Adakah Sedekah yang
Paling Utama?
AGAR ibadah sedekah kita semakin lebih terpacu dan
bersemangat meraih ridha Illahi. Ada beberapa harta yang paling utama untuk
disedekahkan. Penjelasan mengenai harta yang paling utama untuk disedekahkan
tersebut terdapat dalam hadits-hadits Rasulullah Shalallahu’Alaihi wa Salam.
Berikut pemaparannya dalam beberapa paragraf selanjutnya.
Dalam sebuah riwayat ada seorang laki-laki yang datang
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah
apa yang paling utama?” Beliau menjawab:
« أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى
الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ
الْحُلْقُومَ قُلْتَ : لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ
لِفُلاَنٍ » .
“Engkau
bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu
khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh
sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk
fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Fadhilah
Sedekah yang Luar Biasa
Dalam riwayat lain. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda mengenai masalah sedekah terbaik yang
dikeluarkan oleh seorang muslim. Berikut ini haditsnya:
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ
عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
“Sedekah
yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang
yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدُ
الْمُقِلِّ وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
“Sedekah
yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah
dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Abu Dawud dan Hakim, dishahihkan oleh
Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1112)
Dalam kedua
hadits tersebut dijelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah dimulai dari
yang kamu tanggung. Penjelasan “yang kamu tanggung” sendiri ialah keluarga
sendiri. Hal demikian lebih besar pahalanya, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
« دِينَارٌ
أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ
وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى
أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ
» .
“Ada dinar
yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan
budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu
keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar pahalanya.” (HR. Muslim)
.Wallahu’alam Bish-showab. []
Oleh Ari Cahya
Pujianto
Sumber:Hijaz[dot]id
0 komentar:
Posting Komentar