Meminta
Perlindungan dari Bahaya pada Pagi dan Petang Hari
Ini bacaan bagus untuk melindungi dari bahaya dibaca
setiap pagi dan petang.
Hadits #1457
وَعَنْ
عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ –
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ
كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ
مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ
العَلِيمُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، إِلاَّ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ )) . رَوَاهُ
أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
))
Dari
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari
setiap harinya dan setiap petang dari setiap malamnya kalimat: BISMILLAHILLADZI
LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL
‘ALIIM (dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang
membahayakan di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar
lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa pun yang
membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih). [HR. Abu Daud, no. 5088; Tirmidzi, no. 3388; Ibnu Majah, no.
3388. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
Jangan Lupa
Membaca Dzikir Di Atas
Dalam akhir hadits di atas disebutkan bahwa
Aban bin ‘Utsman menderita lumpuh sebagian. Lantas ada seseorang yang mendengar
hadits dari Aban lalu memperhatikan dirinya. Aban berkata,
مَا لَكَ تَنْظُرُ إِلَيَّ ؟
فَوَاللَّهِ مَا كَذَبْتُ عَلَى عُثْمَانَ وَلاَ كَذَبَ عُثْمَانُ عَلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ ولَكِنَّ اليَوْمَ
الَّذِي أَصَابَني فِيْهِ مَا أَصَابَنِي غَضِبْتُ فنَسِيْتُ أَنْ أَقُوْلَهَا
“Demi
Allah, kenapa engkau terus memperhatikan aku seperti itu? Aku tidaklah
mendustakan hadits dari ‘Utsman, ‘Utsman pun tidak mungkin berdusta atas nama
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi hari ini terjadi apa yang sudah
terjadi. Aku sedang marah, lantas aku lupa membaca dzikir di atas.” (HR. Abu
Daud, no. 5088; Tirmidzi, no. 3388).
Faedah
Hadits
Hendaklah seorang muslim meminta perlindungan
kepada Allah dan menjadikan nama Allah untuk memudahkan aktivitasnya.
Dengan nama
Allah akan melindungi kita dari kejelekan secara makna, kejelekan ‘ain,
terlindung dari hewan jahat, terlindung dari jin, terlindung dari setan, karena
Allah Maha Mendengar keadaan hamba dan Maha Mengetahui segala kondisinya pada
setiap waktunya. Tidaklah suatu kejelekan menimpa kita melainkan dengan izin
Allah.
Disunnahkan
membaca dzikir ini untuk mendapatkan perlindungan dengan ketetapan Allah dari
segala bentuk mudarat dan bahaya.
Marah dapat
membuat kita luput dari kebaikan.
Jika Allah
berkehendak untuk menjalankan ketetapan-Nya, maka hamba tidak bisa mencegah apa
yang sudah menjadi ketetapan tersebut.
Doa dapat
menolak takdir.
Perawi
hadits sangat memperhatikan hadits dari segi penerimaan dan penyampaian.
Para salaf
begitu yakinnya kepada Allah dan begitu yakin dengan apa yang disampaikan oleh
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ini jadi
dalil bahwa waktu dzikir petang dimulai dari masuknya waktu malam yaitu
tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga waktu Isya berakhir. Dalam hadits
disebutkan, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya
dan setiap petang (masaa’) dari setiap malamnya.”
Baca di sini tentang “Akhir Waktu Dzikir
Petang”:
Akhir Waktu
Dzikir Petang
Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan
pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul
Jauzi.
Jami’ At-Tirmidzi. Cetakan Shafar, Tahun 1430 H.
Al-Hafizh Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa At-Tirmidzi. Tahqiq: Al-Hafizh Abu Thahir
Zubair ‘Ali Zai. Penerbit Dar As-Salam.
Sunan Abi Daud. Cetakan Shafar, Tahun 1430 H. Al-Hafizh
Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sajistani. Tahqiq: Al-Hafizh Abu Thahir
Zubair ‘Ali Zai. Penerbit Dar As-Salam.
Tabshiroh Al-A’masy bi Wakti Adzkar Ash-Shabaah wa
Al-Masaa’. Cetakan pertama, tahun 1432 H, hlm. 33-35. Abu ’Abdil Baari Al-’Ied
bin Sa’ad Sarifiy. Penerbit Maktabah Al-Ghuroba’ Al-Atsariyyah.
0 komentar:
Posting Komentar