Hadis hadis
Keutamaan Istighfar
BincangSyariah.Com – Manusia itu kadang salah dan lupa,
hingga ia melakukan hal-hal yang dilarang agama. Namun, selama ia mau meminta
ampunan/beristigfar kepada Allah swt., maka insya Allah ia pun akan diampuni
oleh-Nya. Di dalam kitab Lubbabul Hadis bab ke dua puluh, imam As-Suyuthi (w.
911) menuliskan sepuluh hadis tentang fadhilah atau keutamaan istighfar yang
perlu kita perhatikan sebagaimana berikut.
Hadis Pertama:
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ وَدَوَاءُ
الذُّنُوْبِ الْاِسْتِغْفَارُ}.
Nabi saw.
bersabda, “Setiap penyakit itu ada obatnya dan obat-obatnya dosa adalah
istighfar/meminta ampunan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Dailami dari
sahabat Ali r.a.
Hadis
Kedua:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ شَيْءٍ حِلْيَةٌ وَحِلْيَةُ الذُّنُوبِ
الْاِسْتِغْفَارُ}.
Nabi saw.
bersabda, “Setiap sesuatu itu ada perhiasannya dan perhiasan dosa-dosa adalah
istighfar/meminta ampunan.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan
periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika
mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis
Ketiga:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنِ اسْتَغْفَرَ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَارًّا مِنَ
الزَّحْفِ}.
Nabi saw.
bersabda, “Siapa yang meminta ampunan maka Allah akan mengampuninya meskipun ia
lari dari peperangan.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan
periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah
hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya. Hanya saja, terdapat hadis lain yang
semakna dengan hadis tersebut riwayat imam Abu-Daud, At-Tirmidzi, dan imam
Al-Hakim dari sahabat Ibnu Mas’ud sebagaimana berikut.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلاَثًا
غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَ فَارًّا مِنَ الزَّحْفِ.
Rasulullah
saw. bersabda, “Siapa yang mengucapkan Astaghfirullahal ‘adzim alladzi laa
ilaaha illaa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih (Aku meminta ampunan kepada
Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan
Berdiri sendiri. Aku bertaubat kepadaNya) tiga kali, maka dosa-dosanya telah
diampuni meskipun ia lari dari medan peperangan (di mana hal itu adalah
termasuk dosa yang besar).”
Hadis
Keempat:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَا أَصَرَّ مَنِ اسْتَغْفَرَ وَإِنْ عَادَ فِى الْيَوْمِ
سَبْعِيْنَ مَرَّةً}.
Nabi saw. bersabda,
“Tidak ada dosa yang menumpuk bagi orang yang meminta ampunan meskipun ia
mengulanginya dalam sehari tujuh puluh kali.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam
Abu Daud dan imam At-Tirmidzi dari sahabat Abu Bakkar As-Shiddiq r.a.
Hadis
Kelima:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنِ اسْتَغْفَرَ بَعْدَ الذُّنُوبِ غَفَرَ اللهُ لَهُ
فَهُوَ لَها كَفَّارَةٌ}.
Nabi saw.
bersabda, “Siapa yang meminta ampunan/beristighfar setelah melakukan dosa-dosa,
Allah mengampuninya, maka istighfarnya itu melebur dosa-dosanya.” Berdasarkan
penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan
imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan
periwayatnya. Hanya saja beliau menyebutkan hadis lain yang semakna dengan hadis
tersebut riwayat imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw.
bersabda, “Demi jiwaku yang berada dalam genggamanNya, seandainya kalian tidak
berdosa maka Allah akan pergi kepadamu, dan sungguh datang suatu kaum yang
berdosa lalu mereka meminta ampunan kepada Allah ta’ala maka Allah mengampuni
mereka.”
Hadis
Keenam:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِذَا كَثُرَ عَلَى أَحَدِكُمْ الذُّنُوب فَلْيَطْلُبِ
الْمَغْفِرَةَ بِالْاِسْتِغْفَارِ}.
Nabi saw.
bersabda, “Jika dosa-dosa salah satu dari kalian itu banyak, maka mintalah
ampunan dengan beristighfar.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum
menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani
ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis
Ketujuh:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إذَا كَثُرَتْ ذُنُوْبُ أَحَدِكُمْ فَلْيَسْتَغْفِرِ اللهَ}.
Nabi saw.
bersabda, “Jika dosa-dosa dari salah satu kalian itu banyak, maka mintalah
ampunan kepada Allah.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan
periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika
mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis
Kedelapan:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {الْاِسْتِغْفَارُ يَأكُلُ الذُّنُوْبَ كَمَا تَأْكُلُ
النَّارُ الْحَطَبَ الْيَابِسَ}.
Nabi saw.
bersabda, “Istighfar itu memakan dosa-dosa sebagaimana api melahap kayu bakar
yang kering.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat
hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis
ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis
Kesembilan:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {كَثْرَةُ الْاِسْتِغْفَارِ تَجْلُبُ الرِّزْقَ}.
Nabi saw.
bersabda, “Memperbanyak istighfar itu menarik rezeki.” Berdasarkan penelusuran
kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam
An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis
Kesepuluh:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {أكْثِرُوْا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ، فَمَنْ أَكْثَرَ مِنْهُ
جَعَلَ الله لَهُ مِنْ كُلِّ غَمٍّ وَهَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ}.
Nabi saw.
bersabda, “Perbanyaklah beristighfar, siapa yang memperbanyaknya maka Allah
memberikan kelapangan untuknya dari setiap kesedihan dan kegundahan, dan Allah
akan memberikan rezeki untuknya dari arah yang tidak terkira.” Berdasarkan
penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan
imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan
periwayatnya. Hanya saja beliau menyebutkan beberapa hadis yang semakna dengan
hadis tersebut yang diantaranya adalah riwayat imam Ahmad bin Hanbal dari
sahabat Ibnu Abbas sebagaimana berikut.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أكْثَرَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ
لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ
حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
Rasulullah
saw. bersabda, “Siapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan menjadikan
untuknya kelapangan dari setiap kegundahan, jalan keluar dari setiap
kesempitan, dan Dia memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga.”
Demikianlah
sepuluh hadis yang telah dijelaskan oleh imam As-Suyuthi tentang keutamaan
istighfar di dalam kitabnya yang berjudul Lubbabul Hadits. Di mana di dalam kitab
tersebut, beliau menjelaskan empat puluh bab dan setiap bab beliau menuliskan
sepuluh hadis dengan tidak menyantumkan sanad untuk meringkas dan mempermudah
orang yang mempelajarinya. Meskipun begitu, di dalam pendahuluan kitab
tersebut, imam As-Suyuthi menerangkan bahwa hadis nabi, atsar, maupun riwayat
yang beliau sampaikan adalah dengan sanad yang shahih (meskipun menurut imam
An-Nawawi di dalam kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsits ketika mensyarah kitab ini
mengatakan ada hadis dhaif di dalamnya, hanya saja masih bisa dijadikan
pegangan untuk fadhailul a’mal dan tidak perlu diabaikan sebagaimana
kesepakatan ulama). Wa Allahu A’lam bis Shawab.
Penulis Annisa
Nurul Hasanah
0 komentar:
Posting Komentar