Dengan Baca
Tasbih Allah Berikan Rizki Sebelum
Diminta
Sebelum wafat, Nabi Nuh berwasiat kepada anak-anaknya,
“Aku memerintahkan kepadamu dua hal dan aku melarangmu dua hal. Pertama, aku
memerintahkan kepadamu selalu membaca kalimat Laailaha Illallah. Sungguh
seandainya ada dua timbangan, lalu di timbangan yang satu diletakkan seluruh
isi langit dan bumi dan timbangan yang satunya lagi diletakkan kalimat Lailaaha
Illallah, maka yang lebih berat kalimat Laailaaha Illallah.
“Kalimat ini lebih berat daripada dunia dan seisinya,”
kata Dr. Amir Faishal Fath di hadapan jamaah Shalat Dhuhur, Masjid Daaruttaqwa,
Wisma Antara, Jakarta.
Menurutnya, ada seorang mengaku muslim, tapi kalimat
Laailaaha Illallah tidak dipahami dengan benar, sehingga jarang diucapkan. Ia
tidak memaknai dengan benar kalimat Laailaaha Illallah. Ini berarti dalam
kesehariannya dia lebih banyak mengutamakan untuk kepentingan memenuhi nafsunya
daripada untuk kepentingan Allah. Dia tidak merasa berdosa.
Ada juga orang yang suka membaca kalimat Laailaaha
Illallah, tapi saat disuruh berkurban untuk Allah (berzakat/bersedekah), dia
tidak mau mengeluarkan. Bahkan berusaha untuk menghindar. Tapi untuk urusan
dunia, seperti investasi miliaran rupiah, dia bersedia mengeluarkan. Padahal
kalau ingin kaya caranya mudah. Untuk bisa kaya ada dua cara. Pertama, dia
menjadi pegawai. Kedua, investasi bisnis atau property. Tapi ada investasi yang
sangat hebat, yaitu investasi untuk Allah.
Allah akan menjamin hidupnya orang yang berinvestasi
untuk Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan, “Orang yang berinvestasi untuk Allah,
dijamin keuntungannya. Kalau dia investasi sebuah biji, dia pasti untung tujuh
kali lipat. Setiap kelipatan pertama, langsung ditumbuhi 700 buah.”
“Ini pasti. Sekali lagi ini pasti, tapi orang jarang
investasi untuk Allah, karena bacaaan kalimat Laailaaha Illallahnya tidak
maksimal, ragu dengan Allah. Padahal banyak orang yang mengalami kerugian saat
investasi dengan manusia . Sampai ada orang yang mengatakan, kalau takut rugi,
jangan invstasi. Berarti investasi dengan manusia, banyak ruginya. Tapi anehnya
kalau investasi untuk Allah, mencari uang receh, seribu rupiah,
”tegasnya.
Nasihat Nabi Nuh yang kedua, isilah hidupmu dengan selalu
membaca tasbih (subhanallah wabihamdih). Hendaknya membaca tasbih pagi
dan sore setiap hari. Nabi bersabda, “Jika seseorang tidak sempat meminta
kepada Allah karena sibuk membaca tasbih, maka Allah akan memberi apa yang dia
butuhkan sebelum dia minta.”
Bacaan tasbih merupakan bacaan semua makhluk. Dengan
membaca tasbih, makhluk Allah tersebut diberikan rizki. Dalam Al-Qur’an, Allah
berfirman, “Semua makhluk yang ada di bumi dan di langit bertasbih kepada
Allah. Pepohonan, batu-batu, dan benda lainnya tak henti-hentinya bertasbih
kepada Allah,” tambahnya.
Suatu hari ketika masuk ke Gua Hiro, Nabi Muhammad
mendengar ucapan salam. Bacaannya cukup fasih. Tapi tidak ada seorang pun yang
terlihat di sekitarnya. Begitu kedatangan Malaikat Jibril, Nabi Muhammad
bertanya,
“Ya, Jibril, setiap kali masuk ke sini, aku selalu mendengar
ucapan salam: Assalamualaikum, ya Rasulullah. Siapakah dia?”
“Itu salamnya batu-batu,” jawabnya.
Dengan demikian, kata Amir Faishol, batu-batu dan
pepohonan benar-benar membaca tasbih kepada Allah. Hanya manusia tidak mengerti
ucapannya. Apa pun kesibukan yang dihdapi sehari-hari. Jalan buntu apa pun yang
dihadapi, harus selalu bertasbih, maka Allah akan memberikan jalan keluar.
Nabi Muhammad setiap harinya tidak pernah tidak membaca
tasbih. Sampai pada suatu hari, ada salah seorang shahabatnya, Mu’awiyah tidur
di depan pintu Nabi. Setiap kali aku bangun, aku mendengar dari ruang dalam
rumah Nabi ucapan, Subhana ya Robbi (Maha Suci ya, Tuhanku) sampai terbit
fajar. Berarti, katanya, Nabi Muhammad bertasbih sepanjang malam. Ini berarti
pula pesan Nabi Nuh bertasbih menjadi pesan semua nabi.
Aku juga melarang kamu dua hal. Pertama, jangan sampai
kamu berbuat syirik (mensekutukan Allah). Syirik ada dua: Syirik akbar (besar
seperti menyembah patung dan makhluk). Kedua, Syirik asgor (kecil) seperti
riya’ (ingin dipuji orang). Orang yang beramal dengan susah payah, maka akan
sia-sia di hadapan Allah kalau hanya ingin dipuji orang.
Larangan Nabi Nuh yang kedua, sombong. Jangan sampai
dalam hati seseorang ada kesombongan sekecil apa pun. Ketika seseorang merasa
sombong, dia merasa lebih tinggi dan hebat daripada orang lain. “Kita harus
ingat, semua yang kita punya dari Allah. Kita tidak punya apa-apa. Kita akan
kembali kepada Allah.”
“Yang berhak sombong, kata Allah, hanya Aku. Siapa yang
punya perasaan sombong dalam hatinya sekalipun hanya sekecil atum, maka akan
Aku masukkan ke dalam neraka.” Orang yang sombong, menurut Amir, dia
memposisikan dirinya seperti Allah. Iblis dilaknat oleh Allah, karena dia
sombong.
Nasehat Nabi Nuh ini penting di saat umat Islam saat ini
lebih banyak memikirkan pada hal-hal yang bersifat materialisme, tidak bisa
khusu’ dalam melakukan shalat melainkan merasa sebagai beban, dan tidak merasa
nikmat saat membaca Al-Qur’an. Para orangtua juga yang dipikirkan terhadap
anak-anaknya agar dia bisa mencari uang. Soal bisa membaca Al-Qur’an, dianggap
tidak penting.
Begitu anaknya sudah bejat, baru orangtuanya sadar
perlunya mendatangkan ustadz sebagai guru ngajinya. Dulu semasa masih kecil,
anak-anaknya hanya didatangkan guru matematika, bahasa Inggris, dan pengetahuan
umum lainnya. Dulu orangtuanya menganggap tidak pentting pelajaran agama, nanti
kalau sudah besar akan bisa dengan sendirinya. Akhirnya sang orangtua menyesal
setelah menyaksikan anaknya sudah rusak dan bejat.
Kreator: Mohamad
Sholihan
0 komentar:
Posting Komentar