Keadaan Hati
Seorang Hamba Ketika Mendapat Cinta Allah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagai umat Islam tentunya
hanya cinta dan ridha Allah yang didambakan. Maka berdoalah agar Allah
memberikanlah kemampuan untuk dapat mencinta-Nya dan bermakrifat kepada-Nya.
Pimpinan Pesantren Tahfizh Mutiara Darul Qur'an, Bandung,
Ustaz Teguh Turwanto menyampaikan, jika ingin mengetahui dan mendalami
bagaimana Allah sudah mencintai hamba-Nya, maka Allah akan menanamkan rasa
kasih sayang di dalam hatinya.
"Tentang bagaimana cinta Allah kepada hambanya
menarik disampaikan oleh Abul Fida’, Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir
al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi atau yang lebih dikenal dengan nama Imam
Ibnu Katsir rahimahullah," katanya dalam sebuat tausiyah virtualnya, Ahad
(15/11).
Ibnu Katasir menafsirkan Surat Maryam ayat 96.
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati)
mereka kasih sayang."
Di dalam
kitab tafsirnya yang sangat terkenal yaitu Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim. Berikut
penjelasan beliau dalam kitab tersebut dalam menafsirkan ayat di atas:
Allah Swt.
menyebutkan bahwa Dia menjadikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal
saleh, yaitu amal-amal yang diridai oleh Allah Swt. karena mengikuti tuntunan
syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai orang-orang yang dikasihi dan dicintai di
kalangan hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Hal ini
merupakan suatu kepastian yang telah ditetapkan oleh-Nya. Dan telah disebutkan
perihalnya oleh banyak hadis sahih dari Rasulullah Saw. yang diriwayatkan
melalui berbagai jalur.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ:
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانة، حَدَّثَنَا سُهَيْل، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: يَا
جِبْرِيلُ، إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ. قَالَ: فَيُحِبُّهُ
جِبْرِيلُ". قَالَ: "ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا". قَالَ: "فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ،
ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَبْغَضَ
عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: يَا جِبْرِيلُ، إِنِّي أبغضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ".
قَالَ: "فَيَبْغَضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ:
إِنَّ اللَّهَ يَبْغَضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ". قَالَ: "فيُبْغضُه
أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ".
Imam Ahmad
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada
kami Abu Uwwanah, telah menceritakan kepada kami Suhail, dari ayahnya, dari Abu
Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Sesungguhnya
Allah SWT apabila mencintai seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat
Jibril dan berfirman kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya Aku menyukai si
Fulan, maka cintailah dia.”Jibril mencintainya, kemudian ia berseru ke segenap
penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah menyukai si Fulan, makasukailah dia
oleh kalian. Maka seluruh penduduk langit mencintainya, kemudian diletakkanlah
baginya cinta dan kasih sayang di bumi dan sesungguhnya apabila Allah membenci
seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman
kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah
dia olehmu.” Maka Malaikat Jibril membencinya, kemudian ia berseru ke segenap
penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah dia
oleh kalian. Maka seluruh penduduk langit membencinya, kemudian diletakkanlah
baginya kebencian di bumi.
Imam Muslim
meriwayatkannya melalui hadits Suhail. Dan Imam Ahmad serta Imam Bukhari
meriwayatkannya melalui hadits Ibnu Juraij, dari Musa ibnu Atabah, dari Nafi'
maula Ibnu Umar, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
Ali ibnu
Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka
rasa kasih sayang. (Maryam: 96) Bahwa wuddan artinya kasih sayang.
Mujahid
mengatakan dari Ibnu Abbas, bahwa kelak Allah Yang Maha Pemurah akan mananamkan
kasih sayang kepada mereka, yakni manusia di dunia mencintai mereka.
Said ibnu
Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka mencintai orang-orang
mukmin dan orang-orang mukmin mencintai mereka.
Hal yang
sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ad-Dahhak, serta lain-lainnya.
Al-Aufi
telah meriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, bahwa kasih sayang dari orang-orang
muslim di dunia dan rezeki yang baik serta lisan yang benar.
Qatadah
telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan mananamkan
dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (Maryam: 96) Bahwa demi Allah, yang
dimaksud ialah kasih sayang di dalam hati ahli iman.
Telah
diriwayatkan kepada kami bahwa Haram ibnu Hayyan pernah mengatakan, "Tidak
sekali-kali seorang hamba menghadapkan segenap kalbunya kepada Allah, melainkan
Allah akan menjadikan kalbu hamba-hamba-Nya yang beriman menyukainya, sehingga
Allah memberinya rezeki kasih sayang kepadanya dari mereka."
Usman ibnu
Affan r.a. pernah mengatakan bahwa tidak ada seorang hamba pun yang beramal
baik atau amal buruk, melainkan Allah memakaikan kepadanya buah dari amal
perbuatannya yang melekat pada tubuhnya bagai kain selendang.
Rep: Ali Yusuf/
Red: Muhammad Hafil
0 komentar:
Posting Komentar