10 Cara menahan marah dengan mengendalikan emosi dalam Islam
Semua cara ini sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad
Brilio.net - Setiap manusia terlahir dengan dibekali
emosi untuk merasakan suatu hal, ketika sedih maka manusia akan menangis dan
ketika ada sesuatu yang tidak ia kehendaki, maka ia akan marah karena tingkat
emosi yang sedang naik.
Emosi merupakan perasaan yang lazim dimiliki oleh setiap
manusia. Biasanya manusia dapat merasakan emosi karena dipengaruhi oleh suasana
hati. Suasana hati yang sedang sedih, marah, dan gembira merupakan contoh dari
macam-macam emosi.
Namun biasanya emosi identik dengan munculnya rasa marah
oleh seseorang. Hal ini dikarenakan emosi yang tidak dapat dikendalikan dengan
baik. Kemarahan yang tidak dapat dikendalikan dapat berdampak buruk bukan hanya
pada psikis namun juga berdampak bagi kesehatan fisik.
Amarah yang dirasakan oleh manusia adalah wajar sebagai
salah satu wujud emosi yang tampak ketika hati kita merasa diperlakukan tidak
adil, atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak kita maupun tidak
sesuai dengan aturan, serta nilai yang berlaku yang telah disepakati bersama.
Penyebab marah bisa beragam dan umumnya disebabkan oleh frustrasi, sakit hati,
kejengkelan, kekecewaan, pelecehan, curiga, dan ancaman.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa
(11/8), emosi yang tidak terkendalikan dan menimbulkan rasa marah bisa saja
memunculkan perkelahian yang berujung pada permusuhan di antara orang yang
sedang berseteru. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda:
"Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan
cepat meridloi, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan
lambat meridloi." (HR. Ahmad)
Cara menahan rasa marah menurut ajaran Islam.
1. Membaca doa istiadzah untuk menutup pintu masuk setan.
Dengan membaca doa istiadzah, maka setan akan menyingkir
dan lari sehingga ia tidak mampu lagi mengobarkan bara api amarah di hati kita.
A'uudzu billahi minas syaithanir rajiim
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk"
Doa tersebut berdasarkan dalam suatu hadits, Rasulullah
bersabda:
"Sungguh, aku akan mengajari suatu kalimat, yang
apabila ia mengucapkannya maka akan hilang apa yang ia dapatkan (marah). Jika
ia membaca, 'Auudzubillahi minasy syaitaanir rajiim', niscaya hilanglah apa
yang ia dapatkan." (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim).
2. Membaca doa ketika marah.
Rasulullah mengajarkan umatnya untuk membaca doa ketika
marah. Dengan hati yang ingat kepada Allah, maka kemarahan yang tadinya meluap
menjadi reda. Rasa kesal dan jengkel yang tadinya menguasai hati menjadi sirna,
dan pikiran yang tadinya kacau menjadi terkontrol.
Allahummaghfirli dzanbi, wa adzhib ghaizha qalbi, wa
ajirni minas syaithani
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku,
dan lindungilah diriku dari pengaruh setan."
3. Menjaga lisan dengan diam.
Biasanya ketika sedang emosi, hal yang paling sulit untuk
dikendalikan adalah perkataan. Oleh karena itu, apabila merasa emosi atau
marah, sebaiknya lekaslah diam agar perkataan yang keluar dari mulut ketika
sedang emosi tidak melukai hati orang lain. Dari Ibnu Abbas Ra, Rasulullah Saw
bersabda:
"Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad)
4. Merubah posisi ketika marah.
Ketika sedang emosi atau marah, maka sebaiknya mengambil
posisi yang lebih rendah. Ketika marah dengan posisi berdiri, maka duduklah.
Dan jika marah dengan posisi duduk, maka berbaringlah. Hal ini sesuai hadits
dari Abu Dzar Ra, Rasulullah Saw menasihatkan:
"Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri,
hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga
hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad dan Abu Daud)
5. Mengucap istighfar.
Ketika marah, perbanyaklah mengucap kalimat istighfar
karena amalan istighfar dapat menenangkan hati dan pikiran sebagai alternatif
cara mengendalikan emosi menurut Islam.
6. Berwudhu.
Ketika marah, maka berwudhulah. Hal ini dikarenakan salah
satu fungsi air adalah untuk mematikan api, termasuk api setan yang berkobar
dalam hati kita dan berwujud dalam rasa amarah. Dalam sebuah hadis dari Urwah
As-Sa'di radhiyallahu 'anhu yang artinya:
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan
diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah,
hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud)
7. Berdzikir.
Berdzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan kepada
umat islam untuk dikerjakan kapanpun. Berdzikir ketika sedang emosi dapat
membuat hati menjadi tenang. Dengan hati yang tenang, maka emosi pun dapat dikendalikan.
8. Mengingat keutamaan menjaga emosi.
Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:
"Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia
mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada
hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia
kehendaki." (HR. Abu Daud, Tirmidzi)
Keutamaan menjaga emosi yaitu disenangi banyak orang,
mudah dalam bergaul sesuai ajaran Islam, tidak mudah dipengaruhi atau dihasut,
serta fisik dan mental menjadi lebih sehat. Ketika seseorang dapat mengingat
keutamaan-keutamaan tersebut maka ia akan lebih bisa mengontrol emosinya.
9. Memaafkan.
Ketika marah dengan seseorang karena dikecewakan,
disakiti dan lain sebagainya maka cara paling ampuh untuk mengurangi rasa marah
tersebut yaitu dengan belajar memaafkan kesalahan orang lain yang dapat memicu
emosi. Dalam Alquran surat Asy-Syuura ayat 37, Allah berfirman:
Wallaziina yajtanibuna kabaa'iral-ismi wal-fawaahisya wa
izaa maa gadibu hum yagfirun
Artinya:
"Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa
besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi
maaf."
10. Introspeksi diri dan berpikir positif.
Introspeksi diri berarti merenungkan setiap perbuatan dan
perkataan yang telah dilakukan. Selain intropeksi diri, selalu berpikir positif
dalam menghadapi persoalan dan masalah juga menjadikan pikiran tenang. Sehingga
dengan membiasakan diri melakukan intropeksi dan berpikir positif, akan
menghindarkan diri dari perasaan mudah marah.
(brl/gib)
Shofia Nida
0 komentar:
Posting Komentar