HIDUPKAN SUNNAH
AWALI PAGIMU DENGAN ISTIGHFAR 100 KALI
Di antara petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
untuk memperbanyak istighfar adalah di pagi hari. Beliau biasa beristighfar
sebanyak 100 kali untuk mengawali harinya.
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
Saat kami duduk-duduk, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang (ke
kami). Kemudian beliau bersabda,
مَا
أَصْبَحْتُ غَدَاةً قَطٌّ إِلاَّ اِسْتَغْفَرْتُ اللهَ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Tidaklah
aku berada di pagi hari kecuali aku beristigfar kepada Allah sebanyak 100
kali.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan al-Thabrani di al-Ausath. Syaikh Al-Albani
menyatakan keshahihannya di Silsilah Al-Shahihah, no. 1600)
Hadits ini
menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa beristighfar di pagi
hari 100 kali. Ini sekaligus menjadi dalil bahwa istighfar 100 kali termasuk
bagian adzkar al-Shabah (zikir-zikir di pagi hari).
Adapun
Lafaz istighfar yang paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul
istighfar) sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin
Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى
عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ،
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ
فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma
anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika
wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka
bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz
dzunuuba illa anta [Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak
disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau].” (HR. Bukhari no. 6306)
Faedah dari
bacaan ini adalah sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan
dari lanjutan hadits di atas,
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ
النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ،
فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
»
“Barangsiapa
mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu
sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa
mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum
waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”
Dalam
Shahih Bukhari dan Muslim lafaz istighfar yang di baca Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku
memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” HR. Al-Bukhari/ Fat-hul
Baari XI/101 dan Muslim no.2702
عَنِ ابْنِ عُمَرَ
قَالَ:قَالَ رَسُو لُ اللهِ صلي الله عليه وسلم : يَااَيُّهَا النَّسُ،
تُوبُواإِلَيْ اللهِ. فَإِنِّيْ اَتُوبُ فِيْ الْيَومِ إِلَيْهِ مِانَةً مَرَّةٍ
Dari Ibnu
‘Umar ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda: ‘Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku
bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.’” HR. Muslim no. 2702 (42).
Nabi صلي
الله عليه وسلم bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ
إِلَيْهِ
‘Aku
memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi kecuali Dia, Yang Maha hidup lagi Maha berdiri sendiri dan aku
bertaubat kepada-Nya.’
Maka Allah
akan mengampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang.” HR. Abu
Dawud no. 1517, at-Tirmidzi no. 3577 dan al-Hakim I/511. Lihat Shahiih
at-Tirmidzi III/282 no. 2381.
http://www.infaqdakwahcenter.com
0 komentar:
Posting Komentar