Bangun Emosi
Positif Untuk Siswa Dengan Spirit Al-Qur’an
Suasana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan hal
yang penting untuk di perhatikan. Hubungan emosional antara guru dan murid
menentukan kenyamanan belajar yang akan berdampak kepada meningkatnya potensi
siswa. “Seorang guru harus terbiasa berkomunikasi secara positif sekaligus
menghindar dari pola komunikasi negatif,” ungkap Miftah Ulya dalam sidang
disertasi terbuka pada hari Kamis (15/11) di ruang Ampiteater gedung kasman
Singodimejo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Dalam disertasinya yang berjudul “Emosi Dasar Dalam
Al-Qur’an dan Psikologi Pendidikan”, Miftah menyampaikan bahwa untuk mencapai
komunikasi yang positif guru perlu menjaga citra diri yang positif. Berbicara
fokus, bersikap mengajak bukan memerintah, tutur kata lembut menyejukkan, serta
gerakan badan wajar tidak dibuat-buat. “Seperti sabda Rasulullah SAW yang
berbunyi mudahkanlah dan jangan dibuat susah, senangkanlah dan jangan membuat
kecewa,” jelasnya.
Menurutnya mengatur emosi adalah kunci untuk
berkomunikasi positif yang tentunya sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an.
“Emosi dapat memberi pengaruh keberhasilan terhadap proses belajar dan mengukir
prestasi. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan menggapai
hasil belajar yang lebih baik. Sebaliknya emosi atau sikap komunikasi negatif
seperti berbohong, takut, marah dan lainya akan memperlambat pembelajaran atau
bahkan menghentikannya,” ungkap Miftah.
“Pendidikan Islam merupakan suatu proses pembelajaran,
pembentukan, pengembangan diri, dan mengoptimalkan potensi diri melalui proses
belajar berdasarkan nilai-nilai ajaran islam yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Dengan hal ini pengajar akan lebih mampu untuk memangun komunikasi positif
dengan muridnya,” tambah Miftah.
Dalam sidang terbuka ini Miftah berhasil lulus dengan
predikat sangat memuaskan. “Penting bagi pendidik untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik yang lebih baik, sehingga terjadi relasi emosi
yang harmonis. Dengan demikian saya harap pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an
yang bersifat humanis dapat dibangun sesuai dengan prisnip-prinsip dan spirit
Al-Qur’an,” ungkapnya. (Pras)
0 komentar:
Posting Komentar