengan
mengulang-ulang doa sayyidul istighfar.
Keutamaannya adalah menghapus dosa-dosa dan kesalahan,
menghilangkan kecemasan dan menyingkap kesedihan, menolak malapetaka,
mendatangkan rezeki yang penuh berkah, kelapangan dada dan kebahagiaan jiwa,
turunnya kebaikan-kebaikan dan hujan, diberikan keturunan dsn anak-anak dengan
izin Allah, menunjukkan kepatuhan pada Allah karena sesungguhnya orang tersebut
selalu membutuhkan Allah.
Doa setelah sholat subuh itu terkumpul dengan membaca doa
sayyidul istighfar. Semua yang disebutkan sebelumnya adalah keutamaan berdzikir
sayyidul istighfar sesudah sholat subuh karena di dalamnya itu terdapat pujian
kepada Allah SWT, dan mentauhidkan Allah, pengakuan akam ketuhanan dan keilahian
Allah, penolakan terhadap penyekutuan terhadap Allah, mengakui dan pengabdian
seorang hamba kepada Tuhannya, mengakui Allah itu pencipta dan pengatur seluruh
alam, kepasrahan terhadap Allah,syukur kepada Allah dan pengakuan atas
dosa-dosa dan mencari ampunan Allah. Berikut ini doa sayyidul istighfar:
اللهمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا
عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ
لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma
anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika
wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka
bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz
dzunûba illâ anta.
Artinya:
“Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau
yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai
perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang
kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui
dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain
Engkau.”
Rep: Andrian
Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
0 komentar:
Posting Komentar