Keutamaan Qana’ah
dan Kaya Hati
Qana'ah dan kaya hati memiliki keutamaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam islam, sikap qana’ah
atau merasa sangat cukup dengan segala hal yang dimiliki sangat dianjurkan. Hal
itu ditegaskan dalam beberapa hadits, seperti yang tercantum dalam buku Shahih
Fadhail A’mal oleh Syaikh Ali bin Muhammad Al-Maghribi.
Al-Bukhari rahimahullah no. 6446, meriwayatkan : Dari Abu
Hurairah, dari Rasul SAW, beliau bersabda:
“Bukanlah kaya itu karena banyak harta benda, tetapi kaya itu adalah
kaya hati.” Shahih.
HR Muslim no. 1051 At-Tirmidzi no. 2374 Ibnu Majah no.
4137 dan Ahmad (2/243, 261, 315, 390, 438, 540) kata Al- Ardhu berarti :
kekayaan dan semua apa yang mencakup harta dan lainnya.
Al-Hafizh dalam Fath Al-Bari (11/277), berkata : “Ibnu
Bathathal berkata : ‘Makna hadits adalah hakikat kaya bukanlah banyaknya harta,
karena banyak dari orang yang dilapangkan hartanya oleh Allah, masih tidak puas
dengan apa yang telah diberikan. Dia tetap giat mencari tambahan dan tidak
peduli dari mana dia mendapatkannya, seolah-olah dia orang fakir karena sangat
bernafsunya. Tapi, hakikatnya kaya sebenarnya adalah kaya hati, yaitu orang
yang sudah merasa cukup dengan apa yang diberikan. Dia puas dan ridha dengannya
serta tidak lagi bernafsu untuk mencari tambahan dan terlalu memburunya
solah-olah dia orang yang kaya.”
Sementara Al-Qurthubi berkata : “Makna hadits adalah
kekayaan yang bermanfaat, yang besar atau yang terpuji adalah kekayaan
hati…dst.” Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa (18/329), berkata : “Orang yang kaya
hatinya adalah orang yang tidak mencari kemuliaan pada makhluk. Karena orang
merdeka itu dianggap budak selagi berambisi (tamak), dan budak itu dinyatakan
merdeka selagi sudah puas (qana’ah). Sungguh dikatakan : “Kuturuti
keinginan-keinginanku, sehingga dia memperbudakku.” Maka dia benci untuk
mengikuti nafsunya, selagi nafsu itu terasa mulia agar tidak bercokol dalam
hati kefakiran dan ketamakan kepada makhluk. Hal itu kontrandiksi dengan
tawakal (berserah diri) yang diperintahkan, dan kontradiksi dengan kaya hati.
Muslim rahimahullah no. 1.052, meriwatyakan dari Abdullah
bin Amr bin Al-Ash, Rasullah SAW bersabda : “beruntunglah orang yang masuk
islam, diberi rizki yang secukupnya, dan Allah membuatnya puas (qana’ah)
terhadap apa yang telah Dia berikan kepadanya.”
HR At-Tirmidzi no. 2348, Ibnu Majah no.4138, dan Ahmad (2/168,173).
Rep: Meiliza
Laveda/ Red: Muhammad Hafil
0 komentar:
Posting Komentar