Keutamaan Bulan
Syaban
Keutamaan dan keistimewaan bulan Sya'ban kian bertambah
dengan berita kelahiran Imam Husein as, seorang pribadi yang merupakan
manifestasi dari semua kebaikan. Sosok mulia ini tumbuh berkembang di atas
pundak Nabi Muhammad Saw, mempersembahkan semua wujudnya di jalan Tuhan dan
pada akhirnya gugur syahid di jalan-Nya. Pada tanggal 3 Sya'ban tahun keempat
Hijriah, Imam Husein as terlahir ke dunia. Masa-masa indah kehidupan Imam
Husein dirasakan saat ia hidup bersama kakeknya, Muhammad Saw. Imam Husein as
tumbuh besar dalam sebuah keluarga yang dipenuhi dengan kesempurnaan dan
keutamaan akhlak. Keberadaan kedua orang tuanya, yaitu Imam Ali as dan Sayidah
Fathimah sa -- dua insan mulia hasil didikan Nabi Saw – membuat Imam Husein as
juga menjadi manusia yang dipenuhi dengan keutamaan dan makrifat akan hakikat
Ilahiah.
Oleh karena itu,
kaum Muslim dan para pecinta Ahlul Bait as memilih berpuasa pada hari itu
sebagai rasa syukur atas kehaliran Imam Husein as, dan mereka membaca doa ini;
اَللّهُمَّ
اِنّى اَسْئَلُکَ بِحَقِّ الْمَوْلُودِ فى هذَا الْیَوْمِ... اَللّهُمَّ فَصَلِّ
عَلى مُحَمَّدٍ وَ عِتْرَتِهِ وَ احْشُرْنا فى زُمْرَتِهِ وَ بَوِّئْنا مَعَهُ
دارَ الْکَرامَةِ وَ مَحَلَّ الاِقامَةِ. اَللّهُمَّ وَ کَما اَکْرَمْتَنا
بِمَعْرِفَتِهِ فَاَکْرِمْنا بِزُلْفَتِهِ وَ ارْزُقْنا مُرافَقَتَهُ وَسابِقَتَهُ
وَ اجْعَلْنا مِمَّنْ یُسَلِّمُ لاِمْرِهِ وَیُکْثِرُ الصَّلوةَ عَلَیْهِ عِنْدَ
ذِکْرِهِ وَ عَلى جَمیعِ اَوْصِیاَّئِهِ وَ اَهْلِ اَصْفِیاَّئِهِ... اَللّهُمَّ
وَهَبْ لَنا فى هذَا الْیَوْمِ خَیْرَ مَوْهِبَةٍ وَاَنْجِحْ لَنا فیهِ کُلَّ
طَلِبَةٍ کَما وَهَبْتَ الْحُسَیْنَ لِمُحَمَّدٍ جَدِّهِ..."
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan
kebenaran bayi yang lahir pada hari ini… Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada
Muhammad dan keluarganya serta kumpulkanlah kami dengan golongannya dan berilah
tempat kepada kami bersamanya di surga dan rumah abadi. Ya Allah, sebagaimana
Engkau telah memuliakan kami dengan pengetahuannya, maka muliakanlah kami
dengan kedekatan dengannya dan karuniakanlah kami persahabatan dengannya. Dan
jadikanlah kami sebagai orang-orang yang tunduk pada perintahnya dan
orang-orang yang memperbanyak shalawat kepadanya dan kepada para aulianya
ketika mendengar namanya… Ya Allah, berikanlah kepada kami pada hari ini
pemberian terbaik dan penuhilah setiap permintaah kami di dalamnya sebagaimana
Engkau memberikan Husein kepada Muhammad, kakeknya…"
Tidak
diragukan lagi bahwa sebagian waktu lebih utama dari sebagian yang lain. Semua
detik-detik di sepanjang bulan Ramadhan, malam Lailatul Qadar, malam Bitsat
(pengutusan) Nabi Saw, Hari Raya Ghadir dan… adalah termasuk momen-momen yang
sarat keutamaan. Akan tetapi, terlepas dari kemuliaan inheren yang dimiliki
oleh sebagian hari, ada peristiwa-peristiwa penting yang turut menambah
keagungan hari-hari tersebut. Pertengahan bulan Sya'ban juga termasuk di antara
hari-hari yang paling mulia dan diagungkan dalam Islam, dan kemuliaan itu
semakin lengkap dengan peristiwa kelahiran Imam Mahdi as.
Masyarakat
akan memperoleh keberkahan terbesar dengan kelahiran seorang wali Allah Swt,
sebab ia adalah manusia terbaik di muka bumi dan kehadirannya akan menebarkan
berkah bagi semua penduduk planet ini. Imam Mahdi as dilahirkan pada waktu
sahar tanggal 15 Sya'ban tahun 255 Hijriyah.
Pada
intinya, ada banyak kesamaan antara keutamaan malam Nisfu Sya'ban dan malam
Lailatul Qadar. Mengenai keutamaan malam Nisfu Sya'ban, Imam Muhammad al-Baqir
as berkata, "Malam itu adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul
Qadar. Pada malam itu, Allah akan menganugerahkan keutamaannya kepada para
hamba dan dengan kedermawanannya, Dia akan mengampuni dosa-dosa mereka. Oleh
karena itu, berusahalah untuk mendekatkan diri kepada Allah pada malam itu,
malam di mana Tuhan telah berjanji bahwa orang yang meminta kepada-Nya tidak
akan kembali dengan tangan hampa, kecuali ia meminta sesuatu yang mengandung
dosa."
Ada banyak
amalan yang khusus dilakukan pada bulan Sya'ban. Namun, beberapa dari mereka
juga dikerjakan pada bulan-bulan lain dan bersifat umum. Semua amalan itu
bertujuan untuk mensucikan diri dan mengantar manusia menuju pada kesempurnaan.
Mandi adalah salah satu amalan umum yang dilakukan untuk menyambut hari-hari
tertentu sepanjang tahun, termasuk malam pertengahan bulan Sya'ban. Mandi
adalah mencuci seluruh anggota tubuh dengan niat mendekatkan diri kepada Allah
Swt dan mematuhi perintah-perintah-Nya.
Sebelum
memulai setiap ibadah, manusia akan mensucikan dirinya dengan air yang suci dan
bersih. Pada dasarnya, mereka ingin menarik perhatian Tuhan dengan badan yang
bersih dan suci. Jika seseorang telah melakukan dosa dengan penglihatannya atau
dengan salah satu anggota badannya, maka dengan mensucikan anggota
lahiriyahnya, ia berarti telah membuka jalan untuk membersihkan batinnya yaitu,
taubat dan terbebas dari dosa.
Mengenai keutamaan
malam Nisfu Sya'ban, Rasulullah Saw bersabda, "Aku tertidur di malam
pertengahan Sya'ban dan kemudian Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai
Muhammad! Apakah engkau tertidur di malam ini?' Aku menjawab, 'Wahai Jibril!
Malam apakah ini?' Jibril berkata, 'Malam ini adalah malam pertengahan bulan
Sya'ban… Wahai Muhammad! Barang siapa yang menghidupkan malam ini dengan
takbir, tasbih, tahlil (لاَ إِلَهَ إِلَّا الله),
berdoa, menunaikan shalat, membaca al-Quran, melakukan ibadah sunnah, dan
beristighfar, maka surga akan menjadi rumah dan tempat ia kembali… malam ini
adalah malam di mana tidak ada orang yang memanjatkan doa kecuali doanya
dikabulkan, tidak ada orang yang memohon sesuatu kecuali permintaannya
dipenuhi, tidak ada orang yang meminta ampunan kecuali dosanya diampuni, dan
tidak ada orang yang bertaubat kecuali taubatnya diterima. Barang siapa yang
tidak mendapatkan kebaikan di malam ini, maka ia telah kehilangan sebuah
kebaikan yang besar."
Malam Nisfu
Sya'ban merupakan sebuah kesempatan spiritual yang tepat dan bernilai untuk
bermunajat kepada Allah Swt dan mendekatkan diri kepada-Nya di tengah kesunyian
malam. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa barang siapa yang terjaga di malam
itu, maka hati dia tidak akan pernah mati di hari semua hati mati. Salah satu
amalan yang mendapat perhatian besar dari semua mazhab Islam pada malam Nisfu
Sya'ban adalah shalat al-khair (shalat yang baik) atau shalat al-fiyah yang di
dalamnya dibacakan surat al-Ikhlas sebanyak seribu kali.
Pelaksanaan
shalat tersebut menunjukkan bahwa semua mazhab baik Syiah maupun Sunni,
memuliakan dan mengagungkan malam Nisfu Sya'ban. Menurut beberapa riwayat dari
Rasul Saw dan Ahlul Baitnya, malam itu menyamai pahala malam Lailatul Qadar dan
mereka menghidupkan malam Nisfu Sya'ban hingga subuh dengan bermunajat dan
memberi makan kepada orang lain.
Seorang
ulama besar, Sayid Ibn Thawus dalam bukunya, Iqbal al-'Amal, berbicara tentang
masalah shalat seratus raka'at, tata cara, dan pahalanya di malam Nisfu
Sya'ban. Beliau menulis, "Dalam sebuah riwayat tentang keutamaan shalat
seratus raka'at – membaca surat al-Fatihah satu kali dalam setiap raka'at dan
surat al-Ikhlas sepuluh kali – disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, 'Barang
siapa yang menunaikan shalat itu pada malam tersebut, Allah akan memandangnya
dengan rahmat sebanyak 70 kali dan dalam setiap pandangan, 70 hajatnya akan
dikabulkan, di mana yang paling kecil dari itu adalah pengampunan atas
dosa-dosanya."'
Di antara
amalan khusus pada malam Nisfu Sya'ban adalah membaca doa Kumail. Doa ini
dinamakan doa Kumail. Sedangkan Kumail sendiri adalah seorang sahabat Imam Ali
bin Abi Thalib as yang sangat setia. Nama lengkapnya adalah Kumail bin Ziyad
an-Nakhai.
Dalam Iqbal
al-'Amal, Ibn Thawus mengisahkan, "Kumail an-Nakhai berkata, 'suatu kali
aku duduk bersama Imam Ali di masjid Bashrah bersama sekelompok sahabat beliau.
Lalu, seorang di antara mereka bertanya, ‘apa maksud ayat, ‘Pada malam itu
diuraikan segala urusan yang penuh hikmah?’ (Ad-Dukhan: 4). Imam Ali menjawab,
'Malam itu malam Nisfu Sya’ban. Demi Dzat yang nyawa Ali berada di
genggaman-Nya, baik-buruk segenap hamba dibagikan pada malam Nisfu Sya’ban
hingga akhir tahun. Dan barang siapa yang menghidupkannya dan berdoa di waktu
itu dengan doa Nabi Khidir, maka Allah akan mengabulkan doanya.’”
Malam Jumat
terakhir di bulan Sya'ban juga termasuk di antara momen-momen yang penuh
berkah. Demikian juga dengan puasa tiga hari menjelang berakhirnya bulan
Sya'ban. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Barang siapa yang berpuasa di
tiga hari terakhir Sya'ban dan menyambungnya dengan bulan Ramadhan, maka Tuhan
akan menulis pahala puasa dua bulan berturut-turutuntuknya." Dalam
sejumlah riwayat disebutkan bahwa Tuhan pada malam terakhir Sya'ban – demi
kemuliaan bulan Ramadhan – akan mengampuni banyak dosa hambanya.
0 komentar:
Posting Komentar