Kamis, 25 Januari 2018

Adab membaca Al Quran digital

Adab membaca Al Quran digital

Pendahuluan

al qur'an

Artikel kami kali ini adalah tentang “Adab membaca Al-Qur’an digital”. karena seperti kita ketahui bersama seiring kemajuan teknologi yang semakin pesat terutama kemajuan dibidang komunikasi visual dan utamanya kemajuan di bidang elektronika beserta aplikasi [sofware] yang ada didalamnya, seiring itu banyak kini dapat kita jumpai Al-Qur’an dalam bentuk “Mushaf digital” atau aplikasi Al-Qur’an dalam bentuk digital. Terbukti kini marak Al-qur’an dapat kita jumpai dalam bentuk aplikasi pada barang elektronika seperti pada komputer (software “Al-qur’an digital”), pada barang elektronik android dapat pula kita jumpai aplikasi Al-Qur’an, dalam i-pad dapat pula kita jumpai aplikasi Al-Qur’an, bahkan dalam handphone banyak pula dapat kita jumpai berbagai macam aplikasi Al-Qur’an.

ya…. Al-Qur’an mushaf digital bagaimana islam menanggapi hal demikian, dan bagaimana adab kita dalam membaca Al-Qur’an digital. Inilah yang hendak kami bahas kali ini. Namun sebelum itu, alangkah lebih baiknya bila  terlebih dahulu kita lihat Artikel yang telah dipublikasikan oleh saudara kita dengan judul “Adab mambaca Al-Qur’an”

Adab membaca Al-Qur’an

QURAN Seperti telah mafum kita ketahui bersama bahwa Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi kita Muhammad s.a.w selama kurang lebih 23 tahun, yang diturunkan secara berangsur-angsur. Tidak main-main perkataan Allah ini dan tidak akan ada makhluk Allah yang dapat menyaingi ilmu-Nya untuk dapat membuat kitab serupa dengan Al Qur’an. Hal ini karena Allah Ta’ala telah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah s.a.w sebagai salah satu mukjizat Nabi dan sebagai pedoman bagi kita, umatnya, untuk menjalani kehidupan yang fana di dunia ini hingga akhir zaman. Berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak maka dari itu merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim agar isi dari Al Qur’an tetap terjaga sejak zaman Rasulullah hingga saat ini.

Namun, bagaimana seharusnya sikap kita dalam membaca Al-Qur’an? Berikut akan dibahas beberapa adab dalam membaca Al-Qur’an.

Diutamakan bagi orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Jika tidak menemukan air maka dianjurkan untuk bertayamum.

Membaca Al-Qur’an disunahkan di tempat yang bersih dan terpilih. Justru, sejumlah ulama menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid karena ia meliputi kebersihan dan kemuliaan. Para sahabat meriwayatkannya dari Abu Hanifah r.a Asy-Sya’bi berkata, makruh membaca Al-Qur’an di tiga tempat: Di tempat mandi, tempat buang air dan tempat penggilingan gandum.

Diutamakan bagi pembaca Al-Qur’an di luar sembahyang supaya menghadap kiblat. Hendaknya dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil menundukkan kepalanya. Dibolehkan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring atau di tempat tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala, akan tetapi nilainya kurang daripada membaca al Qur’an dengan duduk.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (keagungan Allah s.w.t) bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah s.w.t sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi…” (QS Ali-Imran 3:190-191)

Jika hendak mulai membaca Al-Qur’an, maka dia memohon perlindungan dengan mengucapkan ta’awwudz, yaitu: A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir rajiim (Aku Berlindung kepada Allah s.w.t dari Syaitan yang terkutuk. Kemudian, sesungguhnya ta’awwudz itu mustahab (disunahkan) dan bukan wajib, serta selalu membaca basmalah pada awal setiap surah selain Surat At Taubah karena sebagian besar ulama mengatakan, ia adalah ayat, sebab ditulis di dalam Mushaf. Jika tidak membaca basmalah, maka dia meninggalkan sebagian Al-Qur’an menurut sebagian besar ulama.

Berusaha untuk menangis ketika membaca Al-Qur’an. Allah berfirman: “Dan mereka menyungkurkan wajah mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS Al-Israa 17:109).

Dari Rasulullah SAW beliau berkata,” Sesungguhnya Alqur’an turun dengan kesedihan, maka apabila kamu membacanya hendaklah sambil menagis. Jika engkau tidak bisa menangis maka berusahalah untuk menangis dan melagukannya (menyenandungkannya). Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al Qur’an maka tidak termasuk golongan kami. (HR. Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abu Shahih, katanya: Beberapa orang datang dari Yaman menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mereka membaca Al-Qur’an dan mereka menangis. Kemudian Abu Bakar berkata: “Demikianlah keadaan kami jika membaca Al-Quran.”

Jika mulai membaca, hendaklah bersikap khusyuk dan merenungkan maknanya ketika membaca. Allah Azza wa jalla berfirman: “Ini adalah suatu Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkat supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya…” (QS Shaad 38:29)

Anjuran mengulang-ulang ayat untuk direnungkan. Dalam suatu hadis Riwayat Nasa’I dan Ibnu Majah mengatakan, “Nabi s.a.w mengulang-ulangi satu ayat sehingga pagi.” Ayat itu adalah:”Jika Engkau siksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu” (Q.S Al-Maidah: 118)

Hendaklah membaca Al-Qur’an dengan tartil.

 Allah berfirman: “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.” (QS Al-Muzzammil 73:4)
Diutamakan jika melalui ayat yang mengandung rahmat agar memohon kepada Allah s.w.t dan apabila melalui yang mengandung siksaan agar memohon perlindungan kepada Allah s.w.t dari kejahatan dan siksaan.

Hal yang perlu diperhatikan dan amat ditekankan adalah memuliakan Al- Qur’an dari hal-hal yang kadang-kadang diabaikan oleh sebagian orang yang lalai ketika membaca bersama-sama. Diantaranya menghindari tertawa, berbuat bising dan bercakap-cakap di tengah pembacaan, kecuali perkataan yang perlu diucapkan. Hendaklah dia mematuhi firman Allah s.w.t:

 “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A’raf 7:204)

Tidak boleh membaca Al-Qur’an dengan selain bahasa Arab.

Membaca menurut tertib mushaf. Para ulama berkata: “Pendapat yang lebih terpilih adalah membaca menurut tertib Mushaf, maka dia baca Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan seterusnya. Kecuali sesuatu yang telah ditentukan dalam syarak yang merupakan pengecualian, seperti sembahyang Hari Raya, shalat dhuha dan lainnya.

Anjuran membaca Al-Qur’an oleh jemaah secara bersama-sama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bahawa Baginda bersabda: “Tidaklah suatu kaum menyebut nama Allah swt bersama-sama,kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi rahmat dan turun ketenangan ke atas mereka serta Allah swt menyebut mereka di antara para malaikatnya di sisi-Nya.” (Riwayat Tirmidzi dan dia berkata, hadith ini hasan shahih)

Membaca Al-Qur’an dengan suara kuat. Tilawah disunnahkan mengeraskan suara, karena itu adalah syiar Islam. Kalau keadaan tidak memungkinkan untuk bersuara keras, maka lebih baik Anda mentadabburi Alqur’an. Perlu diperhatikan pula etika lainnya dalam bertilawah sesuai hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra.

“Yang termasuk sebagus-bagusnya suara adalah (dengan) membaca Al-Qur’an yang apabila kamu mendengarkan ia membacanya, kamu akan menduga ia takut kepada Allah.”(HR. Ibnu Majah)

Menyenandungkan Al-Qur’an tentu harus memperhatikan setiap ayatnya. Termasuk darri adab tilawah, yakni menjaga hukum-hukum tajwid, tentunya menyenandungkan dan bertilwah dengan menjaga adab-adab ini akan sulit dipenuhi  bila tilawah kita sangat lirih.
[sumber Artikel]

Al-Qur’an Mushaf digital serta adab kita dalam membaca Al-Qur’an digital

alquran mushaf digitalAl-Qur’an mushaf digital, Seperti contoh pada gambar sebelah kiri yang telah kami tampilkan. Disana [sebelah atas pada gambar] adalah sebuah aplikasi Al-Qur’an yang terdapat pada sebuah barang elektronik atau lebih tepatnya alat komunikasi atau Al-Qur’an pada i-Phone, iPod touch, iPad. sedangkan gambar bagian bawah, adalah masih aplikasi Al-Qur’an yang terdapat dalam PC. Maka Al-Qur’an yang demikian itulah yang dinamakan Al-Quran Mushaf digital, dinamakan demikian karena tulisan /mushaf Al-Qur’an berada dalam kondisi digital. Lantas bagaimana adab kita dalam menghadapi dan membaca Al-Qur’an mushaf digital…!?

Sesungguhnya baik itu Al-Qur’an mushaf digital ataupun Al-Qur’an mushaf utsmani [Al-Qur’an dalam bentuk tulisan-tulisan seperti tercetak dalam lembaran-lembaran kertas hingga berbentuk Kitab /buku]. Al-Qur’an tetap saja Al-Qur’an dimana kedua mushaf tersebut adalah sama-sama berisi firman-firman Allah. Maka sikap kita dalam menghadapi mushaf digital tersebut pun tidak boleh jauh berbeda dengan sikap kita kala menghadapi Al-Qur’an mushaf utsmani yaitu saat ketika kita membuka kitab suci Al-Qur’an. Dimana adab saat kita menghadapi ayat-ayat suci Al-Qur’an senantiasa kita harus dalam keadaan bersih serta dilihat /dibaca pada tempat yang bersih pula.

Hikayat /cerita singkat : Pernah suatu ketika dalam sebuah pengajian tilawatil Qur’an kami kedapati hal yang unik, dimana hampir kesemua jama’ah pada waktu itu membawa kitab suci Al-Qur’an, dan ketika Qiro’atul Qur’an saat itu hendak dimulai, jama’ah pun membuka kitab suci Al-Qur’an surah yang hendak dibaca pada waktu itu. Namun ada satu jama’ah yang berbeda, dimana jama’ah yang satu ini pada saat itu malah mengeluarkan sebuah i-pad dan membuka sebuah aplikasi Al-Qur’an yang ada didalamnya. atas tindakannya yang cukup unik ini, menimbulkan satu pertanyaan, SAH kah ia atas tindakannnya tersebut,..!? insya Allah atas apa yang ia lakukan dengan membaca Al-Qur’an yang terdapat pada aplikasi i-Pad adalah SAH, namun alangkah lebih baiknya bila membaca Al-Qur’an dalam kondisi demikian adalah menghindari membaca Al-Qur’an yang terdapat pada sebuah aplikasi pada benda elektronik, karena atas hal demikian siapa tahu saja dapat menganggu konsentrasi para jama’ah lainnya [khususnya bila ketika Qiro muncul panggilan dari i-Pad tersebut] dan selain dari pada itu membaca Al-Qur’an digital pada kondisi tersebut pun di khawatirkan atas hal yang tak teduga contohlah manakala sedang khusyu membaca Al-Qur’an digital, tiba-tiba iPad mati karena kehabisan power baterai pada iPad dan apa hendak dibaca bila demikian. Maka dalam kondisi demikian, membaca Al-Qur’an dalam bentuk tulisan secara tercetak seperti dalam kitab suci Al-Qur’an adalah lebih utama daripada membaca Al-Qur’an dalam bentuk digital yang terdapat pada aplikasi barang elektronika. [Wallahu a’lam bishowab]

Aplikasi Al-Qur’an Mushaf utsmani in tablet PC

aplikasi alquran in tablet pcBahkan dewasa ini, di jaman penggunaan PC yang semakin pesat, lahir sebuah PC dalam bentuk tablet atau yang biasa kita kenal dengan  nama “Tablet PC“. dengan berat yang hanya beberapa ratus gram, layar yang cukup lebar yakni sekitaran lebih dari 8 inch, dan aplikasi yang cukup mempuni [SMS, telphone, internet] dan daya tahan baterai yang cukup lama serta ditunjang dengan basic operation touchscreen [Layar sentuh] membuat banyak orang ingin memilikinya.

Terlepas dari pada itu, pernah suatu ketika saya pribadi melihat aplikasi Al-Qur’an dengan aturan selayaknya Al-Qur’an mushaf utsmani terdapat pada tablet PC. Seperti pada gambar disamping.

Dimana ciri-ciri singkat mushaf utsmani adalah sebagai berikut :

Juz  = 30
Surat = 114
Ayat = 6236
Jumlah Baris = 18
Manzil  =  7
Halaman per-Juz  = 16, kecuali Juz 1 & Juz 30
Setiap awal Juz dicetak tebal.
Judul Surat Yang Hanya berada pada 1 Baris
Jumlah seluruh halaman  = 484 (dari 2 s /d 485)
….., dan ciri-ciri mushaf utsmani tersebut kami ketemukan dalam Aplikasi Al-Qur’an di tablet PC.

Kendati pun telah sedemikian rupa Al-Qur’an digital tetaplah Al-Qur’an digital, namun diantara keduanya baik Al-Qur’an digital ataupun Al-Qur’an mushaf utsmani yang tertuang dalam bentuk kitab suci Al-Qur’an dalam segi fungsi keduanya adalah sama yakni sebagai bacaan yang mana berisi firman-firman Allah subhanahu wa ta’alla. Maka selayaknya pun adab kita ketika menghadapi /membaca Al-Qur’an adalah dengan beradab  sopan dan pula baik.

Kesimpulan

Agar semakin memperjelas pada topik kita kali ini yaitu tentang “Adab membaca Al-Qur’an digital”, maka mari sama-sama kita tarik beberapa kesimpulan sederhana, diantaranya :

Benar memang untuk  “adab membaca Al-Qur’an digital” memanglah tidak di terangkan secara terperinci di dalam Al-Qur’an atau pun Al-Hadits, mengingat hal ini adalah hal baru dan belum ada pada jaman Rasulullah. Karenanya untuk hal seperti demikian ini [Qiyas] kita pergunakan ijma’ atau kesepakatan para ulama.

Adalah BOLEH dan SAH hukumnya membaca Al-Qur’an mushaf digital (membaca Al-Qur’an dari handphoe, i-pad, i-Pod or PC).

Point-2 : Adalah BAIK membaca Al-Qur’an Mushaf digital, apabila etikanya atau adab membaca al-qur’an digital disamakan ketika kita membaca kitab suci Al-Qur’an (seperti yang sudah diterangkan diatas tentang “adab membaca Al-Qur’an”).

Baca Al-Qur’an dalam keadaan bersih. (bersih diri [tidak dalam keadaan haid untuk wanita] dan [tidak dalam keadaan mabuk contoh untuk pria])

Baca Al-Qur’an dalam keadaan bersih. (bersih tempatnya, jauh dari perkara najis)
Baca Al-Qur’an dalam keadaan diri berbusana baik dan bersih.

Point-3 : Adalah LEBIH BAIK lagi, bila membaca Al-Qur’an (digital atau kitab suci al-qur’an) dengan menerapkan poin-poin yg terdapat pada poin ke-2 diatas. dan ditambah lagi membaca al-qur’an dengan arti /terjemahannya.

Point-4 : Adalah SANGAT BAIK lagi, bila membaca Al-Qur’an (digital atau kitab suci al-qur’an) dengan menerapkan poin-poin yg terdapat pada poin ke-3 dan ke-2 diatas. ditambah dengan sikap kita yang senantiasa berusaha memahami atas apa-apa yang telah dibaca.

Adalah HAL YANG PALING UTAMA, bila kita telah mampu menerapkan point ke-4, ke-3, ke-2. ditambah kita berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadikan kita berakhlaq lebih baik dari pada hari sebelumnya.

Jangan karena membaca Al-Qur’an dalam bentuk aplikasi /software atau membaca Al-Qur’an digital lantas kita menyepelekan dengan tidak meng’iddahkan adab-adab dalam membaca Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah bacaan yang suci berisi firman-firman Allah yang mana atas karenanya kita dianjurkan untuk mensucikannya (berperilaku baik dan santun dihadapan Ayat-Ayat-Nya)

Demikian Mungkin artikel kami kali ini tentang “Adab membaca Al-Qur’an digital”. Mohon maaf bila banyak salah dan jauh dari sempurna. Mengingat Hanya Allah Dzat Yang Maha Benar lagi Maha Sempurna.

Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wa’rahmatullahi Wa’barakatuh



0 komentar:

Posting Komentar