Hasbiyallah Cukuplah Allah Bagiku
حَسْبِيَ
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ…
…Cukuplah
Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”(At-Taubah [9]: 129)
Potongan
ayat di atas terus terang adalah salah satu ayat “favorit” saya. Setiap membaca
atau teringat ayat di atas, hati saya selalu merasa tenang.
Oiya,
sebelumnya mungkin Anda bertanya-tanya kenapa tiba-tiba saya menulis ini. Ya,
saya menulis ini karena saya baru saja mengalami kekecewaan (dan juga mungkin
penyesalan) mendalam atas hasil yang saya peroleh. Padahal, saya merasa saya
sudah berusaha (dan berkorban) sedemikian rupa tapi hasil yang diperoleh
sungguh tidak memuaskan saya.
Terpukul?
Terus terang iya. Tapi inilah indahnya Islam. Banyak cara untuk menutupi
kesedihan yang berlarut-larut itu. Qiyamul lail adalah salah satu (saya
katakan) metode untuk menghilangkan kesedihan itu. Dalam qiyamul lail kita bisa
merasakan ketenangan malam, suasana yang penuh kesunyian karena di saat itu
ribuan manusia tengah terlelap dalam tidurnya. Dalam ritual itu pula saya bisa
dengan sepuasnya berkhalwat (berduaan) dengan Allah tanpa diganggu suara
berisik sedikitpun.
Ibarat sepasang
kekasih, dalam keheningan malam itu saya curahkan seluruh isi hati saya
kepada-Nya. Bahkan, terus terang curhatan itu sering saya lakukan dengan
menangis. Malu? Ngapain juga malu, kalau nangis di tempat umum, mungkin iya,
hehehe :). Tapi, terkadang menurut saya menangis itu perlu. Orang yang kuat
bukanlah orang yang tidak pernah menangis. Justru orang yang “bisa” menangis,
sebenarnya dia adalah orang yang kuat. Kenapa saya berkata demikian? Karena
dengan menangis, artinya ia mampu menghilangkan ego atau kecongkakannya yang
membuat hatinya keras. Makanya tidak heran ada orang bijak mengatakan “menangis
itu dapat melunakkan hati yang keras”.
Wah, kok
sepertinya semakin melebar ke mana-mana ya. Oke, kembali ke topik.
Dengan
selalu mengingat ibroh dari ayat di atas, rasa penyesalan, kekecewaan,
ketakutan, kesulitan, dan kegelisahan yang saya alami sedikit demi sedikit
dapat tergerus.
0 komentar:
Posting Komentar