Menikmati Surga Dunia, sebelum ke Surga Akhirat
Hidayatullah.com | Surga, idaman semua orang, semua
agama, semua ajaran, semua kepercayaan, bahkan orang yang melakukan
kemungkaran, kekejian, kerusakan juga mengharap berada di Surga. Surga dalam pandangan mereka berbeda-beda,
sesuai dengan nalar dan kepercayaan mereka.
Tidak hanya orang dewasa yang mengharapkan Surga, anak
kecil pun yang belum tahu dosa dan pahala, juga menginginkan Surga. Dan dalam
pandangan mereka Surga hanyalah satu keyakinan, yaitu tempat yang indah, semua
serba ada, dan semua kebetuhan terpenuhi.
Orang yang bosan terhadap proses menuju Surga yang
sebenarnya, terkadang membuat Surga-surga dalam pikiran dan perilaku mereka,
dengan melakukan perzinahan, menegak minuman yang memabukkan, ekstasi, dan
mengumbar segala kekayaannya, kemewahannya dan kesombongannya. Mereka melakukan
dua hal demi kepuasan Surga dunia mereka, dengan (fisik) harta, tahta,
perempuan/laki-laki, keturunan dan (non fisik) pujian, kesombongan, dan lain
sebagainya.
Surga yang dijanjikan oleh Allah (bagi umat Islam) adalah
tempat yang aman, nyaman, kekal (ad-Dukhan : 51-57), semuanya hidup rukun,
tidak ada; pertengkaran, perselisihan, pertentangan, (al-Hijr : 45-48). Hidup
dengan segala keindahan, kemewahan, dan segala perhiasan (al-Kahfi : 30-31).
Memperoleh rizki yang tidak pernah ada habis-habisanya, disediakan minuman,
buah-buahan, daging dsb, dan tidak pernah merasakan kenyang atau pusing dan
mabu setelah memakan atau meminumnya. Disediakan pelayan dan ditemani oleh
bidadari yang cantik dan sebaya umurnya (Shad : 49-54) dan (al-Waqi’ah :
13-38).
Tidak pernah kesulitan dalam kehidupan di Surga, tidak
ada buah yang busuk. Semuanya diliputi dengan kemudahan, dan apapun yang
diinginkan pasti terpenuhi. (QS: Ar-Rahman: 68). Serta semuanya tampan dan
cantik, selalu muda, memiliki kulit yang mulus dengan pakaian yang tak pernah
kumal.Tidak pernah sakit, menderita atau mati (HR.Muslim). dan kesenangan yang
lainnya, perempuannya yang cantik-cantik, dan laki-lakinya tampan-tanpan,
terdapat sungai-sungai yang mengalirkan susu, madu bahkan arak dan tidak
memabukkan dan selalu menebar senyuman dan masih banyak gambaran-gambaran
bagaimana kehidupan ahli Surga. yang pada intinya, adalah kehidupan yang indah.
Menurut pandangan saya, selain keindahan Surga yang Allah
janjikan di atas (dan itu nanti setelah yaum hisab), maka kita akan selalu
menemukan dan merasakan Surga yang berada di dunia dengan melakukan beberapa
hal yang dilakukan oleh penduduk Surga. Karena kebaikan, keindahan,
kebahagiaan, dan kenikmatan tidak pernah dilarang oleh Allah di dunia
sebagaimana doa yang selalu kita harapkan, “Rabbana atina fiddunya hasanah wa
fil akhirati hasanah waqina adzabannar” (Ya Allah, berikanlah kepada Kami
kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari
siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).
Ibnu Kasir memberi makna “hasanah fi dunya” dengan segala
keinginan dan kebutuhan dunia seperti kesehatan, tempat yang nyaman, pasangan
yang baik, rizki yang banyak (wasi’), ilmu yang bermanfaat, dan perbuatan yang
baik. Kenikmatan, kenyaman, kebahagiaan yang tidak dilarang oleh Allah adalah
yang tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah, sedangkan kebahagiaan,
kenyamanan, dan kenikmatan yang dirasakan indah tetapi bertentangan dengan
ajaran Islam adalah kenikmatan semu belaka, menipu, dan pada akhirnya hanyalah
fatamorgana, tidak akan menemukan kekekalannya.
Seperti orang yang mencari ketenangan dan kedamaian, ia
mencarinya di dalam harta, tahta, perempuan/laki-laki, dan lainnya setelah ia
menemukannya dan merasakannya, maka ketenangannya akan sirna pula. Tetapi
berbeda dengan ketenangan yang Allah berikan, yaitu hanya dengan mengingatNya,
“..Orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tenteram (tahmainnu) dengan
mengingati Allah, Ingatlah..hanya dengan mengingati Allah hati akan menjadi
tenang (tahmainnu)…(QS: Ar-Ra’d:28).
Di sini ada pengulangan kata “tahmainnu” dua kali dengan
menggunakan fiil mudhari’ (kata kerja sedang atau akan) yang memiliki arti
“selalu” (liddawam). Serta menggunakan taukit (penguat/pengokohan). Artinya
akan selalu merasa tenang (damai, tentram), jika seseorang mengingat Allah.
Kedamaian, kebahagiaan, keindahan akan selalu menghiasinya jika ia selalu
mengingat Sang Pencipta, Sang Tempat Kembali, Sang pemberi Rizqi dan Yang
mengambilnya. Maka, ia akan merasakan Surga di dunia, jika selalu mengingat
“dari” dan “ke” mana pada akhirnya.
Bagaiman menemukan Surga di dunia?, ini pertanyaannya.
Seseorang yang melakukan apa yang dilakukan orang-orang ahli Surga, ia akan
menemukan Surga itu. Seperti apa:
Pertama, menciptakan tempat yang aman; secara spikis dapat
dilakukan dengan selalu berkhusnudhan kepada orang lain, tidak sombong, tidak
hasad dan tidak dengki.
Kedua, nyaman; selalu berbuat baik kepada orang lain (maka
insyallah orang lain akan juga demikian), selalu melayani kepentingan orang
lain, tidak minta untuk selalu dilayani.
Ketiga, semuanya hidup rukun,tidak ada; pertengkaran,
perselisihan, pertentangan, seperti cerminan ahli Surga dalam surat al-Hijr :
45-48.
Keempat, hidup dengan segala keindahan; berkata indah, bersikap
indah, melihat keindahan-keindahan Allah dengan bersyukur dan bertasbih,
seperti cerminan ahli Surga dalam surat al-Kahfi : 30-31.
Kelima, memperoleh rizki yang tidak pernah ada habis-habisanya;
kalau gambaran ahli Surga selalu disediakan minuman, buah-buahan, daging dsb,
dan tidak pernah merasakan kenyang atau pusing dan mabuk setelah memakan atau
meminumnya. Disediakan pelayan dan ditemani oleh bidadari yang cantik dan
sebaya umurnya (Shad : 49-54) dan (al-Waqi’ah : 13-38).
Maka bagaimana kita mendapatkannya di dunia?
Dengan bertakwa kepada Allah, maka akan dicukupkan
rizkinya oleh Allah dan akan diberikan rizki dari berbagai arah (min haisu la
yahtasib). Dan sikap kita di dunia juga menentukan kebahagian hidup dengan
qonaah (merasa cukup) terhadap rizki yang sudah diberikan oleh Allah, orang
qonaah adalah orang yang paling kaya dari pada kaya dengan limpahan harta,
tetapi mereka (orang yang kaya) selalu kurang dan tidak pernah puas dengan
pemberiaan lllah, sehingga orang yang seperti ini akan tersiksa di dunia, walau
banyak harta dan serba tercukupi.
Keenam, semuanya
diliputi dengan kemudahan, dan apapun yang diinginkan pasti terpenuhi. (QS:
Ar-Rahman: 68).
Orang yang bahagia, jika semua keinginannya selalu
dimudahkan oleh Allah dan selalu tepenuhi, lagi-lagi orang yang bertaqwa dan
beriman akan merasa, Allah selalu memberi kemudahan dalam segala urusannya,
selalu diberikan jalan keluar dalam kesulitannya, dan cara menghadapi kesulitan
pun tetap menggantungkan diri kepada Allah, sehigga dalam setiap nafasnya hanya
Allahlah yang dapat memberi solusi dalam setiap permasalahan, maka jika Allah
hanya tempat kembali, maka ia akan merasakan ketenangan, karena tidak ada angin
yang berhembus keculi dengan kuasaNya, dan tidak ada nafas yang berhenti juga
kecuali dengan kuasaNya.
Ketujuh, ahli Surga selalu menebar senyuman; tidak merengut,
judes, membenci, marah, dan sifat-sifat yang kurang baik lainnya, dan dengan
senyuman seseorang kita selalu merasakan kebahagiaan, demikian juga kita
memberikan senyuman kepada orang lain, di sana ada keindahan , kedamaian dan
kebahagiaan. Maka, memberikan senyuman, serasa kita menciptakan Surga di dunia.
Selain gambaran Surga di atas masih banyak gambaran-gambaran
kehidupan ahli Surga lainnya. Mudah-mudahan coretan singkat, menambah kebaikan
kepada penulis sendiri, dan juga bermanfaat apda pembaca. Allah A’lam
bishawab.*/Halimi Zuhdi, pengajar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Rep: Insan Kamil
Editor: Insan Kamil
0 komentar:
Posting Komentar