Kamis, 28 Juli 2022

Wanita Wanita yang Dirindukan Surga

Wanita Wanita yang Dirindukan Surga

 

Siapakah wanita-wanita yang dirindukan oleh surga? Bagaimanakah sifat-sifat wanita yang dirindukan oleh surga? Apakah setiap wanita dirindukan oleh surga? Tentu tidak! Tidak semua wanita bisa dirindukan oleh surga meskipun mereka itu seorang muslimah. Hanya beberapa wanita yang memenuhi kriteria tertentu saja yang bisa dirindukan oleh surga.

Lantas siapakah dan bagaimanakah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslimah supaya menjadi wanita yang dirindukan oleh surga?

Pertama adalah wanita-wanita yang mendidik diri menjadi wanita salihah

Lalu apa saja yang harus dipenuhi oleh seorang wanita supaya bisa termasuk menjadi wanita yang salihah? Menilai seorang wanita menjadi wanita yang salihah tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja, melainkan harus kita lihat dari berbagai sudut pandang.

Satu hal yang menjadi barometer wanita bisa dikatakan sebagai wanita yang salihah adalah kebaikan. Namun, kebaikan di sini bukanlah kebaikan yang tunggal melainkan kebaikan yang universal. Wanita harus menjadi wanita yang baik bukan hanya di mata lelaki, namun juga wanita harus baik di mata Allah.

Kebaikan yang universal adalah kebaikan yang tak terbatas kepada siapapun.

Dalam diri wanita terdapat beberapa peran yang harus dipergunakan sebagai konektor untuk menjadi wanita yang salihah

Pertama, wanita sebagai seorang hamba. ingin menjadi seorang hamba yang salihah? Maka sudah seharusnya seorang hamba berbuat baik kepada Rabbnya. Dengan cara mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya.

Contohnya dalam kehidupan sehati-hari adalah kita menunaikan salat wajib, berbuat baik kepada tetangga, tidak menggunjing orang lain, tidak suka bergosip, dan masih banyak yang lainnya.

Kedua, wanita sebagai anak. jika ingin menjadi anak yang salihah maka berbuat baiklah kepada kedua orang tua, berbaktilah kepada orang tua. Dengan cara tidak melukai perasaanya, tidak membantah apa yang diperintahkannya selama masih dalam konteks baik dan benar.

Kenapa harus baik dan benar? Karena baik saja belum tentu benar namun benar sudah pasti baik. Peran ketiga seorang wanita adalah sebagai istri, istri yang salihah adalah istri yang berbuat baik kepada suaminya. Dengan cara, mentaati suaminya, memberikan hak-hak suaminya, menunaikan tugasnya sebagai istri, serta mampu menjaga kehormatannya sebagai seorang istri.

Peran keempat wanita sebagai ibu, ibu yang baik adalah ibu yang mengajarkan anak-anaknya untuk dekat dangan Rabbnya, mengenal Rabbnya dengan baik. Menjadi ibu yang menanamkan nilai-nilai agama sejak anak masih kecil.

Kelima, wanita sebagai menantu, wanita yang salihah adalah bukan hanya yang baik pada kedua orang tua kandungnya; tetapi wanita yang mampu untuk berbuat baik pada mertuanya. Keenam, wanita sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, menjadi wanita yang baik bukan hanya pada tatanan hidup berkeluarga namun dalam lingkungan sosial pun wanita harus mampu untuk berbuat baik.

Dengan menjalankan keenam perannya ini dengan baik, maka seorang wanita bisa dikatakan memiliki kebaikan yang universal.

Kedua, sifat wanita yang dirindukan oleh surga adalah wanita yang menjaga lisannya

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan yang terkenal dengan banyak melaksanakan salat, puasa, dan sedekah, hanya saja ia menyakiti tetangganya dengan lisannya.

Beliau bersabda, “Ia di neraka.” Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang perempuan yang terkenal dengan sedikit puasa, sedekah, dan salatnya. Ia hanya sedekah dengan sepotong keju, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Maka beliau bersabda, “Ia di surga.” (H.R. Ahmad)

Hadis ini seharusnya menjadi bahan renungan mendalam untuk setiap muslimah agar terus menjaga lisannya dari menyakiti orang-orang yang berada di sekitarnya. Menjadi wanita merupakan hal yang susah-susah gampang, karena disatu sisi wanita dalam sehari sanggup untuk mengeluarkan kata hingga 20.000 kata perhari sedangkan laki-laki hanya sanggup untuk mengeluarkan kata 7.000 per hari.

Tapi di sisi lain, kita sebagai wanita diperintahkan untuk menjaga lisan supaya berbicara secukupnya, tidak berlebihan. Seperti yang penulis tanamkan dalam diri “jika berbicara satu kata saja sudah cukup mengapa harus berbicara dua kata.”

Ketiga, sifat wanita yang dirindukan oleh surga adalah wanita-wanita yang menutup auratnya

Di abad ke 21 sekarang ini pembahasan tentang menutup aurat menjadi pembahasan yang sangat urgent. Pasalnya fakta bisa kita lihat secara langsung terlebih lagi di kalangan remaja; gaya berpakaian atau lifestyle remaja sekarang lebih banyak tidak sesuai dengan tuntunan syariat.

Bisa kita saksikan secara langsung ditempat masing-masing, kita bisa melihat wanita-wanita yang berpakaian, tapi telanjang. Wanita-wanita yang berpakaian hanya karena bagusnya saja tanpa mempertimbangkan apakah pakaian yang dikenakan sudah mampu menutup auratnya atau belum, yang berpakaian tapi transparan.

Gaya berpakaian seperti ini bukanlah seperti yang diperintahkan oleh syariat. Pakaian yang baik dan mampu menutup aurat seperti yang diperintahkan oleh syariat adalah pakaian yang longgar dalam artian tidak ketat; pakaian yang tidak transparan, yang tidak minim kain, serta pakaian yang tidak menyerupai kaum laki-laki.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Keempat, wanita yang dirindukan oleh surga adalah wanita-wanita yang taat pada suaminya

Dalam sebuah hadis dijelaskan; “Jika seorang wanita menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (pada bulan Ramadan), betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya; maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad)

 

https://rahma.id

 

0 komentar:

Posting Komentar