Mukjizat dan
Keutamaan Nabi Muhammad Saw lengkap dengan Dalil hadisnya
Mukjizat Nabi Muhammad (Arab:معجزات
محمد) adalah
kemampuan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk
membuktikan kenabiannya.[1] Dalam Islam, mukjizat terjadi hanya karena izin
Allah SWT, mukjizat terbesar NabiMuhammad adalah Al-Qur’an. Selain itu, Nabi
Muhammad Saw juga diyakini pernah membelah bulan pada masa Nabipenyebaran Islam
di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj dalam tidak sampai satu hari.
Dalam
hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah Bersabda,
“Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah
mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang aku
terima adalah wahyu. Allah mewahyukannya kepadaku. Maka aku berharap kiranya
menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.”[2]
Menurut
syariat Islam, tidak ada mukjizat yang diberikan Allah kepada seorang nabi
melainkan mukjizat itu pun diberikan kepada Nabi saw. secara persis sama atau
bahkan lebih hebat.[3] Seperti Sulayman yang sanggup berbicara kepada hewan,
Isa yang dapat mengetahui rahasia hati umatnya dan seterusnya.
Irhasat
(Pertanda)
Tradisi
Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian,
Nabi Muhammad SAW sudah diliputi banyak irhasat (pertanda).[4] Muhammad
dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan Arab, Bani
Hasyim. Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah menuliskan Muhammad memperoleh
namanya dari mimpi ibunya,[5] Aminah binti Wahab ketika mengandungnya. Aminah
memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan “pemimpin umat”. Mimpi itu juga yang
menyuruhnya mengucapkan, “Aku meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa
dari segala kejahatan dan pendengki.” Kisah Aminah dan Abdul Muthalib juga
menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad adalah anak yang luar biasa.[6]
Berikut ini
adalah irhasat yang terjadi pada saat sebelum, sesudah kelahiran dan masa kecil
Muhammad:
[sunting]
Sebelum dan sesudah kelahiranAminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat
mengandung Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah merasa lelah seperti wanita
pada umumnya,
Raja
Khosrow (Kekaisaran Sassania dari Persia) dan para pendita Majusi bermimpi yang
menakutkan.[7]
Dinding
istana Raja Khosrow tiba-tiba retak dan empat belas menaranya Dewan Kekaisaran
ini runtuh,[8]
Padamnya
api yang disembah penganut Agama Majusi secara tiba-tiba,
Terjadinya
gempa yang merobohkan tempat ibadah di sekitar Kerajaan Rum,
Danau dan
sawah mengering.
Saat
melahirkan Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita
sewajarnya.
Keluarnya
cahaya dari faraj Aminah yang menerangi istana negeri Syam.[9]
Muhammad
dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.[10]
Lahir
dengan tali pusar sudah terputus.[11]
[sunting]
Balita dan kanak-kanakHalimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad dapat
menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya.[12]
Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad karena yatim. Namun, karena
alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, ia menerima Muhammad. Selama dengan
Halimah, Muhammad hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama empat
tahun.[13]
Ternak
kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah,[14]
Pada usia 5
bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada
usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk
menggembala kambing.
Abdul
Muthalib, kakek Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba
terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan
bahwa ia mendengar dinding Ka’bah berbicara,[15] “Nabi yang dipilih telah
lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari
beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang
Merajai Seluruh Alam Ini.”[16]
Ketika
Muhammad berusia empat tahun,[17] ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang
berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi
di ketika Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui.
Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah.[18]
Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, “membelah
dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor
darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.”[19] Peristiwa
seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad diIsra’kan ke
Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.[20]
Dikisahkan
pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai
tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah
diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan
ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta
tersebut.[21]
[sunting]
RemajaPendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri
Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah
Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta
Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan
awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan
Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit
punggungnya.[22]
Tanah yang
dilalui oleh unta Muhammad diperpendek jaraknya oleh Jibril, sebelah sisi kanan
dijaga oleh Israfil dan sisi kirinya dijaga oleh Mikail kemudian mendung
menaunginya.[23][24]
[sunting]
MukjizatBerikut adalah mukjizat-mikjizat yang diperolehnya ketika Muhammad
telah menerima wahyu ketika ia berusia 40 tahun. Abu Sa’ad an-Nisaburi
menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Kitabu Syarafil Musthafa, bahwa
kekhususan Muhammad berjumlah enam puluh. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Nabi
saw. telah dianugerahi tiga ribu mukjizat dan kekhususan. Sedangkan di dalam
Al-Quran itu sendiri terdapat sekitar enam puluh ribu mukjizat. [25].
[sunting]
FisikDapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap.[26]
Wajah
Muhammad memancarkan cahaya dikegelapan pada waktu sahur.[27]
Dua Sahabat
Muhammad dibimbing oleh dua cahaya, setelah bertemunya.[28]
Peluh yang
keluar dari tubuh Muhammad memiliki bau harum,[29] jika Muhammad berjabat
tangan dengan seseorang maka aroma harum itu akan membekas selama beberapa hari
ditangan orang tersebut.[30]
Tubuh
Muhammad memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pada
Perang Hunain.
Muhammad
yang sanggup menghancurkan batu besar dengan tiga kali pukulan, dikala
menjelang Perang Khandaq, padahal pada saat itu Muhammad belum makan selama 3
hari.[31]
Muhammad
sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, Rukanah
al-Mutthalibi bin Abdu Yazid hanya dengan dua kali dorongan saja.[32]
[sunting]
Do’aMendo’akan kedua mantan menantunya (Uthbah dan Uthaibah) dimakan binatang
buas, setelah mereka berkata kasar kepada Muhammad.[33]
Mendoakan
untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok
sewaktu perang.
Mendoakan
Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.[34]
Mendoakan
supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian doa tersebut dikabulkan.[35]
Mendoakan
Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.[36]
[sunting]
Kharisma dan kewibawaanTatapan mata membuat Umar bin Al-Khaththab dan Abu Jahm
lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Muhammad pada malam
hari.[37]
Tatapan
mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang pernah
menghunus pedang kearah leher Muhammad.[38]
Menjadikan
tangan Abu Jahal kaku.
Jin yang
bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti
namanya oleh Muhammad menjadi Abdullah bin Abhar.
[sunting]
Menghilang, menidurkan dan mengalahkan musuhMenghilang saat akan dibunuh oleh
utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9
Hijriah atau Tahun Utusan[39]
Menghilang
saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika ia duduk di
sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.[40]
Menghilang
saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang salat.[41]
Menidurkan
10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir. Keluarnya
beliau melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk
membunuhnya.
Melemparkan
segenggam tanah ke arah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada Perang
Hunain.
[sunting]
Fenomena AlamMenghentikan gempa yang terjadi di Mekkah[42] dan Madinah,[43]
dengan cara menghentakkan kakinya dan memerintahkan bukit supaya tenang.
Menurunkan
hujan[44] dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah
yang saat itu mengalami musim kemarau.[45]
Berbicara
dengan gunung untuk mengeluarkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.
Menahan
matahari tenggelam.[46]
Membelah
bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.[47][48]
Bumi
menelan seorang Quraisy yang hendak membunuh Muhammad dan Abu Bakar pada saat
hijrah.
[sunting]
Makanan dan minumanPaha kambing yang telah diracuni berbicara kepada Muhammad
setelah terjadi Perang Khaibar.[49]
Makanan
yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama Allah.[50]
Makanan
sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.[51]
Roti
sedikit cukup untuk orang banyak.[52]
Sepotong
hati kambing cukup untuk 130 orang.[53]
Makanan
yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.[54]
Menjadikan
beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab
tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.[55]
Ikan al
Anbar menjadi hidangan bagi 300 pasukan Muhammad.[56]
Menjadikan
minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada
Muhammad. [57]
Air
memancar dari sela-sela jari.[58] Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang
sahabat hanya dengan semangkuk air.[59][60][61]
Wadah yang
selalu penuh dengan air, walau sudah dituangkan hingga habis.[62]
Mengeluarkan
air dari sumur yang ada ditengah gurun pasir, ketika Khalid bin walid pada saat
itu masih menjadi musuhnya.[63]
Mengeluarkan
mata air baru untuk pamannya Abu Thalib yang sedang kehausan.[64]
Semangkuk
susu yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah
dan Muhammad.[65]
Susu dan
kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.[66]
[sunting]
Bayi, hewan, tumbuhan dan benda matiSeorang bayi berumur satu hari bersaksi
atas kerasulan Muhammad.[67]
Bayi
berumur 2 tahun memberi salam kepada Muhammad.[68]
Persaksian
seekor srigala[69] dan dhab (sejenis biawak pasir)[70][71] terhadap kerasulan
Muhammad.
Seekor
kijang berbicara kepada Muhammad.[72]
Berbicara
dengan beberapa ekor unta.[73][74][75]
Unta besar
yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal.[76]
Seekor
burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.[77]
Pohon kurma
dapat berbuah dengan seketika.[78]
Batang
pohon kurma meratap kepada Muhammad.[79][80][81]
Sebuah
tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada Qatadah bin Nu’man sebagai obor
penerang jalannya pulang.[82]
Pohon
menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab
Badui).[83][84]
Memerintahkan
pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu
perjalanan.[85]
Batang kayu
yang kering menjadi hijau kembali ditangannya.
Permadani
yang besaksi atas kerasulan Muhammad atas permintaan Malik bin as-Sayf.[86]
Mimbar
menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.[87]
Batu,[88]
pohon dan gunung[89] memberi salam kepada Muhammad.[90]
Batu
kerikil bertasbih ditelapak tangan Muhammad.[91]
Memanggil
batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan Ikrimah
bin Abu Jahal.[92]
Berhala-berhala
runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.[93]
Memberinya
sebatang kayu yang berubah menjadi pedang kepada Ukasyah bin Mihsan, ketika
pedangnya telah patah dalam sebuah pertempuran.
Berbicara
dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
Merubah
emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di Gunung Abi Qubaisy.
Memerintahkan
gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.[94]
Secara
tiba-tiba ada sarang laba-laba, dua ekor burung yang sedang mengeramkan telur
dan cabang-cabang pohon yang terkulai menutupi mulut gua di Gunung Thur,
sewaktu Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran orang Quraisy.[95]
[sunting]
MenyembuhkanMenyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar,
kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan sakit sedikit
pun.
Menyembuhkan
mata Qatadah tergantung di pipinya yang terluka pada Perang Uhud, kemudian oleh
Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari
sebelumnya.
Menyembuhkan
daya ingat Abu Hurayrah yang pelupa.[96]
Menyembuhkan
penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam
Perang Khaibar.[97]
Menyembuhkan
luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di
Gua Hira[98] (dalam kisah lain dikatakan Gua Tsur)[99] dari pengejaran penduduk
Mekah.
Menyembuhkan
luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan
ludahnya.[100]
Menyembuhkan
luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.[101]
Menyembuhkan
anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.[102]
Menyembuhkan
mata ayah Fudayk yang putih semua dan buta.[103]
Air seni
Muhammad pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga
menyembuhkan sakit perut pembantunya.[104]
Menyembuhkan
tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
Menyembuhkan
penyakit kusta istri Mu’adz bin Afra’ dengan tongkatnya.[105]
Menyambung
tangan orang Badui yang putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri sehabis
menampar Muhammad.
Menyembuhkan
putri raja yg cacat tanpa tangan & kaki.
Mengeluarkan
susu dan menyembuhkan penyakit pada domba milik Ummu Ma’bad.[106][107]
[sunting]
Menghidupkan orang matiMenghidupkan anak perempuan yang telah mati lama
dikuburannya.[108]
[sunting]
Hal ghaib dan ru’yahMendapatkan bantuan dari Malaikat Jundallah ketika dalam Perang
Badar.[109]
Mengetahui
kejadian yang tidak dilihat olehnya.[110]
Mengetahui
apa yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi.
Sanggup
melihat dibalik punggungnya seperti melihat dari depan.[111][112]
Sanggup
melihat dan mendengar apa yang ada dilangit dan bumi.[113]
Sanggup
mengetahui isi hati sahabat dan lawannya.
Mengetahui
yang terjadi di dalam kubur.[114]
Mengetahui
ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.[115]
Meramalkan
seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya ada
banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah
pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang
diramalkan Muhammad.[116]
Meramalkan
istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan
terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama
setelah kematian Muhammad.[117]
Meramalkan
Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada
keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah
selama 500 tahun.[118]
Meramalkan
umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.[119]
Mengetahui
nasib cucu-cucunya dikemudian hari, seperti nasib Hasan yang akan bermusuhan
dengan Mua’wiyyah bin Abu Sufyan beserta keturunannya. Nasib Husain yang akan
dibantai tentara Yazid, anak lelaki Mua’wiyyah disebuah Padang Karbala.[120]
Mengetahui
akan adanya Piagam Pemboikotan oleh tokoh-tokoh Quraisy.
[sunting]
Mukjizat terbesarIsra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu Mi’raj dari
Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah salat dalam waktu
tidak sampai satu malam.
Menerima
firman Tuhan melalui wahyu yang kemudian dijadikan satu bundel dengan nama
Al-Qur’an.
Mengalami
fisik terluka dan sakit
Dari
kesemua mukjizat yang dimilikinya, ia pernah mengalami sakit seperti halnya
manusia pada umumnya. Keadaan-keadaan yang dialami fisik Muhammad seperti
terluka karena pukulan, sabetan pedang bahkan rasa sakit akibat demam sama
seperti apa yang sering dialami oleh fisik manusia biasa.
Dalam
sejarah Islam, beberapa kali Muhammad terluka dan mengalami kesakitan akibat
peperangan dengan musuhnya, di antaranya ketika terjadinya Perang Uhud, dalam
kondisi yang sangat kritis itu, ‘Utbah bin Abi Waqqash melempar Muhammad dengan
batu sehingga ia terjatuh, mengakibatkan gigi seri bawah kanan terkena dan juga
melukai bibir bawahnya.
Kemudian
Abdullah bin Syihab Al Zuhry tiba-tiba mendekati Muhammad dan memukul hingga
keningnya terluka, tidak hanya itu saja datang pula Abdullah bin Qami’ah
seorang penunggang kuda mengayunkan pedang ke bahu Muhammad dengan pukulan yang
keras, pukulan pedang itu tidak sampai menembus dan merusak baju besi yang ia
kenakan.
Lalu
kembali Abdullah bin Syihab Al Zuhry memukul di bagian tulang pipi Muhammad
hingga ada dua keping lingkaran rantai topi besi yang terlepas menembus pipi
Muhammad dan akibat pukulan pedang itu ia mengalami kesakitan selama sebulan.
Peristiwa
lain yang dialami oleh Muhammad, bahwa ia-pun mengalami sakit demam, bahkan
menurut hadits dikisahkan demamnya lebih parah, melebihi demam yang dialami dua
orang dewasa. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh Abdullah bin
Mas’ud.[121]
Apa yang
dialami oleh Muhammad seperti yang dikisahkan diatas, menunjukkan bahwa ia juga
mengalami keadaan yang sama seperti manusia pada umumnya, sesuai dengan fitrah
sebagai manusia biasa.
Catatan
kaki:
1.^ Abu
Zahra (1990)
2.^ Hadits
riwayat Muttafaq ‘alaih dengan lafal Muslim
3.^ Umar
bin Sawad mengatakan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah berkata kepadanya, “Apa
yang Allah berikan kepada para nabi maka hal itu pun diberikan kepada Nabi
Muhammad saw.”
5.^ Ibnu
Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 293. Makna dari nama Muhammad adalah “Orang
yang sering dipuji” atau “Orang yang layak dipuji.”
6.^ Ramadan
(2007). hal 34
7.^ Bihar
Al-Anwar, XV, Bab 3, ms 231-248.
8.^
Beberapa irhasat (petanda-petanda) kebangkitan seorang rasul telah berlaku
beberapa ketika, sebelum kelahiran Rasulullah, di antaranya runtuhan empat
belas anjung dewan Kisra Parsi, terpadamnya api yang disembah penganut agama
majusi, robohnya gereja-gereja di sekitar Romawi yang sebelum ini penuh sesak
dengan para pengunjung, tasik sawah mengering. (Kisah ini diriwayatkan oleh al-
Baihaqi).
9.^ Ibnu
Sa’d meriwayatkan bahwa ibu Rasulullah (s.a.w) menceritakan: ” Ketika ku
melahirkannya, satu cahaya telah keluar dari farajku, menerangi
mahligai-mahligai di negeri Syam”, periwayatannya hampir sama dengan apa yang
diriwayatkan oleh al-Irbadh bin Sariah.
10.^
Rasulullah SAW bersabda: Di antara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku
adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sunah dikhitan, karena itu tidak ada orang
yang melihat aurat/kemaluanku. (HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn
Asakir) (diriwayatkan dari Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Abu Hurairah. menurut
Diya^ al Maqdisi, hadits ini shahih. Al Hakim selain menilai shahih, juga
mengatakan mutawatir. Lihat al Khasa^is al kubra, Jlid.1, hal. 90-91)
11.^ Kisah
dari Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, al Dhiya al Maqdisi dari Abbas
Ibnu Abdul Muthalib dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW lahir
dalam keadaan tali pusar sudah putus. (Hadist ini tidak sepopuler dan sekuat
hadits yang menceritakan kalau Beliau SAW terlahir dalam keadaan sunah
dikhitan)
12.^ Kauma
(2000), hal 42
13.^
Ramadan (2007). hal 35
14.^
“Halimah kemudian mengambil Muhammad dan dibawanya pergi bersama2 dgn teman2nya
ke pedalaman. Dia bercerita, bahwa sejak diambilnya anak itu, ia merasa
mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk2 dan susunya pun bertambah. Tuhan
telah memberkati semua yg ada padanya.” Sejarah Hidup Muhammad, karangan
Muhammad Husain Haekal, bab III, Muhammad: Dari Kelahiran sampai Perkawinannya.
hal 57.
15.^ Kauma
(2000), hal 43
16.^ Kauma
(2000), hal 43
17.^
Menurut pendapat mayoritas pakar sejarah, saat itu Muhammad berusia empat atau
lima tahun. Namun, Ibnu Ishaq berpendapat bahwa usia Muhammad saat itu adalah
tiga tahun
18.^
Ramadan (2007). hal 42
19.^ Ibnu
Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 302.
20.^
Ramadan (2007). hal 43
21.^
Ramadan (2007). hal 46
22.^ Ibnu
Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 319 : Ibnu Hisyam dalam bukunya menuturkan
bahwa “Stempel Kenabian” adalah tanda yang terdapat pada setiap nabi yang
tertulis dalam kitab Pendeta Bahira
23.^ Dalam
kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat. Kejadian ini berlangsung selama
perjalanan dari Syiria ke pulang ke Mekkah, ketika Muhammad diperintahkan
Maysarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari
Mekkah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari.
Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu
Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad
dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi
kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad.Kauma (2000), hal 90-91
25.^
Books.Google.com Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 39 By
Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani. (Lihat Syahru Mawahibil
Laduniyyah, V/206)
26.^
Diriwayatkan oleh Ibn Adiy, al Baihaqy dan Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah RA
mengisahkan “bahwa Rasululloh SAW dapat melihat dalam keadaan gelap maupun
terang”(lihat Al-Khasa’is al-Kubra Karya al-Suyuti jilid1, hal.104)
27.^ Aisyah
berkata bahwa: “Ketika aku sedang menjahit baju pada waktu sahur (sebelum
subuh) maka jatuhlah jarum dari tanganku, kebetulan lampu pun padam, lalu
masuklah Rasulullah SAW. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana
cahaya wajahnya, lalu aku berkata, “Ya Rasulullah alangkah bercahayanya
wajahmu! Seterusnya aku bertanya: “Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari
kiamat?” Jawab Rasulullah SAW: “Orang yang bakhil.” Aku bertanya lagi:
“Siapakah orang yang bakhil itu?” Jawab baginda: “Orang yang ketika disebut
namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku.”
28.^
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Ada dua orang sahabat Nabi SAW meninggalkan
Nabi SAW. Ditengah malam yang gelap gulita keduanya berjalan dengan ada dua
sinar yang menerangi perjalanan keduanya yang ada di depannya. Tatkala keduanya
berpisah diperempatan jalan, masing-masing setiap orang ditemani sebuah sinar
yang membimbing mereka pulang ke rumah.” (Sahih Bukhari, Juz 1, Buku8, no 454).
29.^ Dari
Anas bin Malik RA: Nabi biasa memasuki rumah Ummu Sulaim dan tidur di atas
kasurnya sedangkan Ummu Sulaim sedang pergi. Anas berkata: “Pada suatu hari
Rasulullah SAW datang dan tidur di atas kasur Ummu Sulaim, kemudian Ummu sulaim
dipanggil dan dikatakan padanya: Ini adalah Nabi SAW tidur di rumahmu dan di
atas kasurmu. Anas berkata : Ummu Sulaim datang dan Nabi sedang berkeringat,
lalu keringatnya tersebut dikumpulkan di atas sepotong kulit kemudian Ummu
Sulaim membuka talinya dan mulai meyerap keringat tersebut lalu memerasnya ke
dalam bejana, maka Nabi kaget dan berkata: Apa yang kamu lakukan Ummu Sulaim?
Ummu Sulaim berkata: Wahai Rasulullah kami mengharapkan berkahnya bagi
anak-anak kami” Beliau berkata: Engkau benar. (HR Muslim 4/1815)
30.^
Dikisahkan oleh Abu Juhaifah.
31.^
Diriwayatkan Jabir r.a. (Hadits sahih Bukhari,Volume 5, Book 59, Number 427).
32.^ Ibnu
Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, part 1, page 391.
33.^ Uthbah
dan Uthaibah pergi kerumah Rasulallah dengan membawa kedua putri beliau. Meraka
berkata kepada Rasul, “Wahai Muhammad! Aku ceraikan putrimu dan aku menjauhi
agamamu dan aku tidak akan mengikutimu selama-lamanya!” Melihat kelakuan mantan
menantunya yang tidak sopan itu beliau kemudian berdoa, “Semoga mereka mati dengan
cara dimakan binatang buas.”
34.^
Diriwayatkan daripada Anas r.a daripada Ummu Sulaim katanya: Wahai Rasulullah!
Aku menjadikan Anas sebagai khadammu, tolonglah berdoa untuknya. Rasulullah SAW
pun berdoa: Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya dan berkatilah apa yang
diberikan kepadanya. Berkata Anas: “Demi Allah, harta bendaku memang banyak dan
anak begitu juga anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah
berjumlah lebih dari 100 orang. Hadits sahih Bukhari, Muslim, kitab kelebihan
para sahabat.
35.^ Shahih
Al-Bukhari dan Muslim.
36.^ Shahih
Al-Bukhari dan Muslim.
37.^ “Aku
dan Abu Jahm pernah berkomplot untuk membunuh Rasulallah SAW. Maka aku atur
rencana jahat itu bersama Abu Jahm, dan kami sepakati pembunuhan dilaksanakan
pada malam hari. Pada suatu malam, berangkatlah kami menuju rumah Rasulallah
SAW. Setelah mendengar ketokan kami, pintu segera dibuka oleh beliau sambil
membaca surah al-Haqqah. Rasulallah SAW. menatap kami dengan tajam, tiba-tiba
Abu Jahm memukul lenganku seraya berkata, ‘Selamatkanlah dirimu dengan segera.’
Akhirnya kami berdua lari terbirit-birit.” (Dikisahkan oleh Umar bin
al-Khaththab). Peristiwa yang dialami oleh Umar tersebut termasuk salah satu
perkara yang menyebabkan dirinya masuk Islam. 50 mukjizat Rasulullah oleh Fuad
Kauma, hal. 13-15.
38.^ Hadits
riwayat Imam Bukhari.
39.^ Kauma
(2000), hal 23-25
40.^ Ibid,
hal 185-187
41.^ Ibid,
hal 28
42.^ Gempa
pertama di Mekkah, Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah,
ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahwa dia berkata, “Apakah
kalian tahu Rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekkah. Bersama
beliau; Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung berguncang hingga
bebatuannya berjatuhan. Maka Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata:
Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua
orang Syahid.” (Hadits riwayat Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan
lainnya)
43.^ Gempa
kedua di Madinah, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Anas bin Malik, dia berkata: “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan
Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan
berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq
dan dua orang syahid.” Di antara pelajaran besar dalam dua riwayat di atas
bahwa ternyata gunung tidak layak berguncang saat ada 4 manusia terbaik ada di
atasnya. Nabi harus menghentakkan kaki dan mengeluarkan perintah kepada gunung
untuk menghentikan guncangan tersebut. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
44.^
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik. (Sahih Bukhari, Volumn 002, Bukukan 017,
Hadith Nomor;Jumlah 143).
45.^
Diriwayatkan oleh Anas: Pernah lama Madinah tidak turun hujan, sehingga
terjadilah kekeringan yang bersangatan. Pada suatu hari Jumat ketika Rasulullah
SAW sedang berkotbah Jumat, lalu berdirilah seorang Badui dan berkata: “Ya
Rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah
kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita. Berkata Anas: Mendengar
permintaan badui tersebut, Rasulullah mengangkat kedua tangannya ke langit
(berdoa). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba
berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum Rasulullah SAW turun
dari mimbarnya, hujan turun dengan selebat-lebatnya, sehingga Rasulullah SAW
sendiri kehujanan, air mengalir melalui jenggot Beliau. Hujan tidak berhenti
sampai Jumat yang berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar,
rumah-rumah sama terbenam. Maka datang Orang Badui berkata kepada Rasulullah
SAW, Ya Rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda.
Berdoalah kepada Allah agar hujan diberhentikan diatas kota Madinah ini, agar
hujan dialihkan ketempat yang lain yang masih kering. Rasulullah SAW kemudian
menengadahkan kedua tangannya ke langit berdoa: Allahuma Hawaaliinaa Wa laa
Alainaa (Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan ditempat-tempat yang ada disekitar
kami, jangan atas kami). Berkata Anas: Diwaktu berdoa itu Rasulullah SAW
menunjuk dengan telunjuk beliau kepada awan-awan yang dilangit itu, seakan-akan
Beliau mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Baru saja
Rasulullah menunjuk begitu berhentilah hujan diatas kota Madinah. (Sahih
Bukhari, juz 8 no 115).
46.^
Peristiwa tertahannya matahari tenggelam tidak pernah terjadi kecuali satu atau
dua kali saja. Sebagaiman dikisah oleh Abdullah ibn Mas^ud, ia Berkata: “Kami
bersama Rasulullah SAW dalam satu peperangan, sampai akhirnya merasa kelelahan,
hingga nampak wajah yang pucat dan lesu pada pasukan kaum muslimin dan wajah
gembira pada kelompok munafik.” Setelah melihat kondisi seperti ini Beliau
berkata: “Demi Allah, matahari tidak akan tenggelam sampai kalian ke daerah
Ruzaq.” Utsman tahu bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak bohong, Beliau lalu membeli
14 ekor unta sekaligus makanannya. 9 ekor di antaranya diberikan kepada Nabi
SAW, wajah kaum muslimin langsung berseri-seri, sebaliknya wajah kaum munafik
merunyam. Lalu Rasulullah mengangkat tangannya sampai terlihat putih
ketiaknya.Beliau berdoa mendoakan kebaikan untuk Utsman. (Hadits riwayat al
Baihaqy) (lihat Mu^jam Kabir karya al Tabarani, hadist no: 7255). Kisah lainnya
adalah sebagai berikut Tercegahnya matahari dari terbenam. Waktu beliau
melakukan perjalanan pulang dari Isra’, beliau berjumpa dengan rombongan
kafilah; dan ini diberitahukan kepada orang-orang musyrik bahwa rombongan
kaiilah itu akan tiba pada hari anu. Tetapi ketika hari yang disebutkan beliau
itu tiba, rombongan tersebut masih juga belum datang, padahal matahari sudah hampir
tenggelam. Maka dengan izin Allah, matahari itu bertahan, hingga akhirnya
rombongan kalilah yang disebutkan oleh beliau itu datang. Matahari kembali
muncul sesudah tenggelam. Peristiwa ini terjadi berkata doa Nabi s.a.w. untuk
Ali bin Abi Thalib r.a. agar Ali dapat menunaikan salat Ashar pada waktunya.
47.^ “Telah
hampir saat (qiamat) dan telah terbelah bulan.” (Quran, 54:1). Berita tentang
terbelahnya bulan pada zaman Nabi SAW banyak diriwayatkan oleh para Shahabat,
sehingga hadis tentang terbelahnya bulan adalah hadis Muthawatir. Diriwayatkan
oleh Abdullah bin Masud: “Pada masa hidup Nabi SAW, bulan terbelah dua dan
melihat ini Nabi SAW bersabda: “Saksikanlah!” (Sahih Bukhari, juz 4 no 830).
Diriwayatkan oleh Anas: “Ketika orang-orang Mekah meminta Rasulullah SAW untuk
menunjukkan mukjizat, maka Nabi menunjukkan bulan yang terbelah.” (Sahih
Bukhari, juz 4 no 831). Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: “Bulan terbelah menjadi
dua pada masa hidup Nabi SAW.” (Sahih Bukhari, juz 4 no 832). Diriwayatkan oleh
Anas bin Malik: “Orang-orang Mekah meminta Nabi SAW untuk menunjukkan sebuah
mukjizat. Maka Beliau menunjukkan bulan yang terbelah menjadi dua bagian,
sehingga gunung Hira’ itu dapat mereka lihat di antara dua belahannya.”(Sahih
Bukhari, juz 5 no 208). Diriwayatkan oleh ‘Abdullah: “Diwaktu kami bersama-sama
Rasulullah SAW di Mina, maka terbelah bulan, lalu sebelahnya berlindung
dibelakang gunung, maka sabda Rasulullah SAW: “Saksikanlah! ”
Saksikanlah!”(Sahih Bukhari, juz 5 no 209). Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas:
“Pada masa hidup Nabi SAW bulan terbelah menjadi dua.” (Sahih Bukhari, juz 5 no
210). Diriwayatkan oleh ‘Abdullah: “Bulan terbelah menjadi dua.” (Sahih
Bukhari, juz 5 no 211). Lihat juga di:(Sahih Bukhari, juz 6 no 350) (Sahih
Bukhari, juz 6 no 387) (Sahih Bukhari, juz 6 no 388) (Sahih Bukhari, juz 6 no
389) (Sahih Bukhari, juz 6 no 390) (Sahih Bukhari, juz 6 no 391)
48.^ (Sahih
Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa’l Janna wa’n-Nar juz 039 no 6721) (Sahih
Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa’l Janna wa’n-Nar juz 039 no 6724) (Sahih
Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa’l Janna wa’n-Nar, juz 039 no 6725) (Sahih
Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa’l Janna wa’n-Nar, juz 039 no 6726) (Sahih
Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa’l Janna wa’n-Nar juz 039 no 6728) (Sahih Muslim,
Kitab Sifat Al-Qiyamah wa’l Janna wa’n-Nar juz 039 no 6729) (Hadits sahih
Muslim, juz 039 no 6730). Hadits riwayat Muslim No.5010, 5013, 5015
49.^ Wanita
Yahudi yang memberi racun di daging kambing bernama Zainab binti Hârits, Dari
Ibnu Syihâb, ia mengatakan , “Dahulu Jâbir radhiyallâhu’anhu menceritakan bahwa
ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar yang meracuni seekor kambing
bakar. Kemudian menghadiahkannya kepada Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi
Wasallam”. Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam pun mengambil paha kambing
itu dan memakannya. Beberapa Sahabat pun juga ikut makan bersama Beliau.
Tiba-tiba Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallamberkata kepada para Sahabat,
“Jangan kalian makan !.” Lalu Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam mengutus
seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun
datang.Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam pun segera bertanya kepadanya,
“Apakah kamu telah meracuni kambing ini?” Wanita itu menjawab, “Siapa yang
telah memberitahumu?” Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Paha
kambing ini yang telah mengabariku.” Wanita itu berkata, “Ya” (aku telah
meracuninya). Rasulullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bertanya lagi, “Apa yang
kamu kehendaki dari perbuatanmu ini?” Wanita itu berkata dalam hati, “Jika dia
seorang nabi, makanan pasti itu tidak akan membahayakannya. Dan jika dia bukan
seorang nabi, maka kami akan selamat dari gangguannya.” Selanjutnya Rasulullâh
Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam memaafkan wanita itu dan tidak menghukumnya.
Majalah As-Sunnah Edisi 10/Thn. XIII/Muharram 1431H/Januari 2010M.
50.^
Diriwayatkan oleh Abdullah: “Sesungguhnya kami mendengar makanan yang dimakan
Rasulullah SAW mengagungkan nama Allah.” (Sahih Bukhari, juz 5 no 779.
51.^
Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah katanya: Semasa parit Khandak digali,
aku melihat keadaan Rasulullah SAW dalam keadaan sangat lapar. Maka akupun
segera kembali ke rumahku dan bertanya kepada isteriku, apakah engkau mempunyai
sesuatu (makanan)? Kerana aku melihat Rasulullah SAW tersangat lapar. Isteriku
mengeluarkan sebuah beg yang berisi satu cupak gandum, dan kami mempunyai
seekor anak kambing dan beberapa ekor ayam. Aku lalu menyembelihnya, manakala
isteriku menumbuk gandum. Kami sama-sama selesai, kemudian aku memotong-motong
anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Apabila aku hendak pergi
memberitahu Rasulullah SAW, isteriku berpesan: Jangan engkau memalukanku kepada
Rasulullah SAW dan orang-orang yang bersamanya. Aku kemudiannya menghampiri
Rasulullah SAW dan berbisik kepada Baginda: Wahai Rasulullah! Kami telah
menyembelih anak kambing kami dan isteriku pula menumbuk satu cupak gandum yang
ada pada kami. Karena itu, kami menjemput baginda dan beberapa orang bersamamu.
Tiba-tiba Rasulullah SAW berseru: Wahai ahli Khandak! Jabir telah membuat
makanan untuk kamu. Maka kamu semua dipersilakan ke rumahnya. Rasulullah SAW
kemudian bersabda kepadaku: Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau
buat roti adonanmu sebelum aku datang. Aku pun datang bersama Rasulullah SAW
mendahului orang lain. Aku menemui isteriku. Dia mendapatiku lalu berkata: Ini
semua adalah karena kamu, aku berkata bahawa aku telah lakukan semua pesananmu
itu. Isteriku mengeluarkan adonan roti tersebut, Rasulullah SAW meludahinya dan
mendoakan keberkatannya. Kemudian Baginda menuju ke kuali kami lalu meludahinya
dan mendoakan keberkatannya. Setelah itu Baginda bersabda: Sekarang panggillah
pembuat roti untuk membantumu dan cedoklah dari kualimu, tapi jangan engkau
turunkannya. Ternyata kaum muslimin yang datang adalah sebanyak seribu orang.
Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat memakannya sehingga kenyang dan
pulang semuanya. Sementara itu kuali kami masih mendidih seperti sediakala.
Demikian juga dengan adonan roti masih tetap seperti asalnya. Sebagaimana kata
Ad-Dahhak: Masih tetap seperti asalnya. Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman.
52.^
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Abu Talhah telah berkata
kepada Ummu Sulaim: Aku mendengar suara Rasulullah SAW begitu lemah. Tahulah
aku baginda dalam keadaan lapar. Apakah engkau mempunyai sesuatu? Ummu Sulaim
menjawab: Ya! Kemudiannya dia menghasilkan beberapa buku roti dari gandum dan
setelah itu, mengambil kain tudungnya dan membungkus roti itu dengan separuh
kain tudung, lalu disisipkan di bawah bajuku, sedangkan yang separuh lagi
diselendangkan kepadaku. Selepas itu pula dia menyuruhku pergi ke tempat
Rasulullah SAW. Akupun berangkat membawa roti yang dibungkus kain tudung itu.
Aku mendapatkan Rasulullah SAW yang sedang duduk di dalam masjid bersama
orang-ramai dan berada di sisi mereka. Rasulullah SAW bertanya: Abu Talhah yang
mengutusmu? Aku menjawab: Ya, benar! Rasulullah SAW bertanya lagi: Untuk
makanan? Aku menjawab: Ya! Rasulullah SAW bersabda kepada orang-ramai yang
bersama baginda: Bangunlah kamu sekalian! Rasulullah SAW lalu berangkat
diiringi para sahabat dan aku berjalan di antara mereka untuk segera
memberitahu Abu Talhah. Maka Abu Talhah berkata: Wahai Ummu Sulaim! Rasulullah
SAW telah datang bersama orang yang ramai, padahal kita tidak mempunyai makanan
yang mencukupi untuk mereka. Dia menjawab: Allah dan RasulNya lebih tahu. Lalu
Abu Talhah menjemput Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW pun masuk bersamanya.
Rasulullah SAW bersabda: Bawakan ke sini apa yang ada di sisimu wahai Ummu
Sulaim! Ummu Sulaim terus membawa roti tersebut kepada baginda kemudian memerah
bekas lemaknya untuk dijadikan lauk dimakan dengan roti. Kemudian Rasulullah
SAW mendoakan makanan itu. Setelah itu baginda bersabda: Izinkan sepuluh orang
masuk! Abu Talhah memanggil sepuluh orang Sahabat. Mereka makan sehingga
kenyang kemudian keluar. Rasulullah SAW menyambung: Biarkan sepuluh orang lagi
masuk. Sepuluh orang berikutnya pun masuk dan makan sehingga kenyang lalu
keluar. Rasulullah SAW kemudian bersabda lagi: Suruhlah sepuluh orang lagi
masuk. Demikian berlaku terus-menerus sehingga semua orang dapat makan hingga
kenyang, padahal jumlah mereka adalah lebih kurang tujuh puluh atau delapan
puluh orang. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).
53.^
Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar bahwa: ketika kami sedang
bersama Rasulullah dengan jumlah seratus tiga puluh orang.Nabi SAW bertanya :
Apakah ada yang mempunyai makanan? ternyata ada sekitar satu sha^ bersama
seorang laki-laki, maka makanan itu dijadikan adonan, lalu datanglah seorang
musyrik tinggi dengan rambut berantakkan yang membawa domba-domba yang sedang
digiring. Apa domba-domba ini untuk dibeli atau diberi? Orang itu menjawab:
untuk dijual, maka Rasulullah SAW membeli seekor domba, kemudian domba itu
dimasak dan Rasulullah memerintahkan supaya hati domba itu dipanggang.
Abdurrahman berkata: Demi Allah, setiap seratus tiga puluh orang sahabat diberi
sepotong dari hati domba itu, jika dia hadir maka diberikannya. Jika tidak
hadir maka disimpan bagiannya.Abdurrahman berkata: Daging itu ditempatkan di
dua bejana dan kami makan dari keduanya hingga kenyang, dan tersisa daging di
dalam dua bejana itu sehingga saya meletakkannya di punggung unta. (Hadits
sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).
54.^
Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar katanya Mereka yang disebut
Ashaab As-Suffah adalah orang-orang miskin. Rasulullah SAW pernah bersabda
suatu ketika: Siapa mempunyai makanan untuk dua orang, dia hendaklah mengajak
orang yang ketiga dan sesiapa mempunyai makanan untuk empat orang, dia
hendaklah mengajak orang kelima, keenam atau seperti diriwayatkan dalam Hadis
lain. Abu Bakar r.a datang dengan tiga orang. Nabi pula pergi dengan sepuluh
orang dan Abu Bakar dengan tiga orang yaitu aku, ibu dan bapaku. Tetapi aku
tidak pasti adakah dia berkata: Isteriku dan khadamku berada di antara rumah
kami dan rumah Abu Bakar. Abdul Rahman berkata lagi: Abu Bakar makan malam
bersama Nabi SAW dan terus berada di sana sehinggalah waktu Isyak. Selesai
sembahyang, dia kembali ke tempat Nabi SAW lagi, sehinggalah Rasulullah SAW
kelihatan mengantuk. Sesudah lewat malam, barulah dia pulang. Isterinya
menyusulinya dengan pertanyaan: Apa yang menghalang dirimu untuk pulang menemui
tetamumu? Abu Bakar berkata: Bukankah engkau telah menjamu mereka makan malam?
Isterinya menjawab: Mereka tidak mau makan sebelum engkau pulang, padahal
anak-anak sudah mempersilakan tetapi mereka tetap enggan. Akupun berundur untuk
bersembunyi. Lalu terdengar Abu Bakar memanggil: Hai dungu! Diikuti dengan
sumpah-serapah. Kemudian dia berkata kepada para tetamunya: Silakan makan!
Barangkali makanan ini sudah tidak enak lagi. Kemudian dia bersumpah: Demi
Allah, aku tidak akan makan makanan ini selamanya! Abdul Rahman meneruskan ceritanya:
Demi Allah, kami tidak mengambil satupun kecuali sisanya bertambah lebih banyak
lagi, sehinggalah apabila kami sudah merasa kenyang, makanan itu menjadi
bertambah banyak daripada yang sedia ada. Abu Bakar memandangnya ternyata
makanan itu tetap seperti sedia atau bahkan lebih banyak lagi. Dia berkata
kepada isterinya: Wahai saudara perempuanku! Bani Firas apakah ini? Isterinya
menjawab: Tidak! Demi cahaya mataku, sekarang ini makanan tersebut bertambah
tiga kali ganda lebih banyak daripada sediakala. Lalu Abu Bakar makan dan
berkata: Sumpahku tadi adalah dari syaitan. Dia makan satu suap, kemudian
membawa makanan tersebut kepada Rasulullah SAW dan membiarkannya di sana hingga
pagi hari. Pada waktu itu di antara kami (kaum muslimin) dengan suatu kaum akan
dilangsungkan satu perjanjian. Apabila tiba waktunya, kamipun menjadikan dua
belas orang sebagai ketua saksi, masing-masing mengepalai beberapa orang. Hanya
Allah yang tahu berapa orangkah sebenarnya yang diutuskan bersama mereka. Cuma
yang pastinya Rasulullah SAW memerintah agar dipanggilkan mereka kesemuanya.
Lalu kesemuanya makan dari makanan yang dibawa oleh Abu Bakar atau sebagaimana
yang diriwayatkan dalam riwayat yang lain. (Sahih Bukhari, Muslim, Kitab
Minuman).
55.^ Hadits
riwayat Muslim.
56.^ Diceritakan
oleh Jabir (Sahih Bukhari,Volume 007, Book 067, Hadith Number 402).
57.^ Kauma
(2000), hal 98-102
58.^
Diriwayatkan oleh ‘Abdullah: “Dalam pandangan kami mukjizat adalah anugerah
Allah, tetapi dalam pandangan kalian mukjizat adalah peringatan. Suatu ketika
kami menyertai Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan dan kami nyaris kehabisan
air. Nabi SAW bersabda: “Bawalah kemari air yang tersisa!” orang-orang membawa
kantung yang berisi sedikit air. Nabi SAW memasukkan telapak tangannya kedalam
kantung itu dan berkata, “Mendekatlah pada air yang diberkahi dan ini berkah
dari Allah.” Aku melihat air memancar dari sela-sela jemari tangan Rasulullah
SAW.” (Sahih Bukhari, juz 5 no 779).
59.^
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: “Semangkuk air dibawa kehadapan Nabi SAW di
Al Zawra. Nabi SAW memasukkan kedua telapak tangannya kedalam mangkok itu dan
air memancar dari jari-jemarinya. Semua orang berwudhu dengan air itu. Qatadah
berkata kepada Anas, “Berapa orang yang hadir pada waktu itu?” Anas menjawab,
“Tiga ratus orang atau mendekati tiga ratus orang.” (Sahih Bukhari, juz 4 no
772). Lihat juga: (Sahih Bukhari juz 4 no 777) (Sahih Bukhari juz 1 no 340)
60.^ Hadits
riwayat Muslim No.4224, (Sahih Muslim, Book 030, no 5656; Sahih Muslim, Book
030, no 5657; Sahih Muslim Book 030, no 5658; Sahih Muslim, Book 030, no 5659)
61.^ Mu’adz
bin Jabal menceritakan: Membuat Oase dari air jari-jemari Nabi (Sahih Muslim,
Book 030, Number 5662).
62.^ Imran
menceritakan: Wadah air yg penuh air dituangkan sampai habis tetapi tetap penuh
kembali membuat sekampung masuk Islam (Sahih Bukhari, Volume 1, Book 7, Number
340).
63.^
“HISTORICAL EVENTS OF MAKKAH” Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London)
Nabi Muhammad (SAW) menghindar dari Khalid bin Walid menuju tempat yang tidak
terdapat air. Beliau menemukan sebuah sumur yang masih ada bekas jejak air di
dasarnya. Beliau masukkan sedikit air ke mulut beliau lalu disemburkannya
kedalam sumur, lalu beliau minta salah seorang sahabat untuk membidikkan anak
panah beliau (SAW) ke dasar sumur. Para sahabat pun kemudian menyaksikan air
memancar dari dasar sumur itu sampai setinggi bibir sumur. Maka rombongan
Muslimin pun mengisi penuh tempat-tempat air mereka dan mendirikan salat
Dzuhur. Khalid bin Walid berkata kepada pasukannya, “Kita telah menyia-siakan
kesempatan emas. Seharusnya tadi kita serang mereka selagi mereka sibuk salat.
Kita akan serang mereka di waktu mereka mengerjakan salat berikutnya.” Pada
waktu itu Allah (SWT) pun mewahyukan petunjuk-Nya kepada Muslimin perihal
tata-cara mendirikan salat sewaktu dalam keadaan bahaya semisal perang. Salat
semacam ini disebut Salatul-Khauf.
64.^ Satu
mukjizat dari Rasulullah SAW diawal-awal kenabian adalah ada mata air yang
keluar dari bawah kakinya. Seperti dikisahkan dalam kitab al-Khasa^ish, suatu
ketika Rasulullah SAW berjalan bersama pamannya Abu Thalib. ketika sampai di
daerah Dzi al Majaz, Abu Thalib merasa haus padahal mereka tidak membawa air.
Rasulullah SAW yang melihat pamannya kehausan menanyakan hal itu untuk
memastikan, Abu Thalib membenarkan bahwa dirinya haus. Rasulullah SAW kemudian
mengorek-ngorek tanah yang dipijaknya, tak lama kemudian keluarlah air dari
tanah itu dan Beliau SAW mempersilahkan pamannya untuk minum.
65.^
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: demi Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya,
(kadang-kadang) aku tidur di atas tanah dengan perut lapar dan (kadang-kadang)
aku ikatkan sebuah batu ke perutku untuk menahan lapar. Suatu hari aku duduk di
jalan yang biasa dilalui mereka (Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya). Ketika
Abu Bakar lewat aku memintanya membacakan untukku sebuah ayat alquran dan aku
memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku,
tetapi ia lewat begitu saja. Kemudian Umar lewat didepanku dan aku memintanya
membacakan untukku sebuah ayat dari kitab Allah dan aku memintanya hanya dengan
maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu
saja. Akhirnya Abul Qasim (Nabi Muhammad Saw) lewat dan ia tersenyum ketika
melihatku karena ia tahu maksudku hanya dengan melihat wajahku. NabiMuhammad
Saw bersabda, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik ya Rasulullah”. Nabi
Muhammad Saw bersabda kepadaku, “Ikuti aku”. Nabi Muhammad Saw pergi dan aku
berjalan dibelakangnya, mengikutinya. Kemudian Nabi Muhammad Saw masuk kedalam
rumahnya dan aku meminta izin masuk kerumahnya dan diizinkan. Nabi Muhammad Saw
melihat semangkuk susu dan berkata, “Darimana ini?” mereka berkata, “Itu hadiah
dari si fulan untukmu”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab,
“Labbaik ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Panggillah orang-orang
shuffah” Orang-orang shuffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki
keluarga, uang atau seseorang yang dapat mereka mintai pertolongan dan setiap
kali objek sedekah diberikan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi Muhammad Saw akan
memberikannya kepada mereka sedangkan Nabi Muhammad Saw sendiri sama sekali
tidak menyentuhnya. Dan setiap kali hadiah apapun diberikan kepada Nabi
Muhammad Saw, Nabi Muhammad Saw akan memberikannya sebagian untuk mereka dan
sebagian untuk diri Nabi Muhammad Saw. Perintah Nabi Muhammad Saw itu membuatku
kecewa dan aku berkata kepada diriku sendiri, “Bagaimana mungkin susu semangkuk
cukup untuk orang-orang Shuffah?” menurutku susu itu hanya cukup untuk diriku
sendiri. Nabi Muhammad Saw menyuruhku memberikan susu itu kepada mereka. Aku
akan takjub seandainya masih ada sisa untukku. Tetapi bagaimanapun aku harus
taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Maka aku pergi menermui orang-orang
Shuffah itu dan memanggil mereka. Mereka pun berdatangan dan meminta izin masuk
kedalam rumah. Nabi Muhammad Saw memberi mereka izin. Mereka duduk di dalam
rumah itu. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik
ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Bawalah susu ini dan berikan
kepada mereka”. Maka aku membawa semangkuk susu itu kepada mereka satu persatu
dan setiap mereka mengembalikannya kepadaku setelah meminumnya, mangkuk susu
itu tetap penuh. Setelah mereka semua selesai minum dari mangkuk susu itu aku
memberikannya kepada Nabi Muhammad Saw yang memegang mangkuk itu seraya
tersenyum jenaka dan berkata kepadaku, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik
ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Masih cukup untuk engkau dan aku”,
aku berkata, “Engkau berkata benar ya Rasulullah!” Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Duduklah dan minumlah” aku duduk dan meminumnya. Nabi Muhammad Saw
berkali-kali memintaku untuk meminumnya hingga aku berkata, “Tidak, demi Zat
yang mengurusmu sebagai pembawa kebenaran, perutku sudah sangat kenyang”. Nabi
Muhammad Saw bersabda, “Berikan kepadaku”. Ketika kuberikan mangkuk itu
kepadanya, Nabi Muhammad Saw memuji dan menyebut nama Allah dan meminum sisa
susu itu. (Hadits riwayat Sahih Bukhari).
66.^
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Sesungguhnya beberapa orang dari
daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW mereka telah
mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada
mereka: Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu
minumlah susu dan air kencingnya. Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka
menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka
membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar
dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik Rasulullah SAW, kemudian
peristiwa itu diceritakan kepada Rasulullah SAW. Lalu baginda memerintahkan
kepada para Sahabat agar menangkap mereka. Setelah ditangkap lalu mereka
dihadapkan kepada baginda SAW. Maka Rasulullah SAW pun memotong tangan dan kaki
serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di
al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam)
sehingga mereka meninggal dunia. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab qishas dan
diyat).
67.^
Prophethood for Teens, Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah saw. Seorang bayi
berumur satu hari ditanya oleh Nabi Muhammad saw., “Siapakah aku?” dan dia
menjawab, “Engkau adalah nabi Allah.” Sejak saat itu, dia dapat berbicara.
(Diriwayatkan oleh Khatib)
68.^
Prophethood for Teens, Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah saw. Seorang penyembah
berhala wanita, yang sering mencaci maki Nabi Muhammad saw, bertemu Nabi saw.
dengan bayi berumur dua tahun di pundaknya. Bayi tersebut memberi salam
kepadanya, mengejutkan ibunya yang penyembah berhala. Ketika ditanya, bayi
tersebut menjawab bahwa dia telah diberitahu oleh Tuhan segala alam tentang
Nabi Muhammad saw.
69.^ Abi
said al-Khudri berkisah, ketika seorang penggembala sedang menggembalakan
dombanya, tiba-tiba ada seekor serigala yang berusaha memangsa dombanya. sang
penggembala itupun segera mencegahnya. Setelah gagal memangsa domba, serigala
itu akhirnya duduk dan berkata kepada si penggembala, ”apa kah engkau tidak
takut kepada Allah swt? engkau telah menghalangiku untuk mengambil rezekiku. Si
penggembala berkata “aneh, ada serigala yang bias berbicara seperti manusia.“
Si serigala berkata ,”Engkau ini yang lebih aneh. Engkau sibuk menggembala
domba-dombamu dan meniggalkan seorang nabi yang tidak pernah ada nabi yang
lebih agung yang diutus Allah swt melebihi dirinya. Baginya telah dibukakan
pintu-pintu sorga dan para penghuni sorga yang mulia menyaksikan perbuatan
sahabat-sahabat beliau . padahal antara dirimu dengan Nabi hanya dibatasi oleh
lembah ini. Sang penggembala domba ini berkata,” lantas siapa yang akan menjaga
domba ini sampai aku kembali?” Serigala itu menjawab,” aku yang akan menjaga
nya sampai kau kembali,” Sang penggembala itu kemudian menyerahkan penjagaan
dombanya kepada serigala dan ia pun berangkat menuju ke tempat rasulullah saw.
setelah sampai, iapun menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada
rasulullah. Setelah ia masuk islam dan mendapatkan ilmu dari rasulullah, beliau
memberi perintah kepada penggembala itu, ”kembalilah kepada gembalamu, niscaya
engkau dapati gembalaanmu masih dalam keadaan lengkap.” Ia pun segera kembali
dan mendapati hewan gembalaanya dalam keadaan lengkap tak berkurang seekor
apapun. setelah itu ia pun menyembelih seekor dombanya untuk serigala tadi.
Kitab Anwarul muhammadiyah oleh Assayyid Alhabib Muhammad Rafiq Bin Luqman
Alkaff Gathmyr. Hadits sahih Bukhari Juz 3 no 517.
70.^
Mukjizat nabiku Muhammad, hal.29. By Muhammad Ash-Shayyim.
71.^
Prophethood for Teens, Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah saw. Suatu hari seorang
Arab berkata, “Siapa ini?” Rasulullah, jawab mereka. “Demi Latta dan ‘Uzza,”
Jawab orang tersebut, “Kau adalah musuh terbesarku, dan agar kaumku tidak
menyebutku lamban, kubunuh kau.” “Berimanlah,” kata Nabi saw. Orang Arab
tersebut melempar kadal hijau dari lengan bajunya, dan berkata, “Aku tidak akan
beriman sampai kadal ini beriman.” Tiba-tiba kadal itu dalam bahasa Arab yang
elok berseru, “Wahai hiasan dari semua yang akan dikumpulkan pada hari
pembalasan, kau akan memimpin orang-orang yang ikhlas ke surga.” “kepada siapa
kamu menyembah?” kata Nabi saw.. Kadal tersebut menjawab, “kepada Tuhan yang
menguasai melebihi segala, Yang Maha Tahu, dan telah menjadikan api sebagai
alat penghukumnya.” “Siapa aku?” Muhammad saw. melanjutkan. Kadal tersebut
menjawab, “Engkau adalah utusan Tuhan semesta alam, dan penutup para nabi.
Bahagialah orang yang mengenalmu, dan tiada harapan orang yang mengingkarimu.
“Tidak ada bukti yang lebih jelas daripada ini,” Kata orang Arab tersebut, “dan
walaupun aku datang ke sini menganggapmu musuh terbesarku, aku sekarang
mencintaimu lebih dari hidupku, ayahku, atau ibu. Kemudian dia mengulangi
syahadatnya, menjadi Muslim, dan kembali ke Bani Salim, asalnya, kemudian lebih
membawa seribu orang lebih untuk memeluk Islam.
72.^
Diriwayatkan oleh Abu Na’im di dalam kitab ‘Al-Hilyah’ bahwa seorang lelaki
lewat di sisi Nabi SAW. dengan membawa seekor kijang yang ditangkapnya, lalu
Allah Taala (Yang berkuasa menjadikan semua benda-benda berkata-kata) telah menjadikan
kijang itu berbicara kepada Nabi SAW: “Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya aku
mempunyai beberapa ekor anak yang masih menyusu, dan sekarang aku sudah
ditangkap sedangkan mereka sedang kelaparan, oleh itu haraplah perintahkan
orang ini melepaskan aku supaya aku dapat menyusukan anak-anakku itu dan
sesudah itu aku akan kembali ke mari.” Bersabda Rasulullah SAW. “Bagaimana
kalau engkau tidak kembali kesini lagi?” Jawab kijang itu: “Kalau aku tidak
kembali ke mari, nanti Allah Ta’ala akan melaknatku sebagaimana Ia melaknat
orang yang tidak mengucapkan shalawat bagi engkau apabila disebut nama engkau
disisinya. “Lalu Nabi SAW. pun bersabda kepada orang itu: “Lepaskan kijang itu
buat sementara waktu dan aku jadi penjaminnya. “Kijang itu pun dilepaskan dan kemudian
ia kembali ke situ lagi. Maka turunlah malaikat Jibril dan berkata: “Wahai
Muhammad, Allah Ta’ala mengucapkan salam kepada engkau dan Ia (Allah Ta’ala)
berfirman: “Demi KemuliaanKu dan KehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasihkan
umat Muhammad dari kijang itu kasihkan anak-anaknya dan Aku akan kembalikan
mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau.”
73.^ Ketika
itu kami bersama Nabi besar Muhammad Saw tengah berada dalam sebuah
peperangan.Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu untu tersebut
berbicara, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah
memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti
sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari
keinginan si fulan yang hendak menyembelihku.” Mendengar pengaduan sang unta,
Rasulullah Saw memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut
dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada beliau..Unta
itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad Saw.
74.^ Juga
ketika kami tengah bersama Muhammad Saw, tiba-tiba datang seorang Arab
pedalaman sambil menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta perlindungan
karena tangannya hendak dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang
berkata bohong. Kemudian unta itu berbicara dengan Nabi kami Muhammad Saw,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah
yang telah memberikan pengakuan palsu karena mereka telah dipaksa. Sebenarnya
pencuriku adalah seorang Yahudi.”
75.^
Muhammad berbicara dengan seekor unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk
membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk
Muhammad.
76.^
Sejarah Hidup Muhammad karya Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Robbani
Press, Jakarta, 2002, halaman 126. Keesokan harinya Abu Jahal mengambil batu.
Kemudian duduk menanti Rasulullah. Rasulullah SAW pun datang dan melakukan
salat. Ketika Rasulullah SAW sedang sujud, Abu Jahal mengangkat batu, kemudian
menuju kearah beliau. Ketika sudah mendekati beliau, Abu Jahal berbalik
ketakutan dengan muka pucat, dan kedua tangannya tidak kuat lagi menahan batu
tersebut sehingga ia lemparkan. Abu Jahal kemudian didatangi oleh tokoh-tokoh
Qurasih dan mereka bertanya, “Wahai Abul Hakam, apa yang terjadi padamu?” Abu
Jahal menjawab, “…setelah aku mendekatinya, tampak kepadaku didekatnya seekor
unta jantan. Aku sama sekali belum pernah melihat unta jantan seperti itu, baik
kepala, pangkal leher dan taringnya. Dia hampir menerkamku.” Ibnu Ishaq
berkata, “Disebutkan kepadaku bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Itu adalah
Jibril alahis salam . Seandainya dia mendekat, pasti akan diterkamnya.”
77.^ “Bahwa
ada seekor burung bersedih karena kehilangan anaknya. Burung itu mengepakkan
sayapnya diatas kepala Nabi dan berbicara dengannya. Lalu beliau bersabda,
‘Siapakah di antara kalian yang telah membuat burung ini kehilangan anaknya?’
Seorang lelaki menjawab: ‘Saya.’ Beliau bersabda, “Kembalikanlah anaknya.”
(Hadits Ar-Razi) Kami pernah bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan. Beliau
keluar dari rombongan untuk suatu keperluan. Lalu kami melihat seekor burung
humarah (berwarna merah) bersama dua anaknya. Maka kami mengambil kedua anaknya
itu. Burung humarah itu terbang mendekat kebumi pada saat Nabi SAW datang.
Beliau bersabda, “Siapakah yang telah membuat burung ini sedih karena
kehilangan anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya.”(Diriwayatkan oleh Abu
Dawud). Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, hal 27-28 By
Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.
78.^
Diriwayatkan oleh Jabir: Sewaktu Bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang
yang banyak. Kemudian, aku mendatangi Rasulullah SAW untuk melaporkan kepada
Beliau mengenai utang bapakku. Aku berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulullah,
bapakku telah meninggalkan banyak hutang. Aku sendiri sudah tidak mempunyai
apa-apa lagi kecuali yang keluar dari pohon kurma. Akan tetapi pohon kurma itu
sudah dua tahun tidak berbuah. Hal ini sengaja aku sampaikan kepada Rasulullah
agar orang yang memiliki piutang tersebut tidak berbuat buruk kepadaku.
Kemudian Rasulullah mengajakku pergi ke kebun kurma. Sesampainya disana beliau
mengitari pohon kurmaku yang dilanjutkan dengan berdoa. Setelah itu beliau
duduk seraya berkata kepadaku, “Ambillah buahnya.” Mendengar perintah
Rasulullah SAW tersebut, aku langsung memanjat pohon kurma untuk memetik
buahnya yang tiba-tiba berbuah. Buah kurma itu kupetik sampai cukup jumlahnya
untuk menutupi utang bapakku, bahkan sampai lebih. Hadits sahih Bukhari Juz 4
no 780.
79.^
Ratapan batang pohon kurma kepada Rasulullah SAW. dan tangisannya dengan suara
keras yang bisa didengar seluruh orang yang berada di masjid beliau. Itu
terjadi setelah Rasulullah SAW. meninggalkannya. Sebelumnya Rasulullah SAW.
berkhutbah di atas batang tersebut sebagai mimbar beliau. Ketika beliau telah
dibuatkan mimbar, dan tidak naik lagi ke atas batang kurma tersebut, batang
tersebut meratap menangis dan rindu kepada Rasulullah SAW. Suara tangisnya
seperti tangis unta yang hamil sepuluh bulan. Batang pohon kurma tersebut tidak
berhenti menangis hingga Rasulullah SAW. datang padanya, dan meletakkan
tangannya yang mulia di atasnya. Ia pun berhenti menangis.
80.^
Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah, “Sang nabi sering berdiri dekat sebuah
pohon palem kurma. Ketika sebuah tempat duduk disediakan baginya, kami
mendengar pohon itu menangis bagaikan unta betina hamil sampai sang nabi
jongkok dan memeluk pohon itu. Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.II no.41.
81.^
Dikisahkan oleh Ibnu Umar, “Sang nabi sering berkutbah sambil berdiri dekat
batang pohon kurma. Ketika dia dibuatkan tempat duduk, dia lebih memilih duduk.
Pohon kurma itu mulai menangis dan sang nabi menghampirinya, mengelusnya dengan
tangannya (agar pohon itu berhenti menangis).Hadits shahih riwayat Imam Bukhari
vo.IV no.783.
82.^ Nabi
saw telah memberi Qatadah bin Nu’man r.a. sebuah tandan kurma, setelah salat
Isya berjamaah bersamanya pada malam yang gelap gulita. Beliau bersabda,
“Pulanglah dengan membawa tandan ini. Ia akan menyinarimu dari kedua tanganmu
sepuluh kali telapak tanganmu. Jika memasuki rumah, kamu akan melihat sesuatu
berwarna hitam, maka pukullah dia hingga keluar, karena dia itu adalah setan.”
Maka Qatadah pulang dan tandan kurma itu menyinari hingga dia masuk kedalam
rumahnya dan menemukan warna hitam lalu dipukulnya hingga keluar. (Hadits
riwayat Abu Na’im dari buku berjudul “Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya
Lebih Istimewa,” hal 17-18, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al
Qasthalani).
83.^
Kisahnya, orang Arab dusun mendekat kepada beliau, kemudian beliau bersabda
kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke
mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah SAW.
bersabda, “Apakah engkai ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata,
“Kebaikan apa?” Rasulullah SAW. bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa
yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah SAW bersabda,
“Pohon ini.” Beliau bersabda begitu sambil menunjuk ke arah salah satu pohon di
tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan beliau.
Beliau meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun
bersaksi seperti sabda Rasulullah SAW.
84.^ Pohon
berpindah tempat. Dikisahkan pula oleh Ibnu Abbas. Seorang Arab Badui datang
kepada Muhammad dan berkata, “Bagaimana aku bisa tahu bahwa engkau seorang
nabi?” Rasul menjawab, “Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah
Rasul Allah.” Si Arab Badui setuju. Rasul kemudian memanggil pohon kurma itu
dan pohon itu bergerak menghampiri Nabi Saw. lalu merunduk dihadapannya.
Setelah itu, Rasul menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia pun kembali ke
tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan disitu juga. (Hadits
riwayat Tirmidzi).
85.^ Dalam
perjalan, Beliau ingin membuang hajat. Diceritakan dari Jabir ibn Abdillah RA,
ia bercerita: “Pada suatu hari saya berjalan bersama Rasulullah SAW, kami tiba
dilembah yang luas, tiba-tiba Rasulullah ingin buang hajat. Saya mengikutinya
dengan membawakannya air, Rasulullah SAW melihat ke kanan dan kiri ternyata
tidak ada yang dapat dijadikan tirai (penghalang) kecuali dua pohon yang
berjauhan di pinggir lembah. Rasulullah SAW kemudian berjalan menuju kearahnya
dan memetik batangnya sambil berkata: ‘Ikut aku dengan izin Allah.’ Rasulullah
berjalan menuju pohon yang satunya melakukan hal yang sama. Kedua pohon tadi
berjalan bersama Rasulullah SAW dan menjadi tirai bagi Rasulullah SAW. Tak lama
kemudian saya mendengar suara orang yang datang, ternyata Rasulullah SAW dan
saya melihat pohon itu sudah kembali ke tempat asalnya.” (Lihat Sahih Muslim,
hadits nomor 5328)
86.^ Suatu
hari sekelompok orang Yahudi menemui Rasulullah saw., Malik bin as-Sayf, satu
dari mereka, berkata “Engkau meyatakan dirimu adalah Utusan Allah, namun aku
tidak percaya pada misimu hingga permadani yang aku duduki menyaksikan
kenabianmu.” Sedangkan Abu Lababah, seorang Yahudi yang lain dalam kelompok
tersebut, menyatakan bahwa ia tidak akan percaya hingga cemeti yang ia pegang
di tangannya memberikan kesaksian yang serupa. Seorang Yahudi yang lain Ka’ab
bin al-Asyraf menyatakan hal yang serupa dengan rekan-rekannya hingga
keledainya menyaksikan kebenaran Nabi. Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah bagi
hamba Yang Maha Tinggi, setelah bukti mukjizat misi mereka telah dikaruniakan
pada mereka, untuk menganggap diri mereka sendiri menunjukkan bukti seperti
yang kamu inginkan. Sebaliknya, mereka harus merendah pada Tuhan dan
menaatiNya, dan ridha dengan apa yang ingin Ia Karuniakan pada mereka. Namun
bukankah penjelasan tentang aku dan kenabianku yang ada dalam Taurat, Injil dan
suhuf Ibrahim cukup untuk meyakinkanmu kebenaran pernyataanku?” “Dan tidakkah
kamu menemukan bukti dalam kitab-kitab tersebut bahwa Ali bin Abi Thalib adalah
saudaraku, penerusku, khalifah dan ciptaan terbaik setelah aku? Tidakkah cukup
bagimu bahwa Allah telah menganugerahkan kepadaku suatu mukjizat yang demikian
jelas sepeti Qur’an yang seluruh manusia bersama-sama tidak ada yang mampu
membuat (serupa dengan Qur’an)? “Saya tidak berani memohon pada Tuhanku untuk
memberikan keinginan-keinginanmu yang tidak masuk akal, namun aku tegaskan
bahwa bukti-bukti mukjizat misiku yang Ia telah kehendaki terwujud, adalah
cukup memuaskanku dan meyakinkanmu. Jika sekarang Ia berkehendak
menganugerahkan apa yang engkau minta, itu adalah dari ketakterhinggaan
karuniaNya padaku dan padamu! Jika Ia tidak memenuhi keinginan-keinginanmu, itu
adalah karena hal tersebut adalah sia-sia, terutama karena Ia telah membawakan
bukti yang lengkap bagi keimanan. Rasulullah saw. belum lama selesai
menyelesaikan sabdanya, maka kemudian dengan kekuatan Ilahiah, permadani yang
diduduki oleh Malik bin as-Sayf berbicara dan berkata: “Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Satu Tuhan Yang Maha Indah, yang tidak memiliki sekutu,
(namun) Sendiri dalam mencipta dan mengatur segala sesuatu. Kepadanya seluruh
maujud bergantung, sedangkan Ia bebas dari ketergantungan terhadap apa pun.
Baginya perubahan dan kerusakan adalah mustahil. Ia tak memiliki istri, tak
memiliki anak, dan tiada yang menemaniNya dalam kerajaanNya (KekuasaanNya). Dan
aku bersaksi bahwa engkau, wahai Muhammad, adalah hambaNya dan utusanNya yang
telah Ia utus sebagai petunjuk agama, dan nabi dari keimanan yang benar, dan
yang Ia ingin menangkan di atas seluruh agama lain, walaupun orang-orang yang
musyrik tidak menyukainya. Dan aku juga bersaksi bahwa ‘Ali bin Abi Thalib
adalah saudaramu, penerusmu dan khalifah ummatmu, dan makhluk terbaik
setelahmu. Barangsiapa mencintainya mencintaimu, dan musuhnya adalah juga
musuhmu. Barangsiapa menaatinya menaatimu, barangsiapa melawannya melawanu, dan
barangsiapa menaatimu menaati Allah, dan layak memperoleh kebahagiaan dan
keridhaanNya. Barangsiapa tidak menaatimu, tidak menaati Allah dan akan
memperoleh siksa neraka yang paling pedih.”Menyaksikan permadani tersebut
bersaksi seperti itu, orang-orang Yahudi tersebut tercengang. Namun mereka
mengatakan bahwa kejadian tersebut hanyalah sihir yang nyata. Pernyataan
tersebut membuat permadani tersebut naik dan membuang orang-orang Yahudi yang
duduk di atasnya, dan dengan kekuatan Ilahiah kembali permadani tersebut
berbicara dan berkata: “Yang Maha Tinggi mengaruniakan kepadaku bahwa aku adalah
sebuah permadani, dan Ia membuatku bersaksi atas KetunggalanNya dan
KeagunganNya, dan bersaksi bahwa NabiNya Muhammad adalah Nabi yang paling
utama, dan utusan bagi semua makhluk dan dibangkitkan dalam keadilan dan
kebenaran bersama hamba-hamba Allah. (Ia membuatku) juga bersaksi atas imamah
saudaranya, penerusnya dan wazirnya, dan diciptakan dari cahayanya, temannya,
kepercayaannya, dan pengemban amanahnya, pelaksana janji-janji Muhammad,
penolong teman-temannya, dan menakluk musuh-musuhnya. “Aku taat pada ia yang
Muhammad telah menunjuknya sebagai Imam, dan membenci musuhnya. Oleh karena
itu, tidaklah layak orang-orang kafir menginjakku dan duduk di atasku, tidak
ada yang layak melakukan itu padaku kecuali mereka yang beriman pada Allah,
rasulNya dan penerusnya.” Maka Nabi saw. memerintahkan pada Salman, Abu Dzar,
Miqdad, dan Amir duduk di atas permadani tersebut, dan berkata, “Engkau telah
beriman pada apa yang elah disaksikan olehnya.” Kemudian Ia Yang Maha Tinggi
berturut membuat cemeti di tangan Abu Lababah maupun keledai Ka’ab bin
al-Asyraf berbicara dan bersaksi atas KetuggalanNya, kenabian Rasulullah
Muhammad saw. dan imamah Imam ‘Ali bin Abi Thalib as.. Namun mereka semua tetap
tidak beriman pada kebenaran Rasulullah saw! Setelah orang-orang Yahudi tersebut
pergi maka turunlah ayat: “Sesungguhnya orang-orang kafir (ingkar) sama saja
bagi mereka kamu peringatkan atau tidak kauperingatkan, mereka tak beriman.”
(Al-Baqarah:6)
87.^
Diriwayatkan oleh Ibn Umar: Rasulullah SAW naik keatas mimbar dan berkotbah.
Sedang Rasulullah SAW berkotbah, Rasulullah SAW mendengar mimbar itu menangis
seperti tangisan anak kecil, sehingga seakan-akan mimbar itu mau pecah. Lalu
Rasulullah SAW turun dari mimbar dan merangkul mimbar itu sehingga tangisnya
berkurang sampai mimbar itu diam sama sekali. Rasulullah SAW berkata, “Mimbar
itu menangis mendengar ayat-ayat Allah dibacakan diatasnya.” Sahih Bukhari juz
4 no 783.
88.^ Jabar
bin Samra RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku bisa mengenal
batu-batu yang biasa mengucapkan salam kepadaku, bahkan ketika aku belum
menjadi Rasul. Bahkan sekarangpun aku bisa mengenalinya.” Hadits riwayat Muslim
89.^ Ucapan
salam dari pohon dan batu. Ali bin Abu Thalib meriwayatkan, “Saya sedang
bersama nabi Saw di Mekkah. Setiap gunung dan pohon yang dilewatinya
mengucapkan, ‘As-Salaamu ‘alayka yaa Rasulallah’ (Semoga keselamatan selalu
menyertaimu, wahai Rasulallah),'” (Hadits Muslim dalam Misykat). 300 Mukjizat
Muhammad Saw. oleh Badr A Zimbadani.
90.^ Ibnu
Ishaq berkata bahwa Abdul Malik bin Ubaidillah bin Abu Sufyan bin Al-Ala’ bin
Jariyah Ats-Tsaqafi berkata kepadaku dan ia mendengar dari beberapa orang
berilmu,” Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam -ketika Allah
berkehendak memuliakannya dan memberikan kenabian kepadanya- ingin keluar untuk
buang hajat, beliau pergi ke tempat yang jauh hingga rumah-rumah tidak terlihat
olehnya dan berhenti di syi’ab (jalan di antara dua bukit) Makkah, dan
lembah-lembahnya. Setiap kali beliau berjalan melewati batu dan pohon, pasti
keduanya berkata, ‘As-Salaamu Alaika ya Rasulullah.’ Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam menoleh ke sekitarnya; kanan, kin, dan belakang, namun tidak
melihat apa-apa kecuali pohon dan batu. Itulah yang terjadi pada Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam jangka waktu tertentu; bermimpi dan
mendengar salam hingga Jibril datang kepada beliau dengan membawa kemuliaan
dari Allah ketika beliau berada di Gua Hira’ pada bulan Ramadhan.” Sirah
Nabawiyah Ibnu Hisyam. Jilid 1 : 196.
91.^ Abu
Dzar ra. ia berkata, “Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi Nabi saw.
Saya melihat beberapa batu kerikil yang dipegang beliau mengucapkan tasbih.
Saat itu di antara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Mereka semua yang
hadir dipertemuan itu mendengar tasbih benda tersebut. Kemudian batu-batu
kerikil itu oleh Nabi saw. diserahkan kepada Abu Bakar yang dapat didengar oleh
semua orang yang hadir dipertemuan itu. Ketika diberikan lagi kepada beliau
kerikil itupun masih tasbih ditangan beliau, kemudian beliau menyerahkan kepada
Umar dan batu kerikil itu pun mengucapkan tasbih ditangannya yang bisa didengar
oleh semua orang yang hadir dipertemuan. Kemudian Nabi saw. menyerahkan kepada
Utsman dan ia pun mengucapkan tasbih ditangannya. Tetapi ketika oleh Nabi batu
kerikil itu diserahkan kepada kamu, ia tidak mau bertasbih bersama seorang pun
di antara kami. (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam buku haditsnya Al-Mu’jamul
Ausath nomor 1244 dan oleh Abu Nu’man dalam Dalaa’ilun Nubuwwah I/404.)
92.^
Ikrimah bin Abu Jahal ra. Dia berkata, “Jika kamu memang benar seorang Nabi,
maka panggilah batu yang ada diseberang itu agar berenang dan tidak tenggelam.”
Lalu nabi mengisyaratkan tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan
mengapung diatas air hingga sampai kepada Nabi saw. Begitu menyaksikan itu
Ikrimah bersaksia atas kerasulannya, Nabi berkata kepadanya, “Ini cukup
bagimu.” Ikrimah berkata, “Batu itu kembali lagi hingga tempatnya semula.”
93.^
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas’ud katanya: Ketika Nabi SAW memasuki
Mekah terdapat sebanyak tiga ratus enam puluh buah berhala di persekitaran
Kaabah. Lalu Nabi SAW meruntuhkannya dengan menggunakan tongkat yang berada di
tangannya seraya bersabda: Bermaksud: Telah datang kebenaran dan musnahlah
kebatilan karena sesungguhnya kebatilan itu, adalah sesuatu yang pasti musnah.
Bermaksud: Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan bermula dan
tidak akan berulang. Ibnu Abu Umar menambah: Peristiwa itu terjadi pada masa
pembukaan Kota Mekah. (Sahih Bukhari, kitab Jihad).
94.^ Kisah
dari Abu Hurayrah.
95.^
“Sejarah Hidup Muhammad”, karya Dr. Muhammad Husain Haekal.
96.^ Abu
Hurairah mengeluh kepada Rasulullah SAW bahwa dia terlalu pelupa. Lalu
Rasulullah SAW membentangkan kainnya diatas tanah, lalu memegang-megang kainnya
dengan tangan beliau. Abu Hurairah disuruh Rasulullah memeluk kain itu. Sejak
itu Abu hurairah tidak pernah lupa-lupa lagi. Dan beliau terkenal paling banyak
menghafal hadis. Hadits sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim.
97.^
Rasulullah SAW bersabda pada saat peristiwa penaklukkan Khaibar, “Esok hari aku
(Nabi SAW) akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan
kemenangan oleh Allah swt melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan
Rasulnya, dan Allah dan Rasulnya mencintainya”. Maka semua orangpun
menghabiskan malam mereka seraya bertanya-tanya di dalam hati, kepada siapa di
antara mereka akan diberi bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya
masing-masing mereka masih mengharapkannya. Kemudian Rasulullah SAW bertanya:
“Ke mana Ali?” lalu ada yang mengatakan kepada beliau bahwa Ali sedang sakit
kedua matanya. Lantas Rasulullah SAW meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk
kesembuhannya. Sehingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak terjadi
apa-apa sebelumnya. Lalu Rasulullah SAW memberikan bendera itu kepadanya.
Hadits sahih Bukhari.
98.^ Ludah
Rasulullah SAW tidaklah sama dengan ludah manusia biasa, ludah beliau harum
baunya dan kadang dijadikan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit seperti
penawar racun sebagaimana yang pernah terjadi pada diri Abu Bakar di goa Hiro,
atau penyembuh pada mata Ali Bin Abi Thalib yang hampir buta di Perang Khaibar,
atau mata seorang sahabat lainnya pada perang uhud. Wail Ibn Hajar bercerita: ”
Rasulullah SAW pernah disodorkan wadah berisi air, Beliau meminumnya, lalu
meludah di wadah itu, kemudian air dalam wadah dituangkan ke dalam sumur,
tiba-tiba dari sumur merebak bau wangian yang harum. (Hadits riwayat Ahmad)
99.^ Dalam
riwayat lain, tentang peristiwa yang dialami oleh Abu Bakar RA sewaktu bersama Rasulullah
SAW di goa Tsur untuk sembunyi, kaki Abu Bakar digigit binatang yang ada di
lubang yang terdapat di dalam goa tersebut. Akan tetapi Abu Bakar tidak
bergerak supaya Rasulullah SAW yang sedang tidur dipangkuannya tidak terbangun.
Hanya air matanya yang membasahi wajah Rasulullah SAW, dan Beliau terbangun lau
bertanya : “Ada apa wahai Abu Bakar?” Dia menjawab : “Kaki saya digigit hewan
yang ada dalam lubang. Semoga Ayah dan Ibuku menjadi tebusan bagimu”. lalu
Rasulullah meludahi gigitan itu dan sembuhlah kaki Abu Bakar. (lihat : al-Rahiq
al-Makhtum, Hal.149)
100.^
Muhammad bin Hathib pernah berkata, “Ketika masih kanak-kanak, sebuah periuk
tumpah mengenai tubuhku dan seluruh kulit tubuhku terbakar, lalu ayahku
membawaku kepada Rasulallah saw, kemudian beliau meludahi kulit yang terbakar
seraya berdoa, ‘Jauhkanlah penyakit wahai Tuhan sekalian manusia,’ maka akupun
menjadi sehat tidak merasakan apa-apa. (Hadits riwayat Imam Nasa’i).
Keterangan: Muhammad bin Hathib bin Harits bin Mu’ammar al-Jamhi al-Kufi,
adalah seorang sahabat kecil. Ia lahir diatas perahu sebelum rombongan orang
mukmin sampai ke Habasyah. Ia adalah orang paling pertama dalam Islam diberi
nama Muhammad. Para ulama berselisih pendapat tentang gelarnya, apakah Abu
Qasim atau Abu Ibrahim. Ia telah meriwayatkan hadits dari Nabi saw, Ali dan
ibunya Ummu Janil. Meninggal pada tahun 94H atau sebagian berpendapat tahun
86H. Lihat Syarhul Mawabil Laduniyyah, V/192.
101.^ Umar
bin Maymun, ia berkata, “Orang-orang kafir telah membakar Amar bin Yadir,
kemudian Nabi saw melewainya dan mengusapkan tangannya pada kepala Amar lalu
bersabda, “Wahai api, jadilah kamu dingin dan jadilah kamu keselamatan bagi
Amar, seperti kamu dulu pada Ibrahim.” (Hadits riwayat Ibnu Sa’ad dari Umar bin
Maymun)
102.^ Dalam
kitab al Khasais, dikisahkan suatu ketika Rasulullah SAW didatangi seorang ibu
yang menggendong anaknya yang bisu. Si ibu ini menceritakan: Anakku ini belum
pernah bicara sejak ia dilahirkan. Rasulullah SAW bertanya: siapakah saya? Anak
itu tiba-tiba bisa bicara dan menjawab: Engkau adalah Rasulullah. (Hadits
riwayat Al Baihaqy)
103.^
Riwayat lain, Fudayk bercerita bahwa ayahnya datang menemui Rasulullah SAW
mengeluhkan matanya yang putih, dan tidak bisa melihat. Rasulullah bertanya apa
yang menyebabkannya? Beliau menjawab: Aku pernah menginjak telur ular, pecah
dan mengenai mataku hingga akhirnya buta. Rasulullah SAW meniup mata Abu Fudayk
dan dia bisa melihat kembali. (Hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Ibn Sakan, al
Baghawi, dan Abu Nuaim serta at Tabari)
104.^ Ummu
Aiman RA pernah bercerita: Suatu ketika Rasulullah SAW menginap di rumah.
Ketika malam Beliau SAW bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya
terbangun dan mencari minum karena kehausan. Saya mendapatkan air di bejana dan
saya langsung meminumnya. Esok paginya, Rasulullah SAW berkata kepada
saya:”Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana”. Saya pun
menjawab: “Wahai Rasulullah demi Zat yang telah mengutusmu dengan haq, saya
sudah minum air yang ada di dalamnya”. Rasulullah SAW tertawa sampai terlihat
giginya lalu bersabda “Sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini.”
Semenjak kejadian itu tidak pernah Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya minum air
kencingnya. (Lihat Nisa^ hawl al Rasul, hal 45-46)
105.^
“Bahwa istri Mu’adz bin ‘Afra’ menderita kusta lalu melaporkannya kepada
Rasulallah saw, lalu beliau mengusapnya dengan sebuah tongkat maka Allah
menghilangkan penyakit kusta itu darinya. (Disebutkan oleh Ar-Razi) Benarkah
Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad
bin Muhammad Al Qasthalani.
106.^
Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad
bin Muhammad Al Qasthalani Sekelompok Sahabat Nabi melewati tenda Ummu Ma’bad
di padang pasir, dan berusaha membeli daging dan kurma darinya, tetapi wanita
itu sama sekali tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Lalu Nabi menunjuk
kepada satu-satunya domba yang sedang berbaring di pojok, dan bertanya: “Apakah
ia mempunyai susu?” Dia berkata: Ia terlalu lemah.” Nabi bertanya: “Apakah
Engkau mengizinkan aku untuk memerah susunya?” Dia berkata: “Engkau yang lebih
kusayangi daripada ayah dan ibu, jika aku tahu ia mempunyai susu maka aku pasti
telah memerahnya sebelumnya.” Lalu Rasul Allah memanggil domba itu, dan
meletakkan tangannya pada kantung susu domba, dan menyerukan nama Allah, serta
berdoa untuk wanita itu dan dombanya. Tiba-tiba domba itu menegakkan kakinya ke
arahnya, dan susu mulai mengalir. Nabi meminta sebuah wadah untuk susu itu, dan
memerah banyak susu ke dalamnya. Lalu dia memberikannya kepada wanita itu agar
diminum hingga kenyang, dan dia memberikannya kepada para sahabatnya sampai
perut mereka kenyang, dan dia sendiri minum paling akhir. Setelah mereka
memuaskan rasa dahaga, Nabi memerah susu sekali lagi sampai wadah itu penuh,
dan dia meninggalkannya dan mereka meneruskan perjalanan. Beberapa lama
kemudian suami wanita itu, Abu Ma’bad, tiba dengan menuntun beberapa ekor
kambing lapar yang rupanya sangat menyedihkan dan yang sumsumnya hampir kering.
Ketika dia melihat susu itu, dia terkejut dan bertanya kepadanya: “Dari mana
engkau dapatkan susu ini, Ummu Ma’bad? Sebab domba itu telah kering dan tidak
ada ternak perah di rumah ini.” Wanita itu berkata: “Benar, tapi seorang pria
mulia telah melewati tempat ini dan begini, begitu.” Dia berkata: “Lukiskan
penampilannya, Umm Ma’bad!? Wanita itu berkata: “Aku melihat seorang pria yang
sangat bersih, dengan wajah cemerlang, dengan sopan santun sempurna. Dia tidak
kurus dan tidak botak; lemah lembut dan anggun; matanya hitam legam, dengan
bulu mata melengkung, suaranya merdu dan lehernya bersinar, janggutnya tebal,
alis matanya melengkung indah. Ketika dia diam, kemuliaan melingkupinya, dan
ketika dia berbicara dia tampak berwibawa, dan kecemerlangan cahaya
mengelilinginya. Seorang pria yang paling tampak dan bercahaya dari jauh, dan
yang paling manis dan lembut hati dari dekat.”
107.^
Al-Barzanji mengungkapkan mukjizat ini dalam shalawat al-Barzanji Natsar bab
XVI.
108.^
Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata kepada Nabi saw, “Saya
tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku.”
Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata,
“Wahai fulanah.” Lalu anak itu berkata, “Aku sambut panggilanmu dan dengan setia
menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan kepada
baginda Rasulallah.” (Dala’ilun Nubuwwah karya Imam Bayhaqi, dari buku berjudul
“Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa” hal32, By Al-Imam Al
Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).
109.^
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah
(ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertawakallah kepada Allah,
supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang
Mukmin, “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu
malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kamu bersabar dan
bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya
Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Ali ‘Imran
3:123-125)
110.^
Rasulullah SAW dapat mengetahui kejadian yang tidak disaksikan ataupun yang
tersembunyi atas izin Allah SWT. Jika kejadian ini itu sudah terjadi atau
sedang terjadi, disebut ikhbar. jika hal itu baru akan terjadi, dikenal dengan
istilah nubu^at. Semua ikhbar dipastikan benar adanya, dan semua nubu^at pasti
akan terjadi. Hanya saja waktunya yang tidak dapat dipastikan oleh manusia
seperti kita, kapan hal itu akan terjadi. Dalam kitab Nubu^at al Rasulullah SAW
karya Muhammad Waliyullah al Nadawi memuat 188 Nubu^at baik yang sudah terjadi
sekarang atau belum. di antaranya Peristiwa kedatangan seorang yang bernama
Uways. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya akan datang kepada kalian seorang
yang bernama Uways, tinggal di yaman, tidak ada yang tinggal bersamanya kecuali
ibunya.(dalam riwayat lain, dia sangat berbakti kepada orang tuanya, dan
berpenyakit belang, dia berdoa kepada Allah SWT dan Allah menyembuhkan penyakit
dari badannya kecuali ada sisa sebesar kepingan Dinar atau Dirham. Barangsiapa
di antara kalian yang bertemu dengan dia, mintalah dia untuk memohonkan ampunan
atas kalian. (Hadits riwayat Muslim)
111.^ Dari
Abu Hurairah ra. ia berkata: Suatu hari Rasulullah saw. salat mengimami kami.
Usai salat beliau bersabda: Hai Fulan! Mengapa kamu tidak membuat salatmu
bagus? Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya
ia salat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh aku dapat melihat
belakangku, sebagaimana aku melihat didepanku. (Hadits riwayat Muslim)
112.^ Anas
Bin Malik RA berkata : Suatu hari Rasulullah SAW salat bersama kami, seusai
salat Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, dan bersabda :” Wahai Manusia,
aku berada di depan kalian, janganlah mendahuluiku dalam ruku dan jangan pula
dalam sujud. Sesungguhnya aku melihat kalian baik yang berada di depan maupun
kalian yang dibelakang. Selain itu, ketika Beliau tidur mata terpejam namun
hati tetap terjaga.
113.^ Dari
Abu Dzar menceritakan, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku melihat apa
yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar,
getaran dan goncangan langit dan sungguh langit ada goncangannya, dan tidak ada
ruang lebih dariempat jari kecuali ada malaikat yang sujud kepada Allah SWT.
Demi Allah jikalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan
sedikit tertawa dan lebih banyak menangis, dan kalian juga akan sedikit
bermesraan dengan wanita (lawan jenis) di atas ranjang, dan kalian pasti akan
keluar ke jalan-jalan untuk bersujud kepada Allah. Dan aku berharap kalaulah
aku hanya sebuah pohon yang terpotong. (Hadits riwayat al Tirmidzi, Ibnu Majah
dan Abu Nuaym) (al Tirmidzi berkata hadits ini hasan gharib)/(lihat al Khasa^is
karya al Suyuti hal. 113)
114.^
Rasulullah adalah dapat mengetahui kondisi penghuni kubur tertentu. Beliau
dapat mengetahui penghuni kubur dalam keadaan disiksa atau sedang istirahat bak
di kebun surga. Beliau juga dapat menceritakan masa lalu orang tersebut dengan
ganjaran atau balasan yang diberikan. Hadits riwayat Ibnu Abbas ra. ia berkata:
Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat,
sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang
satu disiksa karena ia dulu senang mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa
karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta
pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan
salah satunya pada sebuah kuburan, dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain
seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum
kering.(Hadits riwayat Bukhari, Muslim)
115.^
Hadits riwayat Bukhari
116.^
Hadits diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas.
117.^
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah.
118.^
Hadits diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas.
119.^
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “…Ummatku akan terpecah
belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu
golongan. Hadits riwayat At-Tirmidzi.
120.^ “Saya
sedang memangku Imam Husain as. Ketika Nabi saw. datang dan memandangnya sambil
menitikkan air mata. Saya bertanya kepada beliau mengapa menangis. Rasul saw.
mengungkapkan bahwa Jibril telah memberitahunya bahwa para pengikutnya akan
membunuh cucunya, Husain ra.” (Baihaqi meriwayat dari Ummu al-Fadhl).
121.^
Hadits riwayat Abdullah bin Mas`ud ra. ia berkata: Aku menemui Rasulullah saw.
ketika beliau dalam keadaan kurang sehat. Aku mengusap beliau dengan tanganku.
Aku katakan kepada beliau: “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar
terjangkit demam yang sangat parah.” Rasulullah saw. bersabda: “Apa yang aku
rasakan sekarang ini adalah sama seperti yang dialami oleh dua orang di antara
kamu.” Aku berkata: “Kalau begitu engkau memperoleh dua pahala kali lipat.”
Rasulullah saw. bersabda: “Benar.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Setiap
muslim yang ditimpa musibah sakit dan lainnya, maka Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya, seperti daun yang rontok dari pohonnya.” (Hadits riwayat
Muslim)
Kauma, Fuad
(2000). 50 Mikjizat Rasulullah. Jakarta: Gema Insani ISBN 979-561-594-7
50 mukjizat
Rasulullah oleh Fuad Kauma disitus Books Google.co.id
Maulana
Wahiduddin Khan (2005). Muhammad: Nabi Untuk Semua. Jakarta: Pustaka Alvabet
ISBN 979-3064-09-9
Kumpulan
Hadits dari Shahih Muslim
Muhammad
Nashiruddin Al-Albani. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta: Gema Insani
Ramadan,
Tariq (2007). Muhammad: Rasul Zaman Kita. Jakarta: Serambi ISBN
978-979-1275-77-4.
Mukjizat
Muhammad disitus Al Islamu.com
Gempa di
Mata Rasulullah Shallallahu’alayhi wa sallam dan Generasi Terbaik
Kelahiran
Rasulullah Dan Empat Puluh Tahun Sebelum Pengutusan. Sumber: Sirah Nabawiyah
0 komentar:
Posting Komentar