MANFAAT DAN DAHSYATNYA KEKUATAN ISTIGHFAR
Hati bani Adam itu diibaratkan sebuah bola kaca yang
bening dan bersinar, ketika dia berbuat dosa maka muncul sebuah titik hitam
pada bola kaca itu. Ketika dia terus menerus berbuat dosa maka titik hitam itu
akan semakin banyak jumlahnya dan pada akhirnya akan menutup seluruh permukaan
bola kaca tersebut sehingga sinarnya jadi pudar. Ketika itu
hati manusia jadi hitam dan gelap.
Jika manusia itu beristighfar mohon ampun pada Allah maka
titik hitam yang menutup bola kaca itu akan hilang, demikianlah terus menerus
jika dia selalu beristighfar maka titik titik hitam yang menutupi bola kaca itu
akan terus berguguran sehingga bola kaca itu tetap bersinar benderang.
Nabi s.a.w. bersabda:-
القلوب
أربعة قلب أجرد فيه سراج يزهر فذلك قلب المؤمن وقلب أسود منكوس فذلك قلب الكافر
وقلب أغلف مربوط على غلافه فذلك قلب المنافق وقلب مصفح فيه إيمان ونفاق
(Al-quluubu.arba’atun*
qalbun ajradu fiihi siraajun yuzhiru, fa dzaalika qalbul-mu’mini, wa qalbun
aswadu mankuusun, fadzaalika qalbul-kaafiri, wa qalbun aghlafu, marbuuthun
calaa ghilaafihi, fa dzaalika qalbul-munaa- fiqr, wa qalbun mush-fahun, fiihi
iimaanun wa nifaaq). Artinya: “Hati itu empat macam: hati yang bersih, padanya
pelita yang bersinar gemilang. Maka itulah hati orang mu’min. Hati hitam
terbalik, maka itulah hati orang kafir. Hati terbungkus yang terikat
bungkusannya. Itulah hati orang munafiq. Dan hati yang melintang, padanya
keimanan dan kemunafikan”.( HR Ahmad dan Ath-Thabrani dari Abi Sa’id)
Hati yang
hitam adalah hati orang yang sakit sebagaimana ditegaskan Allah dalam surat Al
Baqarah ayat 10
10. Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (Al Baqarah 10)
Sumber segala macam penyakit adalah hati.
Penyakit was was, gelisah, cemas , stres berkepanjangan, psykosomatik, penyakit
non medis dan sebagian penyakit medis
semua bersumber dari hati yang hitam dan gelap. Para ahli telah
menemukan fakta bahwa 70 % orang yang
berbaring dirumah sakit penyakitnya bersumber dari hati mereka yang gelap dan
kotor. Mereka akan hidup dalam keadaan
tersiksa sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 10 diatas.
Mereka yang
hati nya selalu bersinar dan bersih dari kotoran dan dosa Allah jadikan hatinya sebagai penasehat bagi dirinya . Hati
seperti itulah yang dimaksud Rasulullah dengan sabda Nabi s.a.w.:-
إذا أراد الله بعبد خيرا جعل
له واعظا من قلبه
(Idzaa
araada’l-laahu bi-vabdin khairan, ja’ala lahu waa-’idhan min qab-Bih).Artinya:
“Apabila dikehendaki oleh Allah kebajikan pada seorang hamba, niscaya
dijadikanNya orang itu memperoleh pelajaran dari hatinya” . Dan dengan sabda
Nabi s.a.w:-
من كان له من قلبه واعظ كان
عليه من الله حافظ
(Man kaana
lahu min qalbihi waa ‘idhun, kaana ‘alaihi mina’llaa- hi haa-fidhun).Artinya:
“Barangsiapa mempunyai juru-nasehat dari hatinya, niscaya ada penjaga daripada
Allah kepadanya”. (HR .Abu Manshur Ad-Dailamy, dari Ummu Salmah.)
Orang yang
hatinya bersih bersinar amat peka terhadap godaan dan tipu daya setan , jika
setan mendekat untuk menipu dan
mempedayanya ia cepat sadar sehingga tidak larut dalam perbuatan dosa dan
maksiat sebagaimana disebutka n dalam surat Al A’Raaf 201:
201.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari
syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. (Al A’Raaf 201)
Orang yang datang menghadap Allah dengan hati
yang bersih dari dosa dan maksiat akan mendapat naungan yang sempurna dari
Allah pada hari kiamat sebagaimana disebutkan dalam doa Nabi Ibrahim dalam
surat asy syu’araa 87-89
87. dan
janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, 88. (yaitu) di hari
harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, 89. kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih,(Asy Syu’araa 87-89)
Istighfar
adalah hal penting yang banyak diremehkan orang pada masa ini, banyak orang
menganggap istighfar itu tidak perlu
hanya membuang waktu saja. Padahal Rasulullah yang sudah dijamin Allah
untuk masuk syurga tidak kurang beristighfar dari 70 kali dalam sehari.
Setiap hari
kita digempur oleh perbuatan dosa dan maksiat, pendengaran, mata, mulut ,
langkah dan perbuatan tangan kita tidak pernah berhenti dari perbuatan dosa dan
maksiat. Perbuatan dosa dan maksiat itu seperti debu yang menempel ditubuh,
tidak ada seorang manusiapun yang bisa menghindar dari debu tersebut. Untuk membersihkan tubuh dari debu itu kita
perlu mandi sekurang kurangnya sekali sehari . Bagaimana jika kita tidak pernah
mandi selama berhari hari ? . Orang yang tidak pernah beristighfar bisa
diumpakan dengan orang yang tidak pernah mandi tersebut. Na’udzubillahi
mindzalik.
Allah telah
memerintahkan kita untuk banyak beristighfar dan mohon ampun padaNya
sebagaimana disebutkan dalam surat Hud ayat 3
3. dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika
kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa siksa hari kiamat. (Hud 3)
Allah
berjanji akan memberikan kehidupan yang baik secara terus menerus selama hidup
didunia sampai datang ajal kelak dan memberikan berbagai kelebihan dan
keistimewaan kepada mereka yang selalu istighfar mohon ampun padaNya.
Beberapa
pengalaman orang yang beristighfar bisa kita ikuti pada beberapa kisah berikut
ini :
Dikisahkan
dalam kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul Jauzi, bahwa suatu hari Imam Ahmad
Bin Hanbal melakukan perjalanan jauh dan kemalaman, hingga sempat kebingungan
untuk mencari tempat bermalam. Kemudian ia meminta izin kepada pengurus masjid
setempat untuk memperbolehkannya istirahat di masjid barang satu malam.
Sayang
sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai di seluruh pelosok negeri,
dan di wilayah tersebut sudah banyak ajaran dan pengikut mazhabnya namun tak
banyak orang yang tahu bagaimana sosok dan rupa sang Imam, karena keterbatasan
informasi dan teknologi.
Karena
itulah, pengurus masjid tak memperbolehkannya menginap di masjid setempat. Sang
Imam besar pun sempat luntang-lantung malam itu, hingga akhirnya seorang
pengusaha roti bersedia menerima ia di rumahnya.
Ketika
sampai di rumah si tukang roti, Imam Ahmad terus memperhatikan amalan yang
diwiridkan terus oleh sang tuan rumah. Menurutnya, amalan tersebut sederhana
namun istimewa. Sang tuan rumah senantiasa beristighfar dalam setiap aktivitas
yang ia lakukan. Lidahnya selalu saja basah dengan zikir dan meminta ampunan
Alloh.
“Wahai
Tuan, apa fadhilah yang Tuan dapatkan dari amalan selalu beristighfar
tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran. Tuan rumah pun tersenyum dan menjawab,
“Fadhilahnya, setiap doa yang saya panjatkan kepada Alloh, pasti selalu
dikabulkan-Nya,” jawab si tuan rumah. Imam Ahmad sangat salut kepadanya.
“Tapi, ada
satu doa saya yang hingga saat ini belum dikabulkan Alloh,” sambung sang tuan
rumah. Imam Ahmad pun kembali penasaran. “Doa apakah itu, Tuan?” tanyanya.
“Dari dahulu, saya berdoa kepada Alloh agar saya dipertemukan dengan Imam
mazhab saya, yakni Imam Ahmad bin Hanbal. Namun hingga saat ini, saya belum
juga dipertemukan dengannya,” kata tuan rumah.
Mendengar
itu, Imam Ahmad langsung kaget. Inilah rupanya yang memaksa seorang Imam besar
luntang-lantung tengah malam. Ini juga alasannya, mengapa Imam Ahmad diusir
dari masjid dan dipaksa berjalan tengah malam hingga akhirnya sampai
dipertemukan dengan si tukang roti itu. Semuanya sama sekali bukan suatu
kebetulan, melainkan skenario Allah SWT untuk menjawab doa si tukang roti.
Demikian dahsyatnya kekuatan istighfar, sehingga membuat Allah SWT enggan untuk
menolak doa yang dipanjatkan kepada-Nya. Seorang Imam yang berkelana dari negri
ke negri, Allah tuntun langkahnya agar sampai di negri si tukang roti. Kemudian
Allah buat suatu keadaan, hingga keduanya dipertemukan. Tak ada yang mustahil
bagi Allah, jika Dia berkehendak. Hati manusia ibarat sebuah gelas. Fungsinya
sebagai wadah bagi air minum. Namun, jika gelas itu kotor, air minum apa yang
akan mau mengisinya? Gelas-gelas kotor dibiarkan begitu saja, tak ada yang mau
memakainya sebelum gelas tersebut dibersihkan. Demikian juga dengan hati
manusia. Jika hati manusia tersebut kotor, hidayah mana yang akan mau
mengisinya? Sesuatu yang suci tentu membutuhkan wadah yang suci dan bersih
pula. Pantas saja, hidayah Allah tidak mau turun, berkah Allah tidak datang,
rahmat dan kasih sayang-Nya tidak diberikan, dan doa tidak di-istijabah
(dikabulkan).
Disebutkan
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW
selalu beristighfar setiap hari minimal seratus kali, beliau bersabda:
Yang
artinya: “Sungguh aku (Rasulullah) beristighfar memohon ampun kepada Alloh
‘azza wa jalla dan bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali” (HR.
Nasa’i).
Itulah yang
Rasulullah SAW lakukan setiap hari, padahal beliau adalah manusia yang ma’shum,
terjaga dari kesalahan. Beliau juga sudah dijamin oleh Alloh tempat yang mulia
(maqaman mahmuda) nanti di syurga. Lalu bagaimana dengan kita? Para manusia
akhir zaman dengan segunung dosa dan salah yang menyamudera?
Untuk itu
marilah kita senantiasa memperbanyak istighfar, dengan sepenuh penyesalan atas
dosa yang kita lakukan, dan seutuh pengharapan kepada maghfirah Alloh Ta’ala.
Semoga kita termasuk dalam golongan manusia yang berbahagia kelak di yaumul
hisab, lantaran banyak beristighfar, sebagaimana sabda Rasululloh SAW:
Yang
artinya: “Berbahagialah mereka yang mendapati lembaran-lembaran amalnya dipenuhi
dengan istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah, Nasa’i dan Thabrani.)
Imam
Al-Qurthubi menyebutkan sebuah cerita dari Ibnu Shabih, bahwasanya suatu hari
ada seorang laki-laki mengadu kepada Hasan Al-Bashri tentang kegersangan atau
kemarau panjang yang ia alami, maka Hasan Al-Bashri berkata kepadanya,
“Beristighfarlah kepada Alloh!”. Lalu datang lagi orang lain mengadu kepadanya
tentang kemiskinan, maka ia berkata kepadanya, “Beristighfarlah kepada Alloh!”.
Kemudian
datang lagi orang lain memohon kepadanya, “Do’akanlah aku kepada Alloh, agar Ia
memberiku anak!”, maka ia menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah!”. Hingga
ketika datang lagi yang lain mengadu kepadanya tentang kekeringan yang melanda
kebunnya, Hasan Al-Bashri tetap menjawab dengan jawaban yang sama,
“Beristighfarlah kepada Allah!”.
Maka Ibnu
Shabih bertanya kepadanya, “Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara)
dan Anda memerintahkan mereka semua untuk beristighfar?. Lalu Hasan Al-Bashri
menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh
Alloh telah berfirman dalam surat Nuh:
Yang
artinya: “Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. (QS.Nuh : 10-12).
Kisah Imam
Hasan Al-Bashri tersebut mengajarkan kepada kita bahwa kalimat istighfar yang
kita ucapkan tidak hanya sebagai bukti lisan bahwa kita bertaubat kepada Alloh
ta’ala. Istighfar juga bukan sekedar menjadi sebab diampuninya dosa kita,
sebagaimana termaktub dalam hadis Qudsi, “Maka beristighfarlah kalian
kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian”. Akan tetapi ternyata istighfar
juga akan membuahkan berbagai karunia dan kenikmatan. Beristighfar dengan penuh
kesadaran dan keinsyafan, akan mengundang rizki dari Alloh berupa: hujan,
harta, anak keturunan, perniagaan dan perkebunan.
Ada sebuah
pertanyaan, apa hubungan anugerah rizki dengan istighfar yang kita lakukan?
Bagaimanakah logika dan hikmahnya? Jawabnya adalah Hadits Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya seorang hamba pasti akan terhalang dari rizki disebabkan oleh
dosa yang telah ia perbuat” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim).
Jadi jika kita
bermaksiat dan berbuat dosa, bukan saja ancaman siksa neraka yang kita
dapatkan, tetapi kita juga akan terhalang dari karunia rizki dari Alloh di
dunia. Atau menurut Ibnu Rajab, dosa kita akan mengurangi anugerah rizki dan
keberkahannya. Dan salah satu cara untuk melancarkan kembali rizki kita adalah
dengan memperbanyak istighfar, hingga Alloh Ta’ala berkenan menghapus dosa
kita, sang penghalang nikmat dan karunia.
Terkait
dengan kedahsyatan istighfar, Rasulullah SAW juga bersabda:
Yang
artinya: “Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Alloh) niscaya
Alloh menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap
kesempitannya kelapangan dan Alloh akan memberinya rizki (yang halal) dari arah
yang tidak disangka-sangka”. (HR.Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan
Hakim).
Istighfar
yang kita lantunkan dengan penuh penghayatan dan perasaan bersalah juga akan
mampu menahan datangnya azab dan bala bencana. Hal ini ditegaskan oleh Alloh
Ta’ala dalam surat Al-Anfal, yang artinya: “Dan Alloh sekali-kali tidak akan
mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Alloh
akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar (meminta ampun).” (QS.
Al-Anfal: 33).
Diceritakan
dari Ibnu Abbas, bahwasanya beliau berkata, “Ketika Nabi Yunus AS merasa tidak
dapat lagi mengharapkan keimanan dari kaumnya, beliau memohon kepada Allah SWT.
‘Ya Allah
sesungguhnya kaumku telah durhaka kepada-Mu dan mereka tetap dalam kekufuran.
Oleh sebab itu turunkanlah siksaan-Mu kepada mereka.’ Allah SWT berfirman:
‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan siksa-Ku yang sangat pedih’.” Setelah itu,
Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya dan mengancam mereka bahwa siksa Allah
akan turun setelah kurun tiga hari. Beliau pun membawa keluarganya dan dua anak
yang masih kecil-kecil. Kemudian ia mendaki gunung yang tinggi dan mengawasi
penduduk Ninawa serta menanti siksa yang akan ditimpakan kepada mereka.
Allah SWT
kemudian mengutus Jibril dan berfirman kepadanya, “Pergilah engkau ke tempat
malaikat Malik! Katakan kepadanya agar ia meniupkan angin panas dari neraka
sebesar biji gandum, kemudian berangkatlah ke penduduk Ninawa dan timpakanlah
siksa itu kepada mereka.
” Lalu
Jibril pun berangkat ke Kota Ninawa dan melaksanakan apa yang telah
diperintahkan oleh Tuhannya. Kaum Yunus pun mulai merasakan siksa Allah yang
sangat pedih sesuai dengan apa yang telah dikatakannya kepada kaumnya. Ibnu
Abbas berkata, “Ketika mereka telah yakin bahwa siksa Allah telah menimpa
mereka dan mengetahui bahwa apa yang dikatakan Nabi Yunus itu benar, mereka pun
mencari-carinya, namun mereka tidak menemukannya.”
Pada
akhirnya mereka berkata, “Marilah kita berkumpul serta memohon ampunan kepada
Allah SWT.” Kemudian, mereka bersepakat untuk berangkat ke sebuah tempat yang
disebut dengan Tal al-Ramad dan Tal al-Taubah. Di tempat itu mereka menaburkan
debu pasir di atas kepala dan menginjaki duri-duri dengan kaki mereka sambil
memohon ampunan kepada Allah dengan mengangkat suara disertai tangisan dan doa.
Atas
kesungguhan mereka dalam bertobat dan beristighfar maka Allah SWT pun menerima
tobat dan mengampuni dosa-dosanya. Kemudian Allah SWT berfirman kepada Malikat
Jibril, “Wahai Jibril angkatlah siksa yang aku timpakan kepada mereka,
sesungguhnya aku telah mengabulkan tobat mereka.” Umat Nabi Yunus pun selamat
dari siksaan.
Salah satu
pelajaran yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah istighfar (permohonan
ampun) merupakan kalimat penyelamat. Artinya, kalimat yang mampu menyelamatkan
manusia dari ancaman azab Allah.
Kalimat
istighfar mengandung makna pengakuan, penyesalan, kesadaran, kerendahan diri,
dan keimanan. Dan itu semua merupakan sebab yang dapat mendatangkan kecintaan,
pertolongan, dan perlindungan Allah SWT sehingga kita dapat selamat dari
siksaan dan kebinasaan. Tidak ada yang dapat menyelamatkan diri kita dari azab
Allah, kecuali kita memohon ampun dan segera bertaubat atas segala kesalahan.
Sayyidina
Ali karamallahu wajhah berkata, “Sungguh aneh orang yang binasa padahal ia
memiliki kalimat penyelamat.” Ditanyakan kepadanya, “Apa itu?” Ia berkata,
“Istighfar.” (Al-Mustathraf [2]: 344-345).
Seorang
suami bercerita: Selepas setiap pertengkaran dengan istri, biasanya aku
langsung beranjak untuk pergi meninggalkannya dan meninggalkan rumah sekaligus.
Tentu saja dengan kondisi hati yang penuh amarah dan emosi. Namun sebelum kaki
ini melangkah lebih jauh, tepatnya sebelum melewati gerbang apartemen,
terjadilah hal yang aku rasakan sangat aneh sekali. Tiba-tiba hati yang semula
panas berubah dingin. Amarah langsung mereda. Dan serta merta muncul dorongan
di hati yang sangat kuat untuk segera kembali lagi kepada istri tercinta,
berdamai dan meminta maafnya. Dan itu semua yang kemudian aku lakukan.
Sehingga
niat yang semula begitu kuatnya untuk meninggalkan rumahpun otomatis urung. Aku
hanya bisa bertanya-tanya keheranan mengalami semua itu. Karena benar-benar
memang tidak tahu, mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Apalagi bahwa,
kejadiannya tidak hanya sekali. Sampai akhirnya akupun menyampaikan kepada
istri apa yang terjadi padaku itu berikut keherananku terhadapnya. Tapi
lagi-lagi keanehan yang aku rasakan. Kali ini pada sikap istriku. Ya, ternyata
dia tidak heran sama sekali sepertiku. Dia bahkan mengatakan: Aku sudah tahu!
Hah? Sudah tahu?! Dan saat aku semakin penasaran, diapun mulai menyingkap
misteri dan rahasia besar itu. Dia menuturkan: Setiap kali kita bertengkar lalu
kamu beranjak hendak keluar, tepat di saat itu pula aku langsung masuk kamar.
Untuk menangis? Sama sekali tidak. Melainkan untuk beristighfar. Ya, langsung aku
tumpahkan segala keluh kesahku dalam lantunan istighfar indah kepada Allah. Dan
dengan niat khusus serta pamrih spesial kali ini. Yakni, sebagai wasilah khusus
pengharapan dan permohonan kepada Allah agar Dia mengembalikanmu kepadaku untuk
berdamai dan meminta maaf! Dan itulah yang benar-benar terjadi.
SUBHANALLAH!
WALLAHU AKBAR! Lalu, adakah seorang mukmin atau mukminah, setelah ini, yang
masih juga ragu, secara praktis bukan teoritis, terhadap keluasan rahmat Allah
dan kemaha kuasaan-Nya?
25 MANFAAT
ISTIGHFAR
Dizaman
yang serba tidak menentu ini ada baiknya kita menjadikan Istighfar sebagai
salah satu amalan kita, untuk lebih membuat kita semangat melakukannya berikut
disampaikan beberapa manfaat dari ber
Istighfar antara lain :
Menggembirakan
Allah
Rasulullah
bersabda, “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada
kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di
padang pasir.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dicintai
Allah
Allah
berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan
mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah
bersabda, “Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas
dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa.”(HR.Ibnu Majah).
Dosa-dosanya
diampuni
Rasulullah
bersabda, “Allah telah berkata,’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti
berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya
kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan
untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli
(beberapa banyak dosanya).” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).
Imam
Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun
penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab
Ihya’Ulumiddin: 1/410).
Selamat
dari api neraka
Hudzaifah
pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai
Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka’.
Rasulullah bersabda,’Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku
senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari
semalam’.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
Mendapat
balasan surga
“Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal.”(QS.Ali’Imran: 135-136).
Mengecewakan
syetan
Sesungguhnya
syetan telah berkata,”Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan
menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup).
Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa
mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar)
kepada-Ku.”(HR.Ahmad dan al-Hakim).
Membuat
syetan putus asa
Ali bin Abi
thalib pernah didatangi oleh seseorang,”Saya telah melakukan
dosa’.’Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’,kata Ali. Orang itu
menjawab,’Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi’. Ali
berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu
bertanya lagi,’Sampai kapan?’ Ali menjawab,’Sampai syetan berputus asa dan
merasa rugi.”(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
Meredam
azab
Allah
berfirman,”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada
di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka
meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33).
Mengusir
kesedihan
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa
yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari
setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya
rizki dari arah yang tiada disangka-sangka.”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan
Ahmad).
Melapangkan
kesempitan
Rasulullah
bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan
kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya
dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu
Majah dan Ahmad).
Melancarkan
rizki
Rasulullah
bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang
dilakukannya.”(HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
Membersihkan
hati
Rasulullah
bersabda,”Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda
hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka
bersihlah hatinya.”(HR.Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
Mengangkat
derajatnya disurga
Rasulullah
bersabda,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga.
Hamba itu berkata,’Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah
berkata,’Karena istighfar anakmu untukmu’.”(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
Mengikut
sunnah Rosulullah shallalhu ‘alaihi wasallam
Abu Hurairah
berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah bersabda,’Demi Allah, Sesungguhnya aku
minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari
lebih dari tujuh puluh kali’.”(HR.Bukhari).
Menjadi
sebaik-baik orang yang bersalah
Rasulullah
bersabda,”Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah
adalah yang segera bertaubat.”(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
Bersifat
sebagai hamba Allah yang sejati
Allah
berfirman,”Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang
yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah
segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”(yaitu) orang-orang
yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (dijalan
Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur.”(QS.Ali’Imran:
15-17).
Terhindar
dari stampel kezhaliman
Allah
berfirman,”…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang
yang zhalim.”(QS.al-Hujurat: 11).
Mudah
mendapat anak
Allah
berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun (istighfar) kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12).
Mudah
mendapatkan air hujan
Ibnu Shabih
berkata,”Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya
tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu
bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang
lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata,’Perbanyaklah
istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98).
Bertambah
kekuatannya
Allah
berfirman,”Dan (dia berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu,
dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa.”(QS.Hud: 52).
Bertambah
kesejahteraanya
Allah
berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.”(QS.Nuh: 10-12).
Menjadi
orang-orang yang beruntung
Allah
berfirman,”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.”(QS.an-Nur: 31). Aisyah berkata,”Beruntunglah,
orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan
harian amal mereka.”(HR.Bukhari).
Keburukannya
diganti dengan kebaikan
Allah
berfirman,”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.al-Furqan: 70).
“Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.”(QS.Hud: 114).
Bercitra
sebagai orang mukmin
Rasulullah
bersabda,”Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia
menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya
dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar
sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar)
kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali
Allah, maka dia adalah seorang Mukmin.”(HR.Ahmad).
Berkeperibadian
sebagai orang bijak
Seorang
ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut
nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila
memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan
untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia
merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab
Tanbihul Ghafilin: 67).
BACAAN ISTIGHFAR
Bacaan
istighfar paling sederhana adalah kalimat
ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM ...aku
mohon apun kepada Allah yang maha besar
Bacalah
dengan sungguh sungguh sebanyak banyaknya didalam hati dimanapun anda berada.
Boleh dibaca setiap selesai shalat 33 kali atau 100 kali. Jangan pernah
meninggalkan ucapan ini dalam kehidupan anda sehari hari. Dosa itu bagaikan
debu yang selalu menempel setiap saat dihati dan fikiran kita . Dengan
istighfar semoga Allah menghapuskan noda dosa itu dari hati dan fikiran kita.
Bacaan
Istighafar lainnya yang lebih panjang antara lain : ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLAHUWAL HAYYUL QOYYUM
WA ATUUBU ILAHI…...Aku mohon ampun kepada Allah yang maha besar, yang tidak ada
Tuhan selain Dia yang hidup dan berdiri sendiri dan aku mohon ampun padaNya
Bacaan ini
bisa dibaca setiap selesai shalat sebanyak 3 kali , 5 kali , 7 kali atau
sebanyak banyaknya.
Didalam Al
Qur’an banyak contoh kalimat istighfar yang biasa dibaca oleh para Nabi dan
solihin antara lain :
SURAT AL
MUMTAHANAH 5
Merupakan
doa Nabi Ibrahim ketika ia diacam dan dikejar voleh raja Namruz karena ia telah
menghancurkan berhala yang mereka sembah . Nabi Ibrahim berlindung pada Allah
dari kejahatan dan kekejaman Namruz
5. “Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang
kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
SURAT NUH
28
Merupakan
doa Nabi Nuh mohon perlindungan pada Allah bagi diri dan keluarganya, setelah
Allah mengancam akan menenggelamkan semua umatnya yang membangkang tidak mau
beriman.
28. Ya
Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan
SURAT
IBRAHIM 41
Merupakan
doa Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah di Mekah sebagai tempat ibadah yang
pertama dibumi
41. Ya
Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).”
Dan banyak
lagi doa istighfar lainnya yang bisa
kita hafal dan kita baca dalam shalat, seperti surat Al Baqarah 286. Dan Ali
Imran 193
286. Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir.” (Al Baqarah 286)
193. Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,
(yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami,
ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak
berbakti. (Ali Imran 193)
0 komentar:
Posting Komentar