Kamis, 22 Maret 2018

AGAR ISTIQAMAH TILAWAH, MARI CEK JURUS-JURUS INI!


AGAR ISTIQAMAH TILAWAH, MARI CEK JURUS-JURUS INI!

Sahabat, sebagaimana tanah akan kering tanpa siraman bulir-bulir air, hati akan tandus tanpa percikan ayat-ayat-Nya melalui tilawah. Ya, tilawah adalah salah satu hak Al Quran yang perlu kita penuhi setiap hari agar hati kita selalu bening. Jadi ketika kita merasa hati gundah gulana, mungkin kita bukan kurang piknik, namun kurang tilawah.

Kita patut bersyukur karena dilahirkan sebagai Muslim di Indonesia. Seiring bergulirnya roda waktu, antusiasme masyarakat terhadap al quran semakin menggelora; termasuk semangat dalam tilawah. Beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengenal gerakan Gerakan One Day One Juz (ODOJ) yang telah membuat berbagai kalangan berbondong-bondong memperbanyak interaksi dengan mushafnya masing-masing. Satu hak Al Quran telah banyak disadari dan mulai dipenuhi.

Setelah semua kebaikan itu muncul, setan tak pernah putus asa mencari celah. Sebuah kata yang penuh tenaga namun mudah rapuh jika tidak dipelihara, menjadi target empuk ‘aduwullaah tersebut untuk memperdaya kita. Kata itu bernama ‘istiqamah’. Ya, sebuah kata yang indah namun sesungguhnya berat untuk kita amalkan.

Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kalian kerjakan [Hûd/11: 112]

Ayat di atas dianggap berat oleh Rasulullah. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Tidaklah ada satu ayat pun yang diturunkan kepada Rasulullah yang lebih berat dan lebih sulit daripada ayat ini. Oleh karena itu, ketika beliau ditanya, ‘Betapa cepat engkau beruban,’ beliau berkata kepada sahabatnya, ‘Yang telah membuatku beruban adalah surat Huud dan surat-surat semisalnya.’” (Tafsir Al Qurtubi 9/107, dishahihkan Al Albani)

Meskipun berat, tentu kita ingin selalu istiqamah dalam setiap kebaikan; termasuk dalam bertilawah al quran. Maka dari itu, mujahadah (bersungguh-sungguh) adalah jawaban dari beratnya istiqamah. Membulatkan tekad untuk istiqamah adalah starting point yang penting dalam perjuangan ini. Selebihnya, biarkanlah Allah urus hal yang diluar jangkauan kita.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allâh. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya
[Ali ‘Imrân/3:159]

Mari kita bersiasat agar menang dalam pertarungan dengan musuh kita bersama. Dalam hal tilawah, ada beberapa jurus yang dapat kita pelajari agar dapat tetap istiqamah dalam tilawah kita setiap hari. Mari kita simak!

1.Berusaha melancarkan tilawah jika masih terbata-bata

Tidak ada cara lain selain menambah jam terbang kita dalam tilawah. Jika masih bermasalah dalam ilmu tajwid atau pelafalan makharijul huruf, tak ada kata terlambat untuk belajar. Persering interaksi kita dengan Al Quran, maka Allah akan memudahkan kita untuk menikmati aktifitas tilawah.

2. Memanfaatkan waktu menunggu untuk tilawah

Jangan sampai ada waktu yang kita siakan. Buku dan Al Quran adalah teman duduk terbaik kita. Dengan bertilawah atau membaca buku, insya Allah menunggu bukan lagi menjadi pekerjaan yang menyebalkan; malah bisa jadi ladang pahala.

3.Lakukan rapel setiap kali kita ketinggalan satu hari tanpa Al Quran

Jika kita menargetkan satu hari satu juz lalu tidak bisa terpenuhi, maka ‘self-punishment’-nya adalah merapel target kita pada hari selanjutnya. Luangkan waktu untuk bertilawah dan mengganti ‘utang-utang’ tilawah kita. Kalau perlu, Anda dapat mencari tempat yang mendukung konsentrasi, seperti masjid yang agak jauh dari rumah Anda.

4.Feeling guilty jika tidak menyempatkan tilawah

Tanamkan perasaan itu pada diri agar kita selalu serius untuk selalu istiqamah bertilawah setiap hari. Tentu kita tidak mau terus menerus merasa bersalah bukan?

5.Perbanyak amal shalih

Amal shalih yang satu akan mengantarkan kita pada amal shalih selanjutnya. Percayalah. Kita akan lebih mudah terilhami untuk melakukan kebaikan-kebaikan lainnya ketika kita mulai melakukan kebaikan. Jangan ditahan. Jangan sampai kita menjadi manusia yang futuristik (mudah futur –pen) karena malas memulai kebaikan dan menduplikasinya. Segera istighfar dan bertaubat ketika perasaan-perasaan futur mulai mendekat.

Yakinlah, bahwa Al Quran ini telah dimudahkan oleh Allah, bahkan empat kali Allah tegaskan dengan redaksi yang persis sama,

“Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”.

(Al-Qamar: 17, 22, 32 dan 40)

Maka alasan apa lagi yang bisa kita jadikan dalih untuk tidak bersungguh-sungguh dengan ayat-ayat cinta-Nya ini? Semoga kita selalu menguatkan tekad untuk bisa istiqamah dalam kebaikan, termasuk bertilawah Al Quran 🙂



0 komentar:

Posting Komentar