Jumat, 08 Januari 2021

Menghidupkan Majelis Ilmu

Menghidupkan Majelis Ilmu

 

 

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al Mujaadilah (58) Ayat 11).

Asbabun-Nuzul ayat 11 Al-Qur’an Surah (58) Al-Mujadalah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa pada suatu hari yaitu hari Jum’at, Rasulullah Saw berada di Shuffah mengadakan majelis. Beberapa sahabat yang berjuang dalam perang Badar terlambat datang, diantaranya adalah Tsabit bin Qais, sehingga mereka berdiri diluar ruangan. Mereka mengucapkan salam lalu Nabi saw dan orang-orang yang terlebih dahulu datang menjawabnya.

Para pejuang Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka tetapi tak ada yang memperdulikannya. Melihat keadaan tersebut, Rasulullah saw kemudian meminta kepada orang-orang di sekitarnya untuk berdiri. Diantara mereka ada yang berdiri tetapi rasa keengganan nampak di wajah mereka. Maka orang-orang munafik dengan maksud mencela Nabi, mengatakan “Demi Tuhan, Muhammad tidak adil, ada orang yang lebih dahulu datang dengan maksud agar bisa duduk di dekatnya, tetapi disuruh berdiri untuk diberikan kepada orang yang terlambat datang”. Lalu turunlah ayat ini. Salah satu keutamaan yang disampaikan dalam ayat ini adalah bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman & orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.

Keutamaan Bermajelis

Imam Darimi meriwayatkan bahwa Al Hasan berkata: “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang dua orang Bani Isra`il, salah satunya adalah seorang ulama yang mengerjakan shalat wajib, kemudian ia duduk di majelis untuk mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Kemudian yang satunya lagi adalah seorang yang berpuasa di siang hari dan menghidupkan malam dengan ibadah. Diantara keduanya, manakah yang lebih utama?’, maka Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

‘Keutamaan dan kelebihan ulama yang mengerjakan shalat wajib kemudian duduk di majelis untuk mengajarkan kebaikan kepada orang lain, dibandingkan dengan seorang yang ahli ibadah yang berpuasa di siang hari dan menghidupkan malam dengan ibadah, seperti keutamaan dan kelebihanku dibandingkan dengan seorang yang paling rendah diantara kalian’ “.

Dari hadits ini telah tersirat bahwa duduk di majelis (berjamaah) untuk belajar dan mengajarkan (ilmu) kebaikan kepada orang lain (memberi manfaat bagi orang lain) memiliki keutamaan yang besar.

Jika orang baik adalah orang yang senantiasa berbuat baik dalam hidupnya, maka orang yang lebih baik adalah orang yang dalam hidupnya selalu menyalurkan kebaikan dan dengan ilmunya menyeru manusia untuk selalu berbuat baik. Majelis Ilmu adalah wadah untuk menjalin silaturahim dengan orang-orang baik, dan wadah untuk menjadikan kita orang yang lebih baik.

Ilmu menurut Imam Az-Zuhri & Imam Syafi’i

Imam Az-Zuhri menyampaikan “Perbanyaklah melakukan sesuatu yang tidak akan disentuh api neraka.” Lalu ada yang bertanya, “Apakah itu?” Beliau menjawab, “Perbuatan baik.” Perbuatan baik yang dilakukan dengan niat hanya karena Allah adalah ibadah. Dan dalam hal ibadah, Imam Az-Zuhri mengatakan, “Tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala itu diibadahi dengan sesuatu yang lebih afdhal dibanding dengan ilmu.”.

Beliau mengatakan, “Para ulama sebelum kita berkata, ‘Berpegang teguh dengan sunah adalah keselamatan, sedang ilmu dicabut dengan begitu cepatnya. Dengan kemuliaan ilmu tegaklah agama dan dunia, dan dengan hilangnya ilmu hilang pula agama dan dunia.”.

Imam Syafi’i menyampaikan “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah pengikatnya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Merupakan kelalaian bila engkau telah berburu kijang. Lalu kau biarkan ia terlepas di hadapan manusia.”.

Sebaik-baik ilmu adalah ilmu Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Menghidupkan ilmu-ilmu Islam memerlukan wadah, dan Majelis Ilmu adalah wadah yang dimaksud itu.

Menghidupkan Dzikrullah dan Kitabullah

Rasûlullâh saw bersabda: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allâh, mereka membacakan kitabullâh dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allâh memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.”. (HR. Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah).

Majelis ilmu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari para ulama Rabbani. Bahkan mengadakan majelis ilmu merupakan perkara penting yang harus dilakukan oleh seorang ‘alim.

Dalam Al-Qur’an surah Ali – Imran (3) Ayat 79, Allah swt berfirman: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.

Bagitu besar keutamaan menghidupkan ilmu dalam kehidupan setiap umat, sampai Rasulullah saw pun bersabda: “Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya, ”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At Tirmidzi. Dishahihkan Syeikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Shahih Kitabul Adzkar).

Dalam hadits riwayat Imam Muslim, diceritakan oleh Abu Sa’id Al Khudri bahwa pada suatu hari Mu’awiyah melewati sebuah halaqah (majilis) di Masjid. Kemudian ia bertanya; ‘Majelis apakah ini?’ Mereka menjawab; ‘Kami duduk di sini untuk berzikir kepada Allah Azza wa Jalla.’ Mu’awiyah bertanya lagi; ‘Demi Allah, benarkah kalian duduk-duduk di sini hanya untuk itu? ‘ Mereka menjawab; ‘Demi Allah, kami duduk hanya untuk itu.’.

Kata Mu’awiyah selanjutnya; ‘Sungguh saya tidak menyuruh kalian bersumpah karena mencurigai kalian. Karena tidak ada orang yang menerima hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang lebih sedikit daripada saya.’.

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati halaqah para sahabatnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: ‘Majelis apa ini?’. Mereka menjawab; ‘Kami duduk untuk berzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah-Nya berupa Islam dan anugerah-Nya kepada kami.’.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: ‘Demi Allah, apakah kalian duduk di sini hanya untuk ini?’ Mereka menjawab; ‘Demi Allah, kami duduk-duduk di sini hanya untuk ini.’.

Kata Rasulullah selanjutnya: ‘Sungguh aku menyuruh kalian bersumpah bukan karena mencurigai kalian. Tetapi karena aku pernah didatangi Jibril alaihis-salam. Kemudian ia memberitahukan kepadaku bahwasanya Allah Azza wa Jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat.’.

Majelis Ilmu dalam riwayat Imam Bukhari

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Waqid Al Laitsi, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sedang duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang.

Yang dua orang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang seorang lagi pergi, yang dua orang terus duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dimana satu diantaranya nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang yang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang ketiga berbalik pergi.

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai bermajelis, Beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?” Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya”.

Imam Bukhari juga meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata; ‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi.

Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku?’ Para malaikat menjawab; ‘Mereka mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.’. Allah berfirman: ‘Apakah mereka melihat-Ku?’ Para malaikat menjawab; ‘Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku?’. Para malaikat menjawab; ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau’.

Allah berfirman: ‘Lalu apa yang mereka minta?.’ Para malaikat menjawab; ‘Mereka meminta surga.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab; ‘Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.’.

Allah berfirman: ‘Lalu dari apakah mereka meminta berlindung?’. Para malaikat menjawab; ‘Dari api neraka.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya?’ Para malaikat menjawab; ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.'”.

Beliau (Rasulullah saw) melanjutkan: ‘Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau melanjutkan; ‘Salah satu dari malaikat berkata; ‘Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ‘ Allah berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.’.

https://nauvallibrary.wordpress.com

 


0 komentar:

Posting Komentar