Keutamaan Membaca
Al Quran
Terdapat banyak dalil yang berisi motivasi untuk membaca
Al-Qur’an, merenungi makna dan mengamalkannya. Allah Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“Ini adalah
sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran” (QS. Shaad [38]: 29).
Bukanlah
tujuan membaca Al-Qur’an hanya sekedar membaca dan melewati ayat-ayatnya saja
serta mengkhatamakan bacaannya sebanyak sepuluh atau dua puluh kali. Bukan ini
maksudnya.
Maksud dan
tujuan utama adalah mengambil manfaat dari Al-Qur’an dan mengamalkannya.
Membaca Al-Qur’an merupakan sarana dan jalan untuk mengamalkan Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an sendiri adalah sebuah amal shalih, namun kita tidak
mengkhusukan hanya membaca Al-Qur’an dan berhenti di sana. Lebih dari itu, kita
harus merenungi makna dan mengamalkannya, sehingga kita bisa menjadi hamba yang
mengambil manfaat dari ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam
sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا
أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa
membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan
dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf,
akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf” (HR.
Tirmidzi no. 2915. Dinilai shahih oleh Al-Albani).
Adapun
orang-orang yang hanya membaca Al-Qur’an dan tidak mengamalkannya, maka
Al-Qur’an itu akan menuntutnya pada hari kiamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ
أَوْ عَلَيْكَ
“Al-Qur’an
itu akan menjadi hujjah yang membelamu atau yang akan menuntutmu” (HR. Muslim
no. 223).
Al-Qur’an
menjadi hujjah yang membela kita, jika kita mengamalkan kandungannya. Al-Qur’an
akan menuntut kita, jika kita tidak mengamalkannya. Sesungguhnya Al-Qur’an akan
menjadi musuh pada hari kiamat bagi orang-orang yang membaca dan menghafalnya
saja, namun menyelisihi dan tidak mengamalkannya.
Al-Qur’an
bisa jadi berada di depan kita, menunjukkan kita kepada jalan kebaikan dan
menuntun kita menuju surga. Al-Qur’an juga bisa jadi berada di belakang kita
yang akan menarik kita ke dalam neraka.
Allah
Ta’ala berfirman,
وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا
الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ
“Dan
Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan
kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya)” (QS.
Al-An’am [6]: 19).
Al-Qur’an
adalah hujjah dan peringatan. Tidak ada alasan bagi seorang pun setelah
Al-Qur’an diturunkan, karena di dalamnya Allah Ta’ala telah menjelaskan manakah
yang benar (haq) dan manakah yang salah (bathil). Allah Ta’ala telah
menjelaskan manakah yang merupakan petunjuk (hidayah) dan manakah kesesatan.
Barangsiapa yang mengamalkannya, merekalah orang-orang yang berbahagia, namun
barangsiapa yang menyelisihinya, merekalah orang-orang yang celaka.
Allah
Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي
فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta” (QS. Thaaha [20]: 124).
***
Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Catatan
kaki:
[1] Disarikan dari kitab Majaalisu Syahri
Ramadhan Al-Mubaarak, karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah
Al-Fauzan, hal. 32-33 (cet. Daar Al-‘Ashimah, tahun 1422).Istri Harus
0 komentar:
Posting Komentar