Rabu, 14 Maret 2018

Adakah Hikmah dari Sakit Tanpa Sabar dan Syukur?


Adakah Hikmah dari Sakit Tanpa Sabar dan Syukur?

Sakit merupakan hal yang sangat lumrah bagi kaum manusia. Apalagi pada zaman akhir seperti ini, sakit menjadi kebiasaan yang merajalela di mana-mana. Ini merupakan akibat dari makanan dan minuman serba saji yang menjadi favorit masyarakat. Akan tetapi dalam islam, dalam rasa sakit terdapat banyak hikmah yang terkandung, yang terkait dengan hubungan manusia dan Penciptanya, Allah Ta’ala.

Dalam syari’at islam, manusia dianjurkan dan disunnahkan untuk bersabar. Karena dari sabar itulah kita bisa menambah percikan keimanan yang bersumber dari dalam hati kita. Dan biasanya, ketika orang sudah sembuh dari sakitnya, maka dia akan bertambah ibadahnya. Juga, ketika sakit, kita akan lebih banyak berdzikir, mengingat Allah SWT, dan bertafakkur memikirkan kuasa Allah SWT. Betapa besarnya anugerah kesehatan yang Dia berikan kepada kita. Andai satu saja jari kita sakit, tidaklah akan nyaman segala aktivitas yang kita lakukan yang terkait dengan tangan.

Ketika orang terkena cobaan berupa sakit, pasti kita akan lebih banyak berdoa. Bahkan orang-orang yang mungkin biasanya tidak pernah berdzikir ataupun berdoa, pastilah akan sangat banyak dzikir dan doa yang terucap dari lisan mereka. Haruslah kita bersyukur ketika sakit, karena saat itu Allah memberi taufiq kepada kita agar mengingat-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya.

Ketika sakit pula, kita dimakruhkan untuk menunjukkan ketidaksukaan kita dalam bentuk apapun, apalagi mengadu kepada manusia yang sudah pasti tidak dapat menyembuhkan kita. Karena penyakit itu datangnya dari Allah, maka Allah-lah tempat kembalinya. Maka sepantasnya kita hanya meminta kesembuhan kepada Allah SWT semata. Dan saat kita menunjukkan keluh kesah kita, saat itu juga syaithon akan senang melihatnya. Karena itu berarti kita tidak suka atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Padahal jika kita menghargai Allah SWT sebagai Pencipta kita, maka harusnya kita selalu senang dan menerima dengan lapang dada atas apapun yang Allah takdirkan untuk kita semua, baik hal yang menurut kita baik, maupun yang buruk.

Kecuali kita mengadu kepada orang lain agar orang itu bisa menyembuhkan kita atas izin Allah, seperti ke dokter yang di mana kita diharuskan untuk memberi apa yang kita alami. Atau menceritakan kepada orang lain agar didoakan oleh orang itu, atau agar kita bisa meminta bantuan darinya.

Pada intinya, agar kita bisa berhasil melewati cobaan sakit, kita harus menjalaninya dengan dibarengi oleh sabar dan syukur. Maka jika kita berhasil melewatinya, Insya Allah kita akan menjadi hamba yang dicintai Allah. Adakah nikmat lain selain dicintai Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW?



0 komentar:

Posting Komentar